
Ende, Tananua News| Sebanyak 90 orang Petani dari enam Desa kunjung belajar di Balai Beni Hortikultura desa Detubapa untuk memperdalam pengetahuan mereka dalam bidang pertanian dan perkebunan.
Acara tersebut menjadi momentum penting bagi mereka untuk menggali teknik-teknik modern dan praktek terbaru yang dapat diterapkan di lahan-lahan mereka.
Kegiatan belajar bersama ini adalah bagian dari Peningkatan pengetahuan dan pemahaman dalam rangka mendorong isu Increasing Resiliency through Climate Change Adaptation and Disaster Risk Reduction in Nusa Tenggara project (INCIDENT) atau Adaptasi Perubahan iklim dan pengurangan Resiko Bencana yang ada di NTT.
Koordinator Program Benyamin Gosa dalam sambutannya mengatakan kegiatan yang didalankan ini merupakan salah satu proses pembelajaran dilapangan dan praktek langsung dalam rangka mitigasi Resiko bencana dan bagaimana petani bisa beradaptasi terhadap perubahan iklim. Jadi, Pendidikan lapangan itu sangat penting dana hari ini bisa bertukar pengetahuan dengan sesama petanin yang hadir pada kegiatan ini.
“Pendidikan di lapangan, seperti yang kita lakukan hari ini, juga memiliki nilai yang sangat penting. Kami berharap kunjungan ini dapat membuka mata dan pikiran kita semua untuk mengadopsi pendekatan baru dalam pengelolaan pertanian,” Ucap Benyamin Gosa Koordinator Program Incident, pada(24/06) di kegiatan tersebut.
Menurutnya, Pendidikan itu tidak seharusnya di rumah , di gedung atapun formal tetapi pendidikan praktek langsung dilapangan merupakan salah satu proses pendidikan yang lebih terekam dengan baik. Semua sumber pengetahuan ada di alam tinggal bagaimana cara untuk mempelajari dan mempraktekannya.
“ Kita hari ini mempelajari dan sekaligus menciptakan pengelaman baru yang tentu semua orang belum memiliki, oleh karena itu mari belajar bersama untuk pertanian kita akan lebih baik”, terangnya.
Sementara itu Koordinator dari Balai Benih Hortikutura Cerilus Wajo dalam Sambutan menjelaskan dua fokus utama kegiatan mereka: Pertama, pertanian untuk pengelolaan tanaman berumur panjang dan Kedua, perkebunan yang menitikberatkan pada tanaman hortikultura.
“Kami ingin mengajak semua peserta untuk belajar dan saling berbagi pengalaman, sehingga pengetahuan tentang pertanian dan perkebunan dapat semakin diperkaya,” tambahnya.
Kegiatan kunjungan belajar ini dipandu oleh Marcelo Jago, seorang pendamping lapangan yang berpengalaman dalam bidangnya. Peserta dibagi ke dalam dua kelompok besar berdasarkan minat mereka: kelompok minat perkebunan dan kelompok minat pertanian. Masing-masing kelompok ditemani oleh empat orang staf dari Balai Benih Hortikultura Detubapa (BBH Detubapa), yang siap membantu memfasilitasi pembelajaran dan diskusi.
Pengalaman Pertama di Lapangan
Saat petani-petani dari berbagai desa tiba di Lembaga Pertanian dan Perkebunan Detubapa, terlihat kegembiraan di wajah mereka. Bagi banyak dari mereka, ini adalah pengalaman pertama kali mengunjungi sebuah lembaga yang khusus bergerak dalam bidang pertanian dan perkebunan seperti Detubapa. Mereka dibawa melalui tur singkat yang menggambarkan fasilitas dan lingkungan kerja lembaga tersebut sebelum memulai kegiatan inti.
Kedua kelompok besar mulai menerapkan pembelajaran praktis sejak awal. Kelompok minat pertanian terfokus pada tekni-tanam dan pemeliharaan tanaman berumur panjang seperti durian dan kakao. Di bawah bimbingan ahli dari BBH Detubapa, mereka diajarkan teknik sambung pucuk dan perawatan yang tepat untuk memaksimalkan hasil tanaman. Sementara itu, kelompok minat perkebunan berfokus pada budidaya tanaman hortikultura seperti tomat, lombok, dan kopi. Mereka belajar tentang teknik stek tanaman dan strategi pemeliharaan yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman mereka di lahan kecil.
Sesi Diskusi dan Berbagi Pengalaman
Salah satu momen yang paling berkesan dari kunjungan belajar ini adalah sesi diskusi dan berbagi pengalaman antara para petani dan fasilitator dari BBH Detubapa. Petani dengan penuh antusias bercerita tentang tantangan yang mereka hadapi di lapangan, seperti masalah penyakit tanaman dan perubahan iklim yang mempengaruhi hasil panen mereka. Di sisi lain, para fasilitator memberikan wawasan tentang teknologi terbaru dalam pengelolaan pertanian yang dapat membantu mengatasi masalah-masalah tersebut.
Diskusi berjalan dua arah, di mana ide-ide baru tentang inovasi dalam pertanian diperbincangkan. Beberapa petani bahkan menyampaikan ide-ide mereka sendiri tentang penggunaan pupuk organik dan teknik irigasi yang lebih efisien. Ini menunjukkan bahwa kunjungan belajar bukan hanya tentang menerima informasi, tetapi juga tentang membangun komunitas dan jaringan yang mendukung inovasi lokal dalam pertanian.
Penerapan Pengetahuan di Lapangan

Kegiatan selama kunjungan belajar ini tidak hanya berhenti di ruang kelas atau di lapangan demonstrasi. Para petani diundang untuk melakukan praktik langsung di lahan percobaan yang disediakan oleh BBH Detubapa. Mereka diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan langsung teknik-teknik yang baru mereka pelajari, dibimbing oleh para ahli yang siap membantu menjawab setiap pertanyaan dan memecahkan setiap masalah yang mungkin muncul.
Para petani sangat antusias mengambil bagian dalam kegiatan ini, karena mereka menyadari pentingnya mengadaptasi teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas tanaman mereka. Beberapa di antara mereka mulai merencanakan untuk menerapkan teknik sambung pucuk pada pohon durian mereka yang sudah ada di desa, sementara yang lain berencana untuk mengubah cara mereka mengelola lahan untuk menanam kopi dan kakao.
Harapan dan Aspirasi ke Depan
Dengan berakhirnya kunjungan belajar ini, harapan dan aspirasi baru muncul di antara peserta. Mereka melihat kunjungan ini sebagai langkah awal untuk mengubah paradigma dalam pertanian lokal mereka. “Saya sangat berterima kasih atas kesempatan ini,” kata salah satu petani, “kami tidak hanya belajar, tetapi juga merasa didukung untuk menerapkan perubahan yang diperlukan di desa kami.”
Para koordinator dan staf BBH Detubapa juga berharap bahwa kunjungan ini dapat menjadi bagian dari perjalanan panjang dalam meningkatkan kualitas hidup petani-petani lokal. Mereka berkomitmen untuk terus mendukung petani dengan informasi, pelatihan, dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Kunjungan belajar ke Detubapa ini bukan hanya sekadar acara biasa, tetapi merupakan momen yang membangkitkan semangat untuk mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan di wilayah ini. Dengan kolaborasi antara petani, lembaga pertanian, dan perkebunan seperti Detubapa, diharapkan akan lahir inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan hasil pertanian dan memperbaiki kesejahteraan petani.
Dalam skala yang lebih luas, kunjungan ini juga menjadi contoh bagaimana pendidikan dan pembelajaran di lapangan dapat memainkan peran penting dalam pengembangan ekonomi pedesaan dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan teknologi yang ada, petani-petani lokal ini dapat menjadi agen perubahan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan di komunitas mereka.
Sebagai penutup, kunjungan belajar ini tidak hanya meninggalkan jejak dalam bentuk pengetahuan baru, tetapi juga dalam bentuk hubungan yang kuat antara para petani dan lembaga pendukung mereka. Semoga kunjungan ini menjadi awal dari banyak kolaborasi yang menguntungkan bagi masa depan pertanian dan perkebunan di wilayah Kabupaten Ende.
Ditulis oleh : Mikel
Eksplorasi konten lain dari Tananua Flores
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.