Kopi Spesial dari Rutujeja masuk pasar UKM Pelita Tananua

Beranda Berita Desa

Ende-Rutujeja, Tananua Flores| Pagi belum juga cerah. Awan mendung hitam masih berkeliaran di atas langit. Sisa basah hujan semalam masih tampak sepanjang jalan. Basah daun di halaman masih bergerak bersama tiupan angin laut pantai Bita. Genangan air di jalan bergerak sesekali menciprat kendaraan yang lewat. Satu persatu langkah para Staf Tananua bergerak masuk halaman kantor Yayasan Tananua, di lorong Bita Beach-Ende.

Natalia duduk sebentar menanti bersama 2 karung Kopi. Sebentar lagi pegawai UKM Pelita akan tiba. Setelah beberapa waktu pintu akhirnya dibuka dan Natalia bisa menimbang Kopi spesial hasil olahan  fermentasi dari Desa Rutujeja.

Natalia Sara menjual Kopi Ke UKM Pelita. Natalia Sara kedua dari kanan dan Maria Ewo Staf UKM Pelita paling kanan, bersama pemuda Rutujeja. Foto:EW/13/7/2022

Natalia (37) telah menikah dan memiliki 4 orang anak. Bersama Suaminya Simon Ia bekerja sebagai Petani. Sebagai Petani Natalia memiliki tanaman umur panjang seperti kemiri dan kopi, juga beberapa lahan holtikultura untuk mencukupi kebutuhan pangannya.

Padi, jagung, dan sayur-sayuran ditanam dan dimanfaatkan untuk kebutuhan dapur. Lahan Kopi seluas 1 hektar menjadi sumber pendapatan utama. Hasil dari Kopi yang dipanen mencapai 100 Kg per tahun. Hari ini Natalia bisa menjual 40 Kg Kopi, dengan 1 Kg Kopi seharga 55 ribu. Sementara permintaan dari UKM Pelita cukup tinggi. Hampir lebih dari 100 Kg.

Hadirnya Yayasan Tananua Flores di Rutujeja membawa dampak positif bagi pengembangan kualitas dan kuantitas hasil panen pertanian dan perkebunan. “Karena ada Tananua yang datang motivasi, cerita-cerita begini, akhirnya kami masyarakat bisa penasaran dan mau belajar untuk mengolah kopi menjadi hasil yang baik, kenang Natalia.

Pendamping Lapangan Tananua, Arnold Mage fokus mendampingi kelompok-kelompok tani. Lembaga Tananua mendampingi masyarakat di bidang pertanian, kesehatan, dan pembuatan obat tradisional.

Di bidang pertanian bekelanjutan ada fasilitasi dan pembentukan kelompok tani, pembagian benih sayur, pembuatan pupuk organik padat dan cair, Pelatihan P3S ( pemupukan, panen sering, pemangkasan, dan sanitasi), serta pengolahan pangan lokal menjadi makanan bergizi dan siap santap dengan tampilan yang menarik.

Green Bean Arabica dari Rutujeja, Ende. Foto: EW/ 13/7/2022

Pendampingan masyarakat petani dalam bentuk kelompok lebih efektif dari pada orang per orang. Jika pendampingan orang per orang maka akan membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang dikeluarkan menjadi besar, Kata Benyamin Gosa. Senior Pendamping Lapangan Yayasan Tananua Flores (sejak 1991) ini juga menambahkan bahwa dalam kelompok tani ada nilai gotong royong.

Pendamping Lapangan bertugas untuk mendampingi kelompok tani. Karena itu pendamping lapangan wajib turun kebun serta wajib bimbing kelompok untuk menjadi bagus. Di kebun bisa sambil kerja, sambil ngobrol, dan praktik langsung tentang pertanian cerdas. Pendamping lapangan juga melatih anggota kelompok untuk membuat administrasi yang baik, kata pendamping program INCIDENT ini. (Edi BW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *