Kreativitas Masyarakat Desa Sebagai Upaya Keberlanjutan

Berita Desa Opini

Salam Pemberdayaan !

“Upaya pendampingan  terhadap masyarakat desa melalaui kelompok kerajinan tangan bukan sekedar sebuah hal untuk menjalankan tugas pendampingan  terhadap masyarakat tetapi bagaimana kita bisa bertanggungjawab untuk keberlanjutan  usahan yang sedang mereka perjuangkan”

 

Mengenal Marme,Tenun dari desa Kolikapa dan Kursi Rotan dari  desa Kebirangga Selatan

Marme di kenal sebagai salah satu produk  kerajinan tangan dari Desa kolikapa. Sejak tahun 2019 hingga 2021  Produk ini terus di kembangkan oleh salah satu kelompok usaha di desa kolikapa. Bukan saja minyak Marme tetapi kelompok usaha ini juga mengembangkan tenun ikat. Usaha kerajinan tangan ini tidak hanya di Desa Kolikapa tetapi  juga ada di desa Kebirangga selatan. Disana kelompok tani ini mengembangkan usaha kerajinan tangan dengan memanfaatkan bahan baku dari Rotan untuk membuat Kursi,meja dan lain-lain.

Memang kalau dilihat Jenis usaha yang di kembangkan oleh kelompok tani ini membuahkan nilai ekonomis yang  sangat tinggi jika semua itu di manfaatkan dan di kembangkan secara baik. Namun hal ini menjadi berbeda jika Produksi meningkat dari kelompok tani  sedangkan respon pasarnya sangat menurun tentu ini menjadi sebuah tantangan.

Sekarang ini tantang terbesar dari seluru usaha petani baik itu kerajinan tangan maupun usaha komodi pertanian semuanya bergantung pada pasar. Peluang pasti ada namun struktur untuk mendukung agar produk yang di hasilkan mempunyai nilai ekonomis butuh kerja keras.

Dari kedua desa yang disebutkan di atas kelompok tani yang mengembangkan usaha kerajinan tangan mengalami berbagai kendala baik itu alat teknologi, permodalan maupun akses pasar.

Yang di alami oleh kelompok tani dari kedua desa tersebut adalah ketersedian akses pasar.  Bukan hanya itu namun ada beberapa factor yang menjadikan produk petani di desa kala bersaing di dunia pasar modern. Realitasnya Usaha kelompok tani pengrajin terus berjalan walupun dengan nilai ekonomis pas-pasan. Ada beberapa penunjang usaha yang perluh di damping pemerintah maupun lembaga swasta lainnya, diantarannya perizinan, hak penciptaan maupun pengujian di Balai POM. Semuanya itu menjadi factor pendukung dalam memajukan usaha kelompok. Semangat petani dalam membangun usaha produksi sudah ada tinggal factor penunjang dan pendampingan Rutin oleh unsur yang berkepentingan.

Dari gambaran singkat di atas sebenarnya kelompok yang ada di dua desa tersebut sangat membutuhkan unsur penunjang agar hasil karya dari kelompok dapat membantu meningkatkan ekonomi rumah tangga mereka.  Saat ini pendampingan Rutin dari Staf tananua Flores sudah ada, produktifitas dan keterampilan petani sudah mulai di bangun, memasarkan produk lewat pasar di desa sudah perlahan di jalankan hanya Peningkatan nilai eknomisnnya masih sangat minim bahkan tidak ada.

Dampak Covid 19

Situasi dunia saat ini sedang mengguncang dengan pandemic wabah virus corona. Dan kondisi itu sangat mengganggu sendi-sendi kehidupan masyarakat. Dengan pandemic ini seluruh aktivitas masyarakat menjadi terbatas, bahkan mengacam nyawa. Hal ini juga terganggu usaha-usah produktif yang ada di desa-desa. Kelompok-kelompok usaha yang ada di desa-desa tentu sangat terpukul dengan kondisi ini. Namun Masyarakat yang telah tergabung dalam kelompok usaha petani tidak tinggal diam. Mereka terus bergerak untuk mempertahankan hidup bekerja dan berwirausaha demi menghadipi gelombang massif pandemic covid 19.

Dan jangan sampai covid 19 ini akan terus memperlemah seluruh aktivitas ekonomi, kelompok tani di desa harus mempunyai harapan untuk bangkit dan mengembangkan kembali usaha produktif.  Pandemi covid 19 ini bukan saja mengancam kelompok tertentu  melainkan semua masyarakat di dunia ini.

Pandemi Covid 19 bukan membuat semangat berkelompok mundur namun harus mulai bangkit untuk melakukan sesuatu. Sambil menunggu kapan perang  melawan covid ini berakhir maka  semangat masyarakat desa  harus di bangun untuk Merintis berbagai bentuk kegiatan  peningkatan ekonomi.

Kedua desa tersebut antara kolikapa dan Kebirangga selatan saat ini tentu dalam melakukan aktivitas tetap memperhatikan protokol kesehatan sesuai ketentuan dan arahan pemerintah. Mentaati Protokol kesehatan itu tentu menjadi gerakan bersama untuk pemutusan matarante Penyebaran wabah Covid 19. Dan tugas utama pendamping di desa adalah terus membangun edukasi dan pemahaman agar kesehatan masyarakat tetap terjaga dan bisa keluar dari bencana yang ada. Wabah COVID 19 ini juga mengancam hubungan social kemasyarakatan. Semula hubungan social berjalan dengan baik antar yang satu dengan lainnya, sekarang dengan pandemi Covid 19 ini semuanya menjadi terbatas. Di bidang Pendidikan, bidang pertanian dan bidang pariwisata semuanya terganggu.

Ancaman Covid 19  telah menambah pekerjaan baru bagi Kelompok usaha yang ada di desa yakni bagaimana strategi pemasaran  yang perluh di lakukan dalam menghadapi  situasi dunia baru saat ini.

Persoalan serius yang dihadapi oleh kelompok  adalah pemasaran bersama  atau Pasar yang bisa mengakses produk dari kelompok yang ada di desa. Saat ini kedua desa yang di sebut di atas  menjadi salah satu  desa dampingan Yayasan Tananua Flores. Dan Dorongan Tananua adalah menjadikan Kelompok usaha yang ada di desa mempunyai produk unggulan , sehingga potensi yang ada di Desa bisa membantu peningkatan ekonomi keluarga.  Dan yang kondisi saat ini Sarana pemasaran masih menjadi kendala sehingga butuh  diperhatikan secara serius, agar dapat mengakomodir hasil usaha dari masyarakat desa. Akses informasi pasar  bagi masyarakat sangat sedikit dan ini tidak mungkin menjadi peran masyarakat untuk berpikir, tentunya pihak pemerintah agar secepatnya membuka isolasi yang sedang membalut masyarakat.

Mewujudkan kemandirian ekonomi di desa.

Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat memang membutuhkan proses yang berkelanjutan agar ketahanan ekonomi lebih kuat dan masyarakat mengalami perubahan dari waktu-kewaktuharus, dan untuk mencapai itu sehingga masyarat untuk menghantar masyarakat menuju kepada titik kesejahteraan tentu pembangunan yang ideal membutukan modal dan kerjasama serta dukungan dari berbagai pihak.   Sebab, dari rekam jejak lembaga Yayasan Tananua Flores sudah bekerja dengan desa sudah sangat lama yaitu dari desa yang satu ke desa lainnya di kabupaten Ende.

Yayasan Tananua Flores-Ende (YTNF) merupakan sala satu Lembaga swadaya Masyarakat yang masih konsisten selama 30 tahun mendampingi masyarakat desa melalui pendekatan pemberdayaan berbasis swadaya.

Dalam proses pendampingan melalui bidang kerja ekonomi kemasayrakatan sebagai pintu masuk pendekatan menggali potensi yang masyarakat Konsep itu sebagai pintu masuk agar Tananua bisa mulai mendamping masyarakat sesuai dengan tujuan pemberdayaan.

Kondisi yang ada saat ini terdapat sejumlah kelompok produktif yang fokus pada bidang usaha bersama seperti yang telah disebutkan diatas.

Kelompok usaha bersama ini dirintis oleh masyarakat sendiri setelah melalui proses pendekatan fasilitator  Tananua Flores dengan masyarakat  itu sendiri sehingga kesadaran yang dibangun adalah kesadaran masyarakat bukan atas desakan oleh pihak luar.

Tahapan yang dilakukan yaitu dengan pengorganisasian wadah, bisnis plane dan mekanisme kelompok usaha serta pemasaran, dan tahapan ini  adalah bagian dari tugas fasilitator.

Beberapa kelompok yang disebutkan diatas telah sampai pada tahapan pemasaran, meski saat ini sedang mengalami berbagai kondisi eksternal. Beberapa kondisi eksternal yang membuat produktifitas menurun  adalah pandemi covid 19 yang mengancam kestabilan pemasaran hasil prodak petani.

Keberlanjutan sebagai target utama

Merawat kebersamaan merupakan sebuah perkara besar oleh siapapun dan lembaga manapun yang berperan pada komunitas atau obyek tertentu. Seringkali menyuarakan tentang keberlanjutan menjadi sebuah diplomasi yang berujung pada janji. Hal ini menggambarkaan ada banyak kisah kebersamaan yang tidak bersifat keberlanjutan.

Membangun wadah ekonomi masyarakat atau komunitas bukanlah sebuah perjuangan yang mudah, melainkan sebuah pertaruhan identitas “fasilitator” dengan masyarakat /komunitas yang kita geluti. Kepercayaan bagi masyarakat adalah sebuah modal yang membekas pada nalar individu untuk memastikan komitmen yang disebut dengan keberlanjutan. Sebagai fasilitator, tentu kita menginginkan sebuah perubahan yang terjadi pada masyarakat namun kita juga membutukan peran yang luas dari pihak lain agar sama-sama berjuang memperbaiki ekonomi masyarakat.

Kendala yang dialami oleh kelompok dampingan tananua flores seperti yang diceritakan diatas berpotensi mengancam dan penyebab keberlanjutan wadah ekonomi masyarakat yang sedang dirintis. Hal tersebut harus menjadikan sebuah kesadaran dan reflektif bersama bagi kita semua agar dapat menemukan solusi bersama yang bermuara pada pencegahan dan mengatasi solusi bersama.

Bila kita menempatkan target keberhasilan pada skala kuantitas maka poin pencapaian mungkin telah kita lewati karena telah menghasilkan banyak wadah ekonomi yang terlahir dari pelosok desa. Contoh lainya adalah sejak tahun 2007 desa-desa di NTT sedang dihebokan dengan kelompok ekomomi yang digalang oleh pemerintah daerah, sebut saja program anggur merah dan sejenisnya yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi keluarga, lalu secara nasional di luncurkan ke desa-desa di indonesia dengan sebutan program Mandiri ( PNPM )  desa dan yang paling terbaru adalah Badan usaha milik desa ( BUMDes).

Desa ibaratkan gadis cantik yang diperbutkan oleh berbagai pihak lalu dibuatkan menjadi sesuatu yang berujung pada pertanyaan bagaimana dengan keberlanjutan ?’ . Apakah luka yang sama ini terus melukai komunitas desa yang utuh ?. ini adalah pertanyaan menantang bagi kita dan harus berani mewujutkan kepercayaan bagi masyarakat desa terkait perubahan.

Pada tahapan kuantitas ada baiknya kita tempatkan pada bagian teknis menjalankan tugas baik sebagai fasilitator desa dari pihak LSM maupun dari pihak pemerintahan dan lembaga sosial lainnya, ada baiknya kita menempatkan keberlanjutan sebagai sebuah tanggung jawab kita, tanggung jawab moril kepada masyarakat menuju titik perubahan yang hendak kita inginkan.

Skema keberlnjutan yang hendak diharapkan oleh masyarakat atau kelompok ekonomi yang telah ada, yaknik kepasitian pasar. Kepastian pasar adalah keinginan dari setiap produsen . kepastian pasar yang dimaksudkan adalah wadah yang bisa mengakomodir usaha dan karia mereka untuk percepatan perputaran menuju konsumen, hal ini yang harus diperhatikan secara bersama.

Pelaku usaha, sebut saja masyarakat kelompok dampingan kita saat ini hanya mampu berpikir dan berusaha bagaimana bisa menghasilka barang  yang mereka kerjakan. Ini adalah realita yang sangat realistis dengan kondisi komunitas masyarakat desa. Akan sedikit bertentang bila kita mengoptimalkan pengetahuan bagi masyarakat desa pada bidang analisa pasar dan harga. Bahkan menciptakan pasar. Sebab tingkat pemahaman mereka tidak bisa menjangkaui pada level itu, Inilah yang menjadi persoalan dasar sehingga kelompok ekonomi di desa seringkali gagal total.

Analogi yang rilevan dalam konteks diskusi dan analisa pemasaran akan sedikit tepat bila diberikan pada pelaku usaha yang memiliki bekal usaha melalui pengalaman dan pendidikan formal. Hal tersebut belum tentu tepat secara pelaksanaan bila metode pembelajarannya kurang cocok . analogi tersebut tidak bermaksud untuk menggagalkan ide kita dan membasi proses doktrinasi ilmu ekonomi bagi masyarakat kita, namum kita diajak melihat dan berpikir secara holistis agar fokus target bimbingan kita atau kelompok dampingan bisa bertahan dan berkelanjutan.

Bila kita telah memilahkan peran kelompok ekonomi masyarakat pada tahapan produksi dan menejemen organisasi akan lebih kuat dan efektif, lebih dari itu peran pendamping dan pihak lain untuk terus berjuang bagaimana menyiapkan pasar yang pasti bagi petani kita untuk bisa mengakomodir karya dan usaha yang sudah diupayakan. Ini adalah rekomendasi yang perlu diperhatikan oleh berbagai pihak untuk sama- sama menjalankan tanggung jawab kita terhadap keberlanjutan kelompok ekonomi yang ada di desa.

RANTAI PEMASARAN

Praktek pasar pada skala global telah memperdebatkan soal pasar yang adil bagi masyarakat belahan dunia ketiga. Gerakan ini dilakukan oleh lembaga gereja dan LSM dari negara eropa sejak tahun 1940-an ( sumber: website fairtrade labeling Orgnitazion International). Gerakan tersebut bertujuan melakukan label produk dari konsumen yang belum terjual pada pasar umum saat itu, karena praktek pasar disimpulkan bahwa tidak adil.

Kita diajak membayangkan bagaimana menciptakan terobosan baru terkait menjawabi kecenderungan pelaku ekonomi tingkat desa atau kelompok ekonomi dampingan  di desa untuk membuat sebuah kepastian pasar.

Kepastian pasar bagi masyarakat yang telah dilembagakan akan lebih tepat karena individu yang telah diorganisir dalam sebuah wadah yang legal. hal ini juga selain berpotensi pada keberlanjutan dan semangat usaha masyarakat yang hakiki juga akan berpotensi pada pencegahan praktek pasar yang tidak adil. Praktek pasar yang tidak adil dari sisi harga yang seringkali selalu berpihak kepada pembeli bukan berpihak kepada produsen, karna terlalu benyak rantai pasar yang diciptkana oleh masyarakat itu sendiri, salah satu contoh rantai pasar adalah para tengkulak yang sangat jelas menciptakan  praktek sistim ijon, dengan cara pembeli berusaha untuk menciptakan keteragantungan bagi penjual barang dengan cara memberikan pinjaman modal kepada penjual /pemilik barang. Praktek tersebut telah menjadi pola dalam dunia pasar hari ini sehingga pemilik barang sering kali tidak mendapatkan harga yang seimbang dengan usaha yang telah dikerjakan.

Model tersebut jangan dibiarkan dan ditumabuhkan dalam komunitas masyarakat karena selain menciptakan pasar yang tidak adil, juga akan menciptakan pola yang membudaya. Upaya pencegahhan salah satunya yaknik bagaimana menciptakan pasar yang teap bagi kelompok ekonomi masyarakat desa.

Sebagai akhir dari ulasn ini, mari kita bersama sama untuk Menghidupkan wadah ekonomi masayarakat desa, merawat keberlanjutan dimasa pandemi juga mutuskan rante pemasaran yang berpotensi pada fairtrade.

Sekian sajian.

Oleh : Anselmus Kaki Reku

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *