Kado HUT RI ke 78 : Tananua Flores Gelar Pemerikasaan Kesehatan Dasar secara Gratis untuk Masyarakat Ndori

Ende Ndori, Tananua Flores | HUT RI ke 78, Yayasan Tananua Flores memberikan kado terbaik kepada masyarakat Ndori dengan menggelar pemerikasaan kesehatan dasar secara gratis. Hal itu disampaikan oleh direktur Yayasan tananua bernadus Sambut pada( 22/8)  ketika dimintai keterangan terkait dengan kegiatan tersebut .

Menurutnya, Tananua dalam kerja pendampingannya menginginkan masyarakat itu sehat, karena tanggung jawab sosial, masyarakat sehat itu adalah penting dan menjadi tugas bersama.

Katanya, “ Kami dari Tananua Flores ingin memberikan yang terbaik bagi masyarakat ndori dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan dasar, yang artinya dengan pemeriksaan ini kita bersama-sama mulai mendeteksi dini terkait penyakit yang dialami masyarakat itu sendiri”,ujarnya.

Direktur Tananua itu menjelaskan bahwa Setiap orang menginginkan hidup yang sehat, diperhatikan dan dilayani secara biak oleh negara dan siapa saja. Jika kesehatan merupakan tanggung jawab setiap pribadi akan tetapi demi kesejahteraan semua orang maka juga menjadi kewajiban untuk turut ambil bagian dalam menjamin kesehatan masyarakat itu sendiri.

Lanjut Dia, Melihat kekurangan ini Tananua sebagai lembaga Pendamping mencoba memberi warna lain dengan berusaha memfasilitasi pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat terlebih khusus di desa dampingan Tananua.

Pimpinan Tananua itu mengutarakan bahwa Tananua secara lembaga melihat jangkau dan akses masyarakat terhadap pos-pos kesehatan susah dan tidak terjangkau maka dengan melihat kondisi ini Tananua membangun kerja sama dengan tenaga kesehatan untuk terjun langsung di tengah-tengah masyarakat agar bisa mendapatkan keluhan secara langsung dari masyarakat itu sendiri.

Bernadus berharap agar masyarakat atau nelayan bisa menyadari dan mengetahui terkait penyakit yang dialimi serta mendapatkan penanganan lebih lanjut. Tidak hanya itu, tetapi masyarakat nelayan bisa terbangun kesadarannya untuk secara inisiatif jika mengalami gengguan kesehatan dan bisa memeriksa kesehatannya di pusat kesehatan terdekat.

Selain itu camat Ndori Paul Marsel Frederikus, dalam sapaannya memberikan apresiasi kepada Tananua yang telah berjuang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat ndori.

Paul juga mengucapkan terimah kasih kepada masyarakat ndori yang sudah turut mengambil bagian dalam  pemeriksaan kesehatan tersebut.

“hari ini luar biasa Tananua menghadirkan Dokter di wilayah kami, terimah kasih banyak kepada Tananua yang telah berjuang untuk masyarakat kami di ndori”

Pimpinanan wilayah kecamatan Ndori itu menegaskan, “Kedepan jika masih ada kegiatan seperti ini, masyarakat harus datang lebih banyak karena ini menjadi penting untuk menjaga kesehatan kita, pencegahan dini itu lebih baik dari pada mengobati” Tegas Camat

Dari pantauan Media Tananua Flores, Pemeriksaan kesehatan itu masih banyak sebagian besar  masyarakat belum terlibat secara penuh, ada sebagian masyarakat nelayan yang belum banyak partisipasi.

Oleh karena itu, Camat Frederikus berharap agar kegiatan pemerikasa kesehatan dasar seperti ini harus terus berlanjut sehingga seluruh masyarakat Ndori bisa mendapatkan pelayanan. Hari ini mungkin masih belum banyak yang mendapatkan informasi, sehingga kedepannya mungkin sudah dengan sendirinya.

Kegiatan pemerikasaan kesehatan dasar itu Tananua Flores mendatangkan Dokter dari puskesmas Wolowaru, dan juga bekerja sama dengan puskemas Ndori. Dari infomasi yang di peroleh sampai saat ini di puskesmas ndori belum ada Dokter yang menempati dan bertugas di puskemas itu, sehingga banyak masyarakat yang ketika sakit enggan berkunjung ke puskemas itu.

Oleh : Mikael

Kado HUT RI ke 78 : Tananua Flores Gelar Pemerikasaan Kesehatan Dasar secara Gratis untuk Masyarakat Ndori Read More »

Pembangunan yang Dipimpin oleh Komunitas

Ende, Tananua Flores | Pembangunan di suatu daerah merupakan suatu proses perubahan yang akan terus menerus  menuju ke keadaan yang lebih baik berdasarkan suatu norma-norma tertentu. 

Pembangunan dapat dikalkulasikan dari beberapa segi yakni dari segi teknologi informasi, infrastruktur dan juga sumber daya manusia. 

Proses Pembangunan itu tidak hanya datang dari pihak luar tetapi juga harus mulai dari dalam tempat dimulainya perencanaan proses pembangunan. 

Pembangunan memang selalu dikait-kaitkan dengan bentuk fisik dari daerah itu jarang sekali pembangunan diukur dari kemajuan daya berpikir Manusia, padahal jika Sumber daya Manusia diberdayakan tentu pembangunan Fisik akan dengan sendirinya mengalami perubahan.  

Perubahan yang dimaksud yaitu ada perkembangan dari yang belum baik menjadi lebih baik dari perencanaan sampai pada realisasi. Hal itu yang lebih banyak dinilai berdasarkan sudut pandang dari masing-masing pribadi orang. 

Pembangunan dikatakan berhasil juga apabila orang-orang di daerah itu bisa mengelolah Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang tersedia di daerah itu. Kata lainnya bahwa sekecil apapun perubahan yang terjadi di wilayah itu yang arahnya menuju ke yang lebih baik itu merupakan berhasil. 

Di kabupaten Ende ada sebuah lembaga yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat,  yang namanya tidak lazim  lagi sampai saat ini yaitu Tananua Flores. 

Yayasan Tananua Flores Sejak awal pendampingannya pada desa-desa selalu ditekankan pada bagaimana model pemberdayaan yang baik. Tananua selalu menyebutnya yang menjadi motor penggerak di desa itu adalah orang-orang yang ada di desa tersebut.

Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok

Menurut Tananua bahwa Kegiatan atau pembangunan tidak akan bisa berjalan apabila hanya mengandalkan orang dari luar. Orang dari luar hanya sebatas motivator sehingga orang dalam desa itu bisa berubah ke arah yang  positif dan bisa keluar dari masalah-masalah yang sering dihadapi. Perubahan yang terjadi dalam suatu desa pun tidak bisa hanya satu atau dua orang saja. Kalau hanya satu atau dua orang saja yang terlibat maka proses percepatan pembangunan akan berjalan sangat lambat, sehingga komunitas-komunitas diharapkan bisa bergerak bersama dalam pembangunan di Desa tersebut. 

Tananua Flores dalam pendampingannya selalu Mendorong masyarakat agar mulai dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan harus dipimpin oleh Komunitas atau kelompok.  

Maksud dari dipimpin disini adalah masyarakat atau kelompok  terlibat aktif dan berpartisipasi penuh serta melakukan proses pengawasan dan perawatan untuk keberlanjutan. Tananua selalu mendorong untuk dalam proses pembangunan harus berdampak pada peningkatan Sumber daya Ekonomi dan juga sumber daya Manusia sehingga, Peran kelompok atau komunitas menjadi penting untuk mempercepat proses pembangunan di daerah itu.

Dalam kaitannya dengan pendampingan dan pemberdayaan Desa Rutujeja adalah salah satu Desa yang dilihat dari aktivitas kelompoknya bisa dikatakan  berjalan dengan baik. 

Dari segi  pembangunan di wilayah Desa ini dapat dilihat sangat baik dimana hampir semua pembangunan yang direncanakan masyarakatnya dilaksanakan dengan baik, serta didukung penuh oleh masyarakat.  Pembangunan infrastruktur yang sudah dijalankan di desa ini adalah sarana air minum bersih, pembangunan gedung sekolah, pembangunan gedung kantor Desa di awal pemekaran dan  juga Kapela atau tempat ibadat. 

Keaktifan kelompok masyarakat selalu bersama untuk mendukung dan mengerjakan proses pembangunan itu dan ini menjadi bukti bahwa masyarakat sangat berkontribusi terhadap perkembangan  pembangunan di Desa tersebut. 

Selain itu pada tahun 2019 saat pemasangan listrik negara di dusun Birijo Desa Rutujeja, kelompok mengambil kebijakan bahwa dana instalasi dan meteran listrik diambil dari kas kelompok sehingga beban masyarakat dapat dikurangi. Salah satu praktek pembangunan yang dipimpin oleh kelompok/komunitas dengan menjadi pelopor utama dalam menentukan kebijakan. 

Tidak hanya itu pada bulan Januari 2023 ada keputusan pengurus kelompok tani Fonga Kema Sama untuk untuk mencabut kas kelompok demi membantu anggota dalam pembayaran iuran bulanan BPJS ketenagakerjaan selama  enam bulan terhitung sejak Januari sampai Juni 2023. 

Bentuk-bentuk seperti ini yang menjadi sebuah desa bisa cepat berkembang dan maju karena dukungan dari semua elemen yang ada di Desa. Dari pemerintah Desa juga sangat mengharapkan supaya kontribusi dari masyarakat maupun kelompok terus menerus mendukung dengan hal-hal baik dan semoga semua kelompok yang ada di desa Rutujeja untuk terus aktif sehingga pembangunan tidak hanya datang  dari pemerintah melainkan pembangunan harus datang dan dipimpin oleh komunitas .

 

Ditulis oleh :  Arnold Mage, Staf Pendamping Tananua Flores. 

 

Pembangunan yang Dipimpin oleh Komunitas Read More »

Adat adalah bagian dari Jati Diri

Ende, Wologai- Tananua  Flores |Komunitas adat Ngamu Zangga merupakan salah satu komunitas adat  yang berada di wilayah utara  desa wologai kecamatan Ende kabupaten Ende.  Jarak  tempu menuju komunitas itu sekitar 40 km dari kota kabupaten Ende. Komunitas adat ini  mempunyai kawasan hutan adat. Perjalanan dari kota Ende menuju komunitas  ini terbilang menarik karena bertepatan dengan momen adat Desa Wologai yakni Pati ka tana seti Uta watu (memberi makan para leluhur) di sebuah komunitas adat.

Nama Komunitas adat ini adalah Tanah Ngamu Zangga Ledaseko. Acara ini merupakan perayan syukur sehingga di sana kita bisa melihat anggota suku adat (Fai Walu Ana Kalo) membawa hasil usaha mereka berupa ayam, arak, dan beras (Moke Boti are wati) kepada pemangku adat (Mosa laki) yang kemudian akan dimasak dan diberikan kepada para leluhur. Nuansa sukacita serta kekeluargaan sangat dirasakan dalam momen ini. Desa Wologai serta keunikannya mengantarkan penulis untuk melukisnya dalam tulisan ini.

Wologai dan adat yang menjiwai kehidupan mereka

Ada beberap hal menarik yang hendak diuraikan dalam tulisan ini pertama terkait Wologai dan adat yang menjiwai kehidupan mereka. Sekilas seremonial adat memberi makan para leluhur memang bukan hal asing untuk beberapa komunitas adat di wilayah Kabupaten Ende. Namun, terbilang asing bagi beberapa generasi saat ini karena ada beberapa daerah memang tidak memiliki tradisi ini lagi sehingga mereka hanya menjumpainya pada perayaan di komunitas-komunitas lain.

Pati Ka Tana Seti Uta Watu (Memberi makan leluhur) bagi masyarakat adat Wologai khususnya bagi Suku Tanah Ngamu Zangga Ledaseko merupakan bentuk luapan rasa syukur masyarakat adat Wologai atas campur tangan para leluhur dalam setiap usaha dan kerja mereka dalam mengelola kebun/ladang yang wajib dilakukan setiap musim panen dan juga musim awal menanam ( Kornelis Keta, Mosalaki Tana Ngamu Zangga Ledaseko).

Oleh karena itu hal ini selalu dijalankan dengan penuh syukur dan sukacita oleh masyarakat  adat Tana Ngamu Zangga Ledaseko. Di sisi lain perayaan syukur ini juga menjadi momen komunal di mana semua anggota komunitas berkumpul dan dipanggil namanya satu demi satu untuk mempersembahkan hasil ladang mereka.  Persembahan yang dibawah adalah hasil kebun berupa beras, arak dan ayam dari hasil peliharaan.

Upacara memberi makan leluhur menjadi ruang musyawarah keluarga dalam memecahkan persoalan pangan serta berbagai rencana untuk musim tanam pada tahun berikutnya. Siklus ini dijalankan dan diwarisi secara turun-temurun.

Berbagai filosofi dan kearifan lokal dalam menjaga dan mengolah ladang digemakan dan dipertegas dengan tujuan agar dalam mengelolah ladang masyarakat tidak melupakan nilai-nilai penting menjaga lingkungan mereka. Nilai- nilai yang dibicarakan itu antara lain, setiap anggota komunitas diwajibkan untuk menanam tanaman pangan seperti padi dan jagung ataupun jenis pangan lokal lainnya.

Saat musim menanam setiap suku diwajibkan untuk melakukan aktivitas menanam dan berbagai nilai lainnya dalam mengolah dan menjaga lingkungan. Upacara ini diakhir dengan memberi makan leluhur oleh ketua adat dan juga makan bersama semua anggota komunitas.

Mengapa Kebudayaan Dan Tradisi Itu Penting

Bertolak dari upacara memberi makan para leluhur Tanah Ngamu Zangga desa wologai. Ada beberapa hal yang menimbulkan pertanyaan. Pertama, mengapa seremonial adat itu penting bagi mereka kehidupan masyarakat adat untuk memulai bercocok tanam.

Merasa Penting sebab kehidupan masyarakat adat sangat dekat hubungannya dengan Alam, leluhur atau kepercayaan kepada sang pencipta serta kehidupan sosial manusia. Hubungan itu saling berkaitan sebab manusia akan mendapatakan kehidupan harus berpijak dan bernaung pada alam serta seluruh makluk hidup .

Selanjutnya  tentang leluhur/sang pencipta adalah bagian dari keyakinan masyarakat bahwa setiap makluk hidup yang ada di bumi ini tidak muncul dengan sendirinya melainkan ada penciptanya. Sedangkan kehidupan sosial manusia, antara sesama manusia tentu hidupnya saling berinteraksi ,komunikasi antara satu dan lainnya.

Jadi berbicara seremonial tentu yang kelihatan adalah hubungan manusia untuk bersama-sama mengucapkan syukur atas keberhasilan serta memberikan penghargaan kepada sesama agar mempererat tali persaudaraan.

Kedua, adakah sesuatu yang mendorong masyarakat untuk tetap melakukan ritus-ritus kebudayaan yang kalau ditinjau dari segi Ekonomi justru nenelan biaya besar dan mengantarkan masyarakat pada jurang kemiskinan.  Dari segi budaya tentu sebuah dorongan untuk masyarakat adat selalu mengingat pada hubungan 3 unsur, Manusia, Kepercayaan dan alam semesta. Dan Masyarakat adat memulainnya dengan saling menghargai antara sesama manusia.

Sebagai manusia berbudaya, kebudayaan dan adat istiadat menjadi fondasi dan jati diri. Berbagai persoalan justru timbul ketika manusia meninggalkan kebudayaan yang merupakan jati dirinya. Sederhanya. Ketika melupakan kebudayaan manusia melupakan dirinya sendiri.

Berbagai perayaan seremonial adat di wilayah Ende dan Lio umumnya membutuhkan biaya yang cukup besar tetapi toh anggota masyarakat (Fai Walu ana kalo) tetap merasa ada keharusan untuk terlibat dalam ruang itu.

Ada berbagai persoalan terkait lingkungan hidup dewasa ini. Sebaliknya berbagai aksi serta solusi yang ditawarkan kepada kita. Kita seakan merasa asing dengan berbagai gagasan untuk melindungi lingkungan hidup. Tetapi sejatinya dalam diri kita, dalam kebudayaan dan adat istiadat hal itu merupakan urat nadi yang kehadiranya kita abaikan. Pola pertanian dalam kebudayaan kita yang sangat dipengaruhi oleh praktik religi dan magi juga hilang seiring dengan hilangnya kebudayaan.

Oleh karena itu tidak ada kata terlambat untuk kembali pada rel yang seharusnya. Mari kembali kepada diri, kembali kepada budaya dan dan adat istiadat dan kembali ke rahim di mana kita dibentuk untuk hidup bersama alam.

Penulis : ( Oscar haris)

Editor : Jhuan Mari

 

Adat adalah bagian dari Jati Diri Read More »

Rumah gurita di Arubara kembali dibuka usai 3 bulan ditutup

Ende, Arubara-Tananua Flores | Rumah Gurita yang ditutup selama 3 bulan di Lingkungan arubara kembali di buka oleh lurah Tetandara.  Kali ini Penutupan Rumah Gurita dilakukan oleh kelompok nelayan dan pemerintah kelurahan yang ke dua. 3 Lokasi yang di tutup itu yakni maubhanda, Maungazu dan Ana No’o.

Kegiatan pembukaan Lokasi tangkap ini dilakukan pada Sabtu 13 Agustus 2022 di lingkungan Arubara, kecamatan Ende selatan kabupaten Ende.

Lurah tetandara Anwar Hama diacara Seremonial pembukaan Lokasi penutupan sementara Rumah Gurita tersebut mengatakan bahwa kali ini dari pemerintah kelurahan resmi membuka lokasi tangkap gurita yang di tutup selama 3 bulan dan nelayan boleh masuk di area itu untuk menangkap kembali gurita.

Anwar Lurah Tendara ” hari ini saya manyampaikan secara resmi bahwa silakan nelayan gurita boleh memasuki dan menangkap kembali gurita di lokasi yang telah di buka itu”,katanya

Lanjut Dia ” Nelayan yang tangkap gurita hasilnya bisa di laporkan kepada enumerator untuk mencatatnnya agar kita bisa mengetahui di 3 lokasi tersebut hasilnya ada atau tidak dan seberapa banyak.” ujar Lurah itu

Menurutnya bahwa dengan membuka kembali Lokasi penutupan mudah-mudahan nelayan gurita bisa mendapatkan hasil yang memuaskan, kemudian bisa berdampak pada peningkatan sumber pendapatan bagi nelayan.

Membuka Lokasi penutupan sementara ini  adalah persetujuan oleh semua pihak  dan stakeholder yang ada di wilayah kelurahan Tetandara lingkungan Arubara.  Buka tutup adalah salah satu model pengelolaan Ruang laut yang berbasis masyarakat. Buka tutup lokasi tangkap gurita juga bagian dari model konservasi untuk meningkatkan produksi gurita dan jumlah individu gurita.

Konservasi laut adalah perlindungan spesies dan ekosistem laut di lautan. Ini melibatkan tidak hanya perlindungan dan pemulihan spesies, populasi dan habitat, tetapi juga mengurangi aktivitas manusia seperti penangkapan berlebih, perusakan habitat, polusi, penangkapan dengan menggunakan alat tangkap terlarang dan hal-hal lain yang mempengaruhi kehidupan dan habitat laut.

Pekerjaan konservasi laut dapat dilakukan dengan menegakkan dan menciptakan undang-undang, seperti Endangered Species Act dan Marine Mammal Protection Act. Hal ini juga dapat dilakukan dengan membangun kawasan lindung laut, mempelajari populasi melalui melakukan penilaian stok dan mengurangi aktivitas manusia dengan tujuan memulihkan populasi.

Bagian penting dari konservasi laut adalah penjangkauan dan pendidikan. Kutipan pendidikan lingkungan yang populer oleh ahli konservasi Baba Dioum menyatakan bahwa “Pada akhirnya kita akan melestarikan hanya apa yang kita cintai, kita hanya akan mencintai apa yang kita pahami, dan kita hanya akan mengerti apa yang kita diajarkan.

Gambaran ini menunjukan hal yang sangat penting dalam Pengelolaan Ruang laut dan ini menjadi baik jika keterlibatan penuh nelayan itu sendiri. Selain menjaga lingkungan juga menjadi sebuah pembelajaran yang baik bagi masyarakat. Tujuannya dari konservasi dengan metode buka tutup area penangkapan akan berdampak pada produksi gurita meningkatkan, ekosistem laut terjaga dan ekonomi nelayan dengan sendirinya meningkatkan.

” Saya berharap dengan metode pengelolaan seperti ini akan berdampak pada pelestarian lingkungan dan peningkatan pendapatan bagi nelayan itu sendiri,” ungkap Jhuan mari dari Tananua Flores.

Lebih jauh Dia menjelaskan bahwa  gurita adalah komoditas yang mahal nilai jualnya dan mempunyai nilai ekspor yang tinggi.

Selain itu, kalau di lihat kampung Arubara saat ini di kenal dengan komoditi gurita, dan seharusnya peluang usaha musti di dorong untuk kemajuan kampung Arubara. Menjadi pertanyaan siapa yang harus memulai saat ini tentulah nelayan itu sendiri.

Jhuan Mari Staf Dokumentasi dari Yayasan Tananua Flores menjelaskan bahwa data gurita dari 5 desa untuk wilayah kabupaten Ende dengan Pendataan yang dilakukan mulai dari November 2019 hingga Juni 2022 gurita yang tercatat 15,919 Ekor dengan total produksi gurita 21 ton lebih.

5 Desa yang mulai pendataan gurita yakni Kelurahan Tetandara Lingkungan arubara dan Maurongga dimulai sejak November 2019 dan Maubasa, maubasa timur dan serandori dimulai sejak September 2021.

Dari data yang di sampaikan bukan angka kecil tetapi angka yang cukup besar jumlah produksi guritanya. Selain itu, angka itu sudah mewakili kalau Arubara mempunyai nilai jual tersendiri untuk membawa kabupaten Ende menjadi salah satu penghasil gurita.

Kabupaten Ende saat ini mempunyai Produk yang memiliki nilai jual ke luar negeri dan sekarang tinggal bagaimana peran pemerintah untuk menjalankan itu secara baik. ( Clarisa)

Rumah gurita di Arubara kembali dibuka usai 3 bulan ditutup Read More »

Semesteran Petani Bahas Pengelolaan Pangan Lokal dan Pasar Online

Ende, Tananua Flores | Pertemuan semesteran Kelompok Petani dari 23 desa dampingan Yayasan Tananua Flores diselenggarakan di Desa Kebirangga Selatan, Kecamatan Maukaro Kabupaten Ende. Pertemuan tersebut untuk berbagi  pengalaman dan belajar bersama dengan tujuan meningkatkan ekonomi pada sektor pertanian untuk kesejahteraan bersama.

Kegiatan itu dikemas dalam pertemuan bersar khusus bagi kelompok petani dampingan Yayasan Tananua Flores yang berlangsung dari tanggal 22 -25 Juni 2022. Kegiatan ini dibuka oleh Camat Maukaro, Ignas Kapo, Kamis (23/6/2022.

Kegiatan itu di awali dengan perkenalan diri petani, sekaligus memberikan Kontribusi untuk pertemuan semesteran selama 3 hari.

Hadir pada kegiatan itu Kapolsek Maukaro, Ipda Anton Kewuta, Kepala Desa Kebirangga Selatan, Anton Rani, beberapa kepala desa tentangga, tokoh masyarakat, tokoh agama dan staf Yayasan Tananua Flores.

Hironimus Pala Ketua Pengurus Yayasan Tananua Flores mengatakan, pertemuan semesteran petani adalah agenda rutin lembaga dan juga bagian dari keputusan bersama. Pertemuan semesteran itu juga untuk saling belajar diantara sesama petani anggota kelompok petani.

“Melalui  forum ini petani yang sukses  harus memberikan  pengalaman dan kiat- kiat kepada petani lain. Para petani akan belajar bersama, berlatih bersama dan diskusi serta saling melengkapi,” katanya.

Hironimus  juga meminta petani serta anggota kelompok agar terus mengkempanyekan dan menghidupkan pangan lokal di wilayah  desanya masing- masing. Petani harus makan  dari hasil karya sendiri bukan beli di pasar ataupun inpor dari luar.

“saya mengucapkan terimah kasih kepada petani dan semua undangan yang telah hadir di pertemuan semesteran ini. Forum ini menjadi ruang bagi  kita untuk  belajar bersama menghidupkan  pangan  lokal menuju kesuksesn bersama,” katanya.

Sementara itu Camat Maukaro, Ignas Kapo juga mengajak  kelompok petani untuk menjadi pelopor dalam menggerakan swasembada pangan, khususnya di wilayah desa masing-masing. Petani diminta tidak mengharapkan bantuan yang di berikan orang lain tetapi harus memanfaatkan potensi lokal yang dimiliki.

“Kita sebenarnya berkelimpahan dengan pangan lokal  dan sudah di warisi nenek moyang kita sejak dulu tetapi  kita  sekarang masih mengharapkan bantuan dari luar atau terima raskin,” katanya.

Camat Maukaro  itu juga menyinggung soal infrastruktur jalan yang aksesnya dari kecamatan Maukaro ke Desa Kebirangga Selatan sangat mengkwatirkan. Kata Camat itu bahwa wilayah yang dipimpinnya saat kondisi jalan yang mengkwatirkan itu dari wilayah maukaro ke desa kebirangga selatan.

“Selamat datang petani dari desa dampingan Tananua Flores, beginilah kondisi jalan di wilayah kami. Jalan di wilayah kami khususnya dari kota kecamatan Maukaro ke desa – desa masih sangat memprihatinkan. Apalagi jalan ini sebenarnya poros tengan yang menghubungkan antara kecamatan Ende dan kecamatan Maukaro” katanya.

Selain itu Ketua panitia dalam kegitan semesteran petani desa dampingan Tananua, Vinsensius Gori mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa solidaritas dan semangat gotong- royong antara petani, Meningkatkan sumber daya para petani, mendukung pemerintah untuk meningkatkan pangan lokal dan menanamkan nilai spiritua l kepada petani dan orang muda. Capaian dari kegiatan ini agar petani memanfaatkan potensi  local yang dimiliki.

Pemasaran produk lokal Secara Online

Kegiatan pertemuan semesteran yang di gelar selama 3 hari itu, sesama anggota kelompok tani mulai sharing pengalaman membangun kelompok dan proses pemasaran yang dilakukan dimasing-masing kelompok.

Dari proses Evaluasi dan diskusi panjang  mereka banyak menemukan beberapa kendala dan peluang yang harus ditempuh oleh kelompok Tani setiap Desa.

Salah satu yang harus di perbaiki adalah kualitas produk dan peningkatan produksi. Sedang peluang yang harus di ambil kelompok adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk memasarkan produk secara online.

Saat ini sudah era dunia Digital, cara kerja kelompok pun harus mengikuti perkembangan teknologi tersebut agar produk Petani bisa dipasarkan  untuk bisa meningkatkan pendapatan ekonomi Petani itu sendiri.

“Pasar saat ini ada di ibu jari dari perangkat yang setiap hari kita gunakan yang salah satunya adalah android,” kata jhuan mari.

Pria yang berasal dari desa Wologai itu mengatakan bahwa era dunia Digital saat ini kalau bicara soal pasar  sebenarnya sudah sedikit mudah karena yang dibutuhkan adalah keterampilan, inovasi dan niat.

“Jika ada niat, inovasi dan kerjasama antara kelompok tentu produk olahan di setiap desa bisa dipasarkan secara Online dan itu mulai langsung dari Desa”. Katanya

lanjut Dia “Kelompok tani bisa memasarkan produknya di pasar online saat ini sebab medianya setiap kita sudah memilikinya,”ujarnya.

Menurut Jhuan bahwa peluangnya sudah ada dan terbuka untuk siapa saja, sekarang tinggal kemauan kelompok dan komitmen untuk menjaga produk agar berkualitas dan  juga Peningkatan kuantitas produksi.

Sebagai Petani saat ini harus bergotong -royong untuk bisa bersaing di pasaran bebas, sebab peluang usaha dan berbisnis sudah terbuka, baik secara digital maupun secara langsung.

” Kita petani harus bersaing dengan produk yang datang dari luar agar produk kita di kenal dan terjual di pasaran online”, tutupnya.

Peningkatan Gizi bagi Bumil dan anak-anak di Desa

Pertemuan semesteran yang dilakukan di Desa kebirangga selatan itu salah satu kegiatan yang menjadi media belajar bersama yakni latihan pengolahan pangan Lokal dengan bahan pangan miliki petani itu sendiri.

Kegiatan Pengolahan Pangan local tersebut di fasilitasi oleh Pendamping Tananua. Pengolahan pangan Lokal itu melibatkan anggota kelompok tani baik itu laki-laki maupun perempuan.

Emilia Kumanireng di awal kegiatan praktek pengolah pangan local dengan mulai memperkenalkan alat dan bahan yang telah disediakan oleh kelompok.

Dia juga menjelaskan Tujuan dari memanfaatkan pangan local untuk makanan tambahan bagi anak-anak dan Ibu hamil.

“ pangan local yang kita miliki saat ini sebenarnya mempunyai Gizi yang sangat tinggi untuk anak-anak dan ibu hamil. Potensi pangan local kita nutrisi gizinya bisa mengurangi stanting,”katannya.

Selama ini yang di praktekan oleh ibu-ibu kader kesehatan di desa hanya mengandalkan makanan tambahan yang datang dari luar bukan memanfaatkan potensi pangan local yang di miliki sendiri.

“ kita selama ini hanya mengandalkan makan tambahan dari luar, kita tidak mengolah potensi pangan local miliki kita sendiri”,ungkapnnya.

Pendamping Tananua itu juga menuturkan bahwa potensi pangan local yang di miliki petani sangat banyak, jika di olah secara baik tentu akan bermanfaat bagi anak-anak dan ibu hamil. Disisi yang lain,jika pangan local menjadi potensi utama maka program pengembangan pangan local akan terus berlanjut* JF-Mari

 

Semesteran Petani Bahas Pengelolaan Pangan Lokal dan Pasar Online Read More »

Translate »