Meraup Jutaan Rupiah hanya menjadi seorang Petani

Feature Perawatan Kakao
  • Profesi petani merupakan profesi yang mulia karena petani mampu merawat bumi dan memberi makan bagi bilion manusia dimuka bumi ini.
  • Petani merupakan tokoh penting dalam memainkan peran dalam mengelola bumi/tanah karena dia yang berhubungan langsung dengan habitat hidup semua makluk hidup.
  • Hasil-hasil yang berasal dari kebun para petani berdampak pada pemenuhan kebutuhan pokok atau utama dalam membangun peradaban manusia dan relasi hidup manusia dengan alam dan penciptanya.

Realitas berbicara bagi kebanyakan orang dimuka bumi ini berpendapat dan berpandangan bahwasannya profesi petani sebagai profesi yang kotor, tidak beruntung dan tidak seksi untuk gauli/digeluti. Orang yang berprofesi sebagai petani adalah orang- orang yang tidak beruntung. Cara pandang ini membuat kebanyakan generasi muda bermigrasi ke kota dan tidak tertarik dengan profesi Petani.

Seorang petani muda bernama Emanuel mari (39) tahun yang berasal dari desa Numba kecamatan wewaria, Kabupaten Ende dalam keseharian hidup bersama keluarganya berjuang dan menapaki hidup dengan merawat kebun demi mendapatkan hasil untuk memunuhi kebutuhan hidup keluargannya. Seperti petani pada umumnya pergi kerja pagi pagi dan pulang hampir malam dengan kayu seikat dibahu parang bersarung dipinggang, pisang, ubi dan sayuran ditas yang terbuat dari karung platik. Rutinitas biasa masyarakat petani desa Numba teringat akan adegium klasik orang Lio “Poa no’o koka nai no’o manu, nugu raka bupu tau paga Fai No’o ana” atinya pergi pagi pulang malam kerja sampai mati untuk menghidupkan istri dan anak”.

Dalam perjalanan pendampingan Tananua Flores di desa Numba berjumpah dengan petani Bernama Emanuel Mari yang bercerita tetang pengelaman hidupnya pergi merantau sebanyak dua kali untuk mencari uang di Malaysia,  di tahun 2010 yang pulang dan tinggal dikampung bergabung dengan kelompok tani dan mulai tanam kopi dan kakao. Dengan sangat antusias Eman Mari atau Igen akrabnya dikalangan pemuda kampung bercerita yang disertai dengan pertanyaan pertanyaan yang membuat diskusi makin alot dan seru untuk menggali pengelaman hidupnya. Dalam beberapa kesepatan ceritanya kami berinteraksi dengan menjelaskan kisah kisah sukses beberapa petani dapingan terdahulu dalam merawat kebun samapai pada hasil usahaa tani dari berbagai jenis tanaman mengalami peningkatan produksinya. Tentu ini hanyalah kisah cerita petani lain di desa petani lain tersirat diraut wajanya tentu harus dibuktikan dengan kerja nyata bersama petani benama Eman ini.

Bersama perjalanan waktu pendampingan, tahun 2015 Tananua Flores menyelenggarakan kegiatan bersama petani dampingan dari 23 Desa dampingan Tananua Flores. Pendamping Lapangan diwajibkan hadir bersama beberapa petani dari Desa dampingan untuk mengikuti kegiatan forum Petani Kebupaten yang berlokasi Didesa Wolosambi Kecamatan Lio Timur Kabupaten Ende. Forum ini sebagai ajang Evaluasi dan sharing pengetahuan dan pengelaman petani sekebupaten Ende yang difasilitasi oleh petani bersama Tananua Flores. Dengan kesempatan ini Emanuel hadir tanpa ada misi khusus tapi ia mengatakan “saya coba dan ikut-ikut saja” serta belum tau apa tujuan ikut kegiatan itu. Eman Mari petani Energik dan berberapa petani melewati semua proses kegiatan diselenggarakan selama 3 hari efektif dengan berbagai cerita.

Inisiatif dan antusia para petani dalam proses kegiatan selama 3 hari yang mewakili petani dari desa Numba untuk mengevaluasi Kegiatan bersama Tananua Flores selama 6 bulan dimasing masing desa; Pelatihan Ternak; Pelatihan Penguatan Kapasitas Kader dan Praktek Lapangan /Kunjungan Lapangan dikebun kakao memberikan harapan bagi pendamping yang bertugas di Desa tersebut.

Semua peserta berkesempatan berbagi pengetahuan dan mendapat pengetahuan dan keterampilan baru mulai aktif dan kreatif berbagi dan bercertia dengan petani lainnya. Dan menjadi tantangan pasca Forum Petani itu ada juga petani yang dengan pertimbangan dan perhitungan tertentu mulai mudur karena melepaskan pekerjaan dan  ada beberapa narasi penolakan yang muncul setelah kegiatan berakhir.

Sabtu 10/8/2015 Eman Mari petani muda pemiliki kebun kakao mengundang Pendamping Tananua Flores berkunjunga ke kebun miliknya. Bersama Eman dan istrinya kami menyusuri lembah dan bukit menuju kebun yang berjarak kurang lebih 1500 meter dari rumah pemukiman Desa. Sambil bercerita dan bercanda berbagai kisah perjalanan hidup tidak terasa lelah dan haus kami sampai dikebun tujuan Ae Lemo.

Ae lemo lokasi hamparan pertanian dan perkebunan warga desa diantarannya kebun Emanuel yang terisi dengan berbagai jenis tanaman seperti kakao, kopi, kemiri, marica, pinang, vanili, Lombok, talas, tetapi yang menjadi tanaman dominannya adalah kopi dan kakao. Namun Kondisi kebunnya tidak diatur dan belum dirawat secara baik sebagai mana standard kebun wanatani yang diatur dirawat dengan pemangkasan, dan Pengolahan lahan, sanitasi dan pemupukan serta pengelolaan kebun yang selaras alam/organic.

Petani Kelahiran 1980an mengajak ke pondok lalau bertanya “menurut ame/bapak   Apa yang harus dibuat dengan kebun ini? Dengan senyaum dan santai pendamping Tananua menjawab harus “dirubah”, saya bisa mendampingi untuk merubah ini sampai jadi dan mendapatkan hasil yang banyak. tergantung Eman saja mau atau tidak? tegasnya. Karena semua ini harus bermula dari kemaun dan Komitmen serta kerja keras dan sungguh sungguh untuk merawat secara intens dengan teknologi pertanian yang selaras alam Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering dan Sanitasi (P3S), rehabilitasi, Pergantian Klon/Bibit unggul serta Konsevasi Tanah dan air (Pembuatan Teras, Rorak/Jebakan air, pengembangan Tanaman selah seperti keladi, sereh, Porang dan Pisang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kita bersama akan melakukan menggunakan teknologi dan praktek praktek praktis lungsung dikebun agar lebih focus dan berkelanjutan. Semangat kerja dan keseringan kunjungan kebun menjadi kunci utama kata pendampign Tananua Flores. Kita akan merubah kebun ini menjadi kebun impian keluarga dan tempat wisata serta tempat penyelesai masalah dalam keluarga Eman bersama Istri. Pada saat itu juga dikebun kami berkomitmen untuk menjadikan kebun ini sebagai kebun contoh dan uji terap teknologi pertanian organic yang rama akan lingkungan dan pemilik kebun.

Rawat kebun.

Kegiatan kelompok tani sa ate satu terbentuk pada tahun 2014 beranggotakan 17 orang dengan jumlah perempuan 2 dan Laki-laki 15. Kelompok ini melakukan kegiatan Gaga Gili/ kerja bergilir dikebun anggota kelompok. Melalui akativitas dalam kelompok lahirlah beberapa kesepakatan kesepakatan dan program kerja kelompok untuk membantu sesame anggota kelompok dengan prinsip “ yang ada membantu yang tidak ada dan yang mampu membantu yang tidak mampu”.

Melalui semangat hidup berkelompok ini kreatifitas dan inisiatif mulai muncul untuk melihat kekuatan sumberdaya (potensi-potensi; peluang-peluang kerjasama dan pengembangan potensi lainnya). Maka bersama berjalannya waktu kelompok ini mulai menemukan mimpi bersama mereka untuk mengembangkan potensi unggulan yaitu komoditi kakao dan kopi. Dari hasil pengembangan dan juga pendampingan kelompok tani yang dilalukan ada telihat ada sebuah perubahan cara berpikir cara berindak tetang dunia kehidupan petani. Karena dari sekian banyak petani yang dilatih dan didampingi ada satu orang petani yang dengan kesungguhan hati melihat proses ini sebagai gerakan perubahan yaitu Emanuel mari (39) tahun.

Petani yang akrab disapa Igen Jui petani seusianya memulai gerakan merawat kebun yang baik dengan tahapan Penyedian benih, persiapan Lubang, Persiapan Pupuk, Penanaman anakan, Perawatan dengan teknologi teknologi yang sudah dilatih dan dipraktekan bersama dalam kelompok tani Sa Ate I seperti P3S (Pemangkasan; Pemupukan; Panen sering; sanitasi; Pengendalian hama dan penyakit;) dan teknologi lainnya dicoba dan dipraktik serta aplikasi sacara rutin. Hal ini dibuktikan Eman Mari mengatakan “hasil panen tahun 2017 dari komoditi kakao dan kopi meningkat, ia mendapatkan hasil panen raya buah kakao pada bulan 6-7 berjumlah 517kg berat bersih  dari total 83 pohon kakao produktif, jika dinominalkan dalam angkah uang kurang lebih Rp. 12.925.000 (dua belas juta Sembilan ratus dua puluh lima ribu rupiah) dengan harga @Rp 25.000/kg dan saya memperbaiki rumah dan saya sangat bangga dengan hasil ini tandasnya dengan sunyumannya yang khas.

hasil panen ini membuat saya menjadi bahan cerita warga setempat dan ada warga tani secara sembunyi sembunyi mereka masuk ke kebun saya untuk melihat apa yang saya kerjakan jika saya tidak ada dikebun kata Eman. Peristiwa kunjungan kekebun bpk eman sampai saat ini terus dilakukan oleh warga tani yang ingin mencari tau apa yang dilakukan oleh bpk eman.

Rasa keingintahuan dari warga tani ini membuat Eman mulai memikirkan bagaiman cara untuk berbagi informasi dan cerita sukses bertani dikebun kakao dan kopi dengan pendekatan pertanian yang selaras alami. Keberhasilan usaha pengelolaan kebun yang dibuat Eman bersama kelompok tani Sa Ate I ditanggap oleh Pemerintah dengan menyelenggarakan forum Koptan ditingkat desa Numba dengan  Eman bersama Pengurus Kelompok Tani Sa Ate 1 sebagai Informen/Narasumber untuk bercerita tentang keberhasilan Kelompok dan pengelolaan kebun usaha tani khususnya Kakao dan kopi dengan Teknologi pertanian selaras alam/organik.  Atas dasar apresiasi dan dukungan Pemerintah setempat Kelompok tani Sa ate satu diberi penghargaan dengan mendapatkan bantuan SAPRODI dan kunjungan belajar serta anakan kakao unggul dari pemerintah setempat.

Keberhasilan kelompok Tani Sa Ate 1 dan Eman Mari memotivasi dan mendorong kelompok tani lain dan semua warga desa kembali mengembangkan komoditi kopi dan kakao secara kelompok dan juga individu serta mulai merawat kebun dengan pertanian selaras alam/organik. Kader pertanian asal Kelompok Sa Ate 1 ini menjadi petani Trampil yang selalu diundang dari kebun ke kebun warga untuk melatih dan melakukan praktek bersama petani. Semangat berbagi ini menjadikan kelompok tani sa ate dan Eman Mari sebagai Kader Pertanian kelompok diakui di Desa Oleh pemerintah Desa dengan member SK kepada Kelompok Tani dan EMAN MARI sebagai Kader Pertanian Desa.

Kini Eman sebagai Kader pertanian dan Kelompok Sa Ate telah mendapatkan emas hijau untuk saling menghidupkan diantara petani dari komoditi kakao dan kopi berbasis pangan dan rempah rempah. Kelompok Tani dan Eman berkewajiban untuk mempertahankan dan terus mengembangkan pengembangan pertanian yang selaras alam dengan kelompok tani sebagai wadah untuk belajar bersama, bekerja bersama dan usaha bersama untuk kualitas, kuantitas dan kontinuitas hidup para petani dan usaha tani. Petani hebat, kebun terawat, lingkungan lestari, “Merawat bumi memelihara kehidupan” *****HSLikaLapu****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *