Pertukaran Belajar ke Pontianak Dorong Program Perbaikan Hak Alam dan Hak Masyarakat di Kabupaten Ende

Pontianak, Tananua Flores|Dalam menjalin Kemitraan yang strategi Yayasan Tananua Flores dan Yayasan Planet Indonesia Dorong Program Perbaikan Hak Alam dan Hak Masyarakat sebagai upaya menjaga dan melindungi lingkungan agar tetap lestari dan berkelanjutan.

Kegiatan itu diwujudkan dalam Petukaran belajar bersama kedua Lembaga di Pontianak Kalimantan Barat pada 17-22 juli 2024 lalu.

Peserta yang turut terlibat dalam pertukaran belajar bersama itu terdiri dari utusan Perwakilan dari pemerintah desa, Masyarakat di desa dampingan,lembaga LPHAM dan Tananua Flores.

Tujuan dari kegiatan pertukaran belajar tersebut yakni untuk Memperkuat pemahaman konseptual dan penerapan Pendekatan PUMK yang akan diteruskan pada model pendekatan LPHAM dari 6 desa, Memperluas pengetahuan dan pemahaman peserta dari 6 desa serta staf YTNF tentang manajemen keorganisasian berbasis masyarakat, dana ketahanan, dan pelaksanaan Smart Patrol dan pertukaran pembelajaran dan inspirasi antara Perwakilan Desa Dampingan YTNF dan kelompok PUMK di Dusun Ladak Desa Meragun Kabupaten Sekadau.

Direktur Yayasan Tananua Flores Bernadus Sambut dalam kesempatan awal Memperkenal organisasi Yayasan Tananua Flores sekaligus menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan ke YPI di Pontianak, dengan harapan semoga proses berlajar dapat berjalan dengan baik dalam program Ketahanan alam dan warga di Flores khususnya Kabupaten Ende.

Menurutnya,Pertukaran  belajar ke Yayasan Plent Indonesia sebagai bagian dari Transfer Pengetahuan dan pengamatan secara langsung kondisi masyarakat di pontianak dari program YPI bekerja secara langsung dengan Masyarakat.

Dokumen Belajar Bersama/Dok Ytnf

Harapan Tananua yang disampaikan oleh Direktur yakni, Meningkatnya pemahaman dalam konseptual dan dampak penerapan pendekatan PUMK & LPHAM dengan terbangunnya dokumen Perencanaan Penerapan Pendekatan PUMK ke dalam Pendekatan LPHAM di 6 Desa Dampingan, Meningkatnya manajemen keorganisasian berbasis masyarakat, khususnya dana ketahanan dan SMART Patrol dengan terbangunnya Dokumen Strategi Penerapan di dalam LPHAM, Terbentuknya jaringan komunikasi dan koordinasi antar desa dampingan YTNF yang terinspirasi dari pertukaran pembelajaran dalam bentuk komitmen Pengelolaan Sumber Daya Alam Adaptif yang akan difasilitasi oleh YTNF; sesuai konteks dan strategi lokal

Sementara itu Adam dari YPI menyampaikan Apresiasi kepada Tananua atas kunjungan ke Komunitas masyarakat dampingan YPI dan menilai Tananua Sangat terbuka untuk berbagi dan memanfaatkan waktu untuk belajar dan berdiskusi bersama.

Yayasan Planet Indonesia mengajak peserta pertukaran belajar agar berlajar dan memanfaatkan waktu kunjungan secara baik untuk lebih mengenal dan memahami dengan baik pembelajaran positif bersama masyarakat di pontianak.

Pertukaran belajar antara Tananua dan YPI ada beberapa pembelajaran Positif yang menjadi poin untuk ditindak lanjuti didaerah masing-masing antara lain

Pertama, Yayasan Planet Indonesia adalah sebuah NGO Nasional dan Internasional yang mendampingi masyarakat di Daerah Hulu dan Pesisir dengan Pendekatan PUMK ; YPI bekerja langsung dengan Masyarakat dan bekerja sama dengan beberapa NGO Lokal yang ada di Indonesia.

Kedua, Kondisi Pontianak sedikit berbeda dengan Nusa Tenggara Timur khususnya Ende .  Wilayah luas dan masih banyak lahan kosong , jumlah penduduknya di satu desa bisa 5 kali besar dari jumlah penduduk satu desa di Ende dan dodominasi oleh Tanaman sawit , karet dan kebun berpindah pindan dan tebas bakar.

Ketiga, YPI memulai program di Dusun Ladak dengan Pendekatan PUMK kondisi Dusun Ladak sulit dijangkau dari Pusat Desa apalagi Kecamatan dan belum ada organisasi lain yang masuk disana dan belum ada kelompok atau asosiasi apapun yang dibentuk baik oleh Pemerintah atau Swasta lain. YPI mendampingi seluruh masyarakat di Dusun Ladak dengan program Litersi , Kesehatan , Dana Ketahanan , Smart Patrol dan Program Pertanuan Berkelanjutan

Ke Empat,Program Literasi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan baik ditingkat Kabupaten dan Kecamatan. Peran YPI Memfasilitasi ( menemukan masyarakat akan ikut paket A, B , mencari tutor , menyediakan alat peraga untuk belajar mengajar ) . Program ini ada dengan pertimbangan keberlanjutan program. Program ini yang belum menjadi perhatian Tananua Flores selama ini . Dari diskusi Panjang dalam perjalanan ini menjadi pertimbnagan Tananua Flores  ke Depan .

Ke lima,Program Kesehatan  mendampingi keluarga sehat  – 1 kader mendampingi 1- 5 Keluarga . Kader kader dilatih oleh YPI sebelum mereka mendampingi keluarga sehat . Kader Kesehatan ini berbeda dengan Kader Kesehatan yang ada dan dibiayai oleh Desa . Kondisi di Wilayah Dampingan Yayasan Tananua Flores yang juga mengembangkan program Kesehatan tidak merekrut kader baru tapi memperkuat kader posyandu, kader KB yang dibiayai oleh Desa Peran Tananua peningkatan Kapasitas Kader melalui Pelatihan , kunjungan Silang dan Pertemuan.

Ke Enam,Dana Ketahanan, melihat kondisi Dusun Ladak yang aksesnya sangat sulit YPI berinisiatif membentuk kelompok Dana Ketahanan masyarakat dusun ladak di sisi Ekonomi dengan satu tujuan mulia saling membantu diantara orang-orang didalam dusun ketika ada situasi yang emergensi . Keuntungan tidak menjadi tujuan utama mereka akan tetapo paling tidak ada dana mandiri yang ada ditingkat mereka tanpa tergantung dari pihak manapun, sebab akses dari desa ke Kota Kecamatan membutuhkan waktu 2 jam dengan biaya transportasi ojek Rp 400.000.

Ke tujuh, Smart Patrol di Dusun Ladak ,anak- anak muda terorganisir untuk melakukan pengawas secara berkala dan membuat laporan untuk disampekan kepada YPI dan Pemerintahan Desa .Untuk Proses ini YPI dan orang-orang Muda yang melakukan Patroli dan mengorganizir orang muda, memperkuat kapasitas , menyiapkan apa yang menjadi kebutuhan patroli dan melinkkan kelompok smart patrol dengan dinas atau badan terkait untuk kebutuhan di wilayah tersebut. ***

Ditulis oleh : Halimah Tus’adyah

Editor : JFM

 

Pertukaran Belajar ke Pontianak Dorong Program Perbaikan Hak Alam dan Hak Masyarakat di Kabupaten Ende Read More »

Kapasitas Pendamping Desa Ditingkatkan, Mendukung Kemajuan Kelompok Usaha Tani di Desa

Ende, Tananua Flores | Yayasan Tananua Flores Ende dalam mendukung kelompok usaha Tani di Desa kapasitas pendamping terus ditingkatkan. Langkah dan Kegiatan ini terus dilakukan oleh Tananua agar kemajuan kelompok Tani di desa dampingan dapat terwujud.

Sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan yakni melalui kegiatan Pelatihan Peningkatan kapasitas Pendamping dengan memberikan materi latihan untuk kemajuan kelompok Tani. Kegiatan pelatihan ini di selenggarakan pada (28/6) di café Myau-Myau jalan Eltari Ende beberapa waktu yang lalu.

Heribertus Se, sebagai maneger program dalam pengantarnya menegaskan bahwa pentingnya peningkatan kapasitas staf agar proses pendampingan terhadap petani, nelayan dan kelompok usaha dapat dilakukan secara maksimal dengan mengutamakan prinsip kekhasan yang ada pada petani.

Lebih lanjut Heri Se, mengharapkan agar materi yang disajikan dan metode palatihan sesuai dengan kondisi khusus yang terjadi pada petani, nelayan  dan kelompok usaha yang ada saat ini.

Ia menjelaskan, dari refleksi ditemukan bahwa kondisi masyarakat pedesaan berada dalam situasi yang rentan atau miskin dan ditingkat staf adanya kesenjangan kapasitas antar staf sehingga hasil program yang dicapai juga tidak memadai.

Manager Program itu mengungkapkan, perlu dilakukan bedah bersama dalam kelompok dan forum diskusi tentang masyarakat pedesaan yang rentan atau miskin dengan beberapa pertanyaan; Mengapa dan apa penyebabnya?

“ kita perlu melakukan beda bersama dalam kelompok dan forum diskusi agar bisa mengetahui penyebab dan apa rekomendasi yang perluh dilakukan”, Ungkapnya.

Sementara itu, Hironimus Pala selaku Fasilitator dari kegiatan itu mengatakan bahwa dalam pelatihan ini proses yang akan dilalui dengn pendekatan orang dewasa dan yang menjadi narasumber utama adalah peserta.

Senior Tananua itu menjelaskan Perluh dipahami kondisi saat ini agar menjadi Landasan berpikir untuk Staf dalam melakukan Pendampingan.

Menurut Hironimus fenomena dasar yang dialami oleh masyarakat desa saat ini, dari berbagai diskusi yang ditemukan sekurang-kurangnya tiga faktor utama penyebab terjadinya kemiskinan diantaranya, faktor internal (men-talitas petani), faktor eksternal  (pengaruh dari luar) dan faktor alam (bencana dan wabah penyakit). Tiga alasan tersebut saat ini sedang menjerat umat manusia rentan terutama petani dan nelayan pedesaan termasuk  desa-desa wilayah dampingan Tananua Flores.

Upaya  membangun mengetas kemiskinan, perubahan iklim, kebencanaan melalui upaya penataan pangan, perkonomian, kehidupan social, lingkungan hidup diwilayah komunitas petani dan nelayan melalui pemberdayaan kelompok tani dan kelompok nelayan rupakan misi dari pendampingan Yayasan Tananua Flores dilakukan 5 tahun belakangan.

“ kemiskina masyarakat pedesaan disebakan oleh berbagai factor antara lain: Tidak memiliki lahan, SDM rendah, Hidup tanpa mimpi atau cita-cita, Budaya (wurumana), Terlilit hutang, gali lobang tutup lobang, Tergoda pinjaman harian (ofline maupun online), Ijon, judi (ofline dan online), Pola hidup konsumtif dan boros,”

Lanjut dia “masyarakat kita Tak ada Tabungan untuk masa depan, Pengelolaan keuangan yang belum bagus, dampak bantuan uang maupun barang cuma-cuma dari pihak luar, SDM mengelolah keuangan terbatas,Sumber daya alam terbatas, Daya kerja yang rendah (malas), Bermental Bos, bergaya seperti orang kaya dan instant, Pola Hidup ikut selera, gagal panen”, Ungkap dia.

Dari Laporan Hasil evaluasi Yayasan Tananua Flores ditemukan didesa-desa dampingan Yayasan Tananua Flores ada kelompok yang mulai melakukan arisan kelompok, usaha simpan pinjam dan yang usaha lainnya. Kendala teknis yang terjadi ditingkat kelompok adalah bagaimana membukukan dan mempertanggung-jawabkan keuangan secara baik, hal ini sangat berpengaruh terhadap kemajuan usaha kelompok. Untuk itu sebagai langkah awal dimulai dengan pembukuan UBSP, sehingga menjadi model belajar dilihat dari praktek yang sudah dilakukan oleh kelompok Iwatolo desa Rutujeja dan kelompok Satojoto desa Kebirangga Selatan.

Sementara itu dalam materi teknik pembukuan keuangan kelompok dan UBSP, Halimah Tu’sadyah mengungkapkan bahwa pentingnya pembukuan keuangan bagi UBSP, karena ini merupakan nadi dalam UBSP, kalau salah kelolah UBSP bisa mati atau tutup atau juga bubar. Maka pembukuan merupakan bagian  penting dalam mengatur tentang  keuangan usaha kelompok termasuk UBSP. Salah satu alasannya adalah uang merupahkan hal sensitive yang berpotensi untuk memajukan dan juga memporak-porandakan kesatuan kelompok jika tidak dikelola dengan penuh tanggung jawab.

Ia menuturkan agar pembukuan keuangan dapat berjalan baik dalam usaha bersama maka pengurus dan bagian pengelolah Keuangan usaha kelompok wajib pahan dan pengelolah keuangan wajib bisa mengopersikan pembukuan keuanganm usaha kelompok secara transparan, efisisen dan efektif sehingga mampu mengelola  dan  mempertanggungjawabkan keuangan secara baik. Karena itu latihan ini sebagai salah satu teknik dasar yang wajib dilakukan oleh staf dalam mendampingi kelompok tani yang mengembangkan usaha bersama baik itu usaha simpan pinjam ataupun usaha lainnya . ’’tutupnya’’.

Ditulis : Ansel

Editor : HP&HT

 

Kapasitas Pendamping Desa Ditingkatkan, Mendukung Kemajuan Kelompok Usaha Tani di Desa Read More »

Tananua Flores Gelar Refleksi Spiritual dan TOT Bagi Relawan Komunitas, Kader Kesehatan serta Orang Muda.

Ende,Detusoko – Tananua Flores | Yayasan Tananua Flores baru-baru ini gelar kegiatan Refleksi Spiritual bagi Relawan Komunitas,Kader Kesehatan serta Orang Muda dalam rangka berkontribusi dan mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal untuk mitigasi persoalan pertanian di wilayah kabupaten Ende.

Kegiatan itu  bertempat di Wisma St. Fransiskus Detusoko yang diselenggarakan selama dua hari, dari tanggal 20 – 21 juni 2024. Peserta yang terlibat 75 orang dari utusan 23 desa terdiri dari Relawan Komunitas , Kader Kesehatan, Orang Muda dan Staf Tananua dalam Program  Livelihood Sustainable.

Kegiatan ini   cukup menarik karena mengangkat tema Bersiap, Berbagi Peran Dan Berkontribusi Merawat Dan Mengembangkan Komunitas Bersama Yang Mandiri Dalam Gerakan Laudato Si.

Elias Mbani dari Badan Pengurus Tananua Flores mengapresiasi terhadap Tim kerja Tananua Flores yang telah menginisiasi kegiatan refleksi Spiritualitas  dan menghadirkan Peserta dari desa -desa dampingan Tananua.

Menurutnya, bahwa kegiatan Refleksi tersebut merupakan salah satu cara dalam menumbuh kembangkan Nilai-nilai kehidupan sosial serta dapat menemukan Spirit dalam membangun desa dengan pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni.

“Konsep, pemikiran dan keterampilan perlu didorong dan dikembangkan dalam membangun Desa serta memperbaiki sistem pertanian yang berdaya saing, sehingga kita tidak tergilas oleh perkembangan kemajuan teknologi ini,”katannya.

Sambung Elias “Dunia saat ini perkembangannya cukup cepat dan kita sebagai generasi muda dan petani-petani muda harus turut terlibat dan memanfaatkan teknologi itu, dan kita harus mempertahankan nilai-nilai Spiritual untuk memposisikan diri kita sebagai pelaku dalam perubahan-perubahan di desa”, tuturnya.

Sementara itu dalam Homili RD. Agustinus W. Wangga, menegaskan konsep Bonum commune/kebaikan bersama dan sekurang-kurangnya ada tiga landasan spirit yang harus dimiliki oleh setiap peserta yakni Relasi antara sesama relawan,komunitas,alam semesta dan Tuhan pencipta.

Kata RD Agustinus “ Tiga landasan spirit tersebut merupakan Inti yang harus dipegang dan membangun masyarakat di pedesaan dengan melihat kondisi saat ini”,ujarnya.

Romo Agustinus mengungkapkan dalam Khotbahnya Tugas seorang pendamping dan Relawan Komunitas adalah tugas yang sangat mulia di mana dia memberikan segala pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki kepada orang lain, dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Dia diharapkan mampu mengorganisir dan menggerakkan masyarakat dalam membangun kelompok dan desanya.

Lanjut Romo itu, bahwa dalam Ensiklik Paus Laudato Si, Bapa Paus mengajak kita sekalian umatnya untuk membangun relasi yang baik antar sesama manusia dan lingkungan yang didiami. Kita semua diberi tanggung jawab untuk menjaga dan merawat bumi ini dari kerusakan lingkungan. Perubahan iklim dan cuaca yang semakin ekstrim menuntut kita agar tanggung jawab bersama untuk melindungi alam ini dari kerusakan.

Baca Juga : Catatan Refleksi Spiritual

Dok.Tananua Flores

Kilas Balik Kerja Pemberdayaan oleh Tananua

Yayasan Tananua Flores merupakan salah satu LSM yang ada di wilayah Kabupaten  Ende dan kiprahnya telah teruji sejak tahun 1989 bersama masyarakat Desa dalam kerja-kerja pendampingan dan Pemberdayaan.

Dalam kerja mendampingi  masyarakat di daerah pedesaan telah menemukan berbagai macam situasi yang oleh masyarakat di desa yang sebagian besar berprofesi sebagai Petani.  Berbicara tentang Petani adalah pemberi kehidupan bagi banyak orang. Petani merupakan salah satu tiang penopang dalam membangun bangsa dan negara serta kehidupan masyarakat yang tinggalnya di kota-kota. Tanpa Petani tentu dalam kehidupan ada yang pincang. Saat ini Para Petani harus kuat dan harus berkembang. Salah satu kekuatan yang harus dibangun adalah dengan menggabungkan diri dalam kelompok-kelompok Tani serta melakukan kegiatan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang ini dicapai.

Kelompok Tani menjadi salah satu alat untuk merawat dan mewujudkan nilai-nilai kearifan lokal  dalam mengatasi persoalan Pertanian, Kesehatan dan juga pembangunan  yang ada di desanya.

Komunitas atau Kelompok bukan hanya sebagai wadah kerja tetapi belajar dan berusaha bersama. Dengan semakin berkembangnya peran dan fungsi kelompok, orang muda diharapkan ada peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggotanya.

Diharapkan dengan pengetahuan yang  dimiliki dapat membantu kader Desa dalam membangun komunitas atau kelompok di desanya.

Situasi saat ini dengan perkembangan teknologi banyak tantangan yang dihadapi  salah satunya adalah, kurangnya minat orang  muda dalam mencintai dunia pertanian, padahal dunia pertanian telah mengajarkan banyak hal dan sumber pengetahuan ada di dunia pertanian .

Di Sisi yang lain saat ini banyak orang mencintai profesi petani semakin berkurang, bagi  sebagain orang mereka menganggap petani adalah profesi yang identic dengan lumpur dan tanah padahal Petani adalah suatu profesi yang sangat mulia  yang memberikan kehidupan bagi banyak orang. Kondisi hari ini banyak orang muda memilih meninggalkan desanya dan merantau keluar daerah.

Yayasan Tananua Flores dalam meluncurkan program Pemberdayaannya didukung MISEREOR Jerman, dengan kerja sama itu poin penting yang menjadi modal keberlanjutan adalah melakukan kegiatan Refleksi Spiritual bagi Relawan Komunitas, Kader Kesehatan dan Orang Muda.

Kontributor,

Emilia L. Kumanireng

Tananua Flores Gelar Refleksi Spiritual dan TOT Bagi Relawan Komunitas, Kader Kesehatan serta Orang Muda. Read More »

90an Petani dari Enam Desa Kunjungan Belajar ke Desa Detubapa

Diskusi Bersama terkait dengan Isu pertanian

Ende, Tananua News| Sebanyak 90 orang Petani dari enam Desa kunjung belajar di Balai Beni Hortikultura desa  Detubapa untuk memperdalam pengetahuan mereka dalam bidang pertanian dan perkebunan.

Acara tersebut menjadi momentum penting bagi mereka untuk menggali teknik-teknik modern dan praktek terbaru yang dapat diterapkan di lahan-lahan mereka.

Kegiatan belajar bersama ini adalah bagian dari Peningkatan pengetahuan dan pemahaman dalam rangka mendorong isu Increasing Resiliency through Climate Change Adaptation and Disaster Risk Reduction in Nusa Tenggara project (INCIDENT) atau Adaptasi Perubahan iklim dan pengurangan Resiko Bencana yang ada di NTT.

Koordinator Program Benyamin Gosa dalam sambutannya mengatakan kegiatan yang didalankan ini merupakan salah satu proses pembelajaran dilapangan dan praktek langsung dalam rangka mitigasi Resiko bencana dan bagaimana petani bisa beradaptasi terhadap perubahan iklim. Jadi, Pendidikan lapangan itu sangat penting dana hari ini bisa bertukar pengetahuan dengan sesama petanin yang hadir pada kegiatan ini.

“Pendidikan di lapangan, seperti yang kita lakukan hari ini, juga memiliki nilai yang sangat penting. Kami berharap kunjungan ini dapat membuka mata dan pikiran kita semua untuk mengadopsi pendekatan baru dalam pengelolaan pertanian,” Ucap Benyamin Gosa Koordinator Program Incident, pada(24/06) di kegiatan tersebut.

Menurutnya, Pendidikan itu tidak seharusnya di rumah , di gedung atapun formal  tetapi pendidikan praktek langsung dilapangan merupakan salah satu proses pendidikan yang lebih terekam dengan baik. Semua sumber pengetahuan ada di alam tinggal bagaimana cara untuk mempelajari dan mempraktekannya.

“ Kita hari ini mempelajari dan sekaligus menciptakan pengelaman baru yang tentu semua orang belum memiliki, oleh karena itu mari belajar bersama untuk pertanian kita akan lebih baik”, terangnya.

Sementara itu Koordinator dari Balai Benih Hortikutura Cerilus Wajo dalam Sambutan menjelaskan dua fokus utama kegiatan mereka: Pertama, pertanian untuk pengelolaan tanaman berumur panjang dan Kedua, perkebunan yang menitikberatkan pada tanaman hortikultura.

“Kami ingin mengajak semua peserta untuk belajar dan saling berbagi pengalaman, sehingga pengetahuan tentang pertanian dan perkebunan dapat semakin diperkaya,” tambahnya.

Kegiatan kunjungan belajar ini dipandu oleh Marcelo Jago, seorang pendamping lapangan yang berpengalaman dalam bidangnya. Peserta dibagi ke dalam dua kelompok besar berdasarkan minat mereka: kelompok minat perkebunan dan kelompok minat pertanian. Masing-masing kelompok ditemani oleh empat orang staf dari Balai Benih Hortikultura Detubapa (BBH Detubapa), yang siap membantu memfasilitasi pembelajaran dan diskusi.

Pengalaman Pertama di Lapangan

Saat petani-petani dari berbagai desa tiba di Lembaga Pertanian dan Perkebunan Detubapa, terlihat kegembiraan di wajah mereka. Bagi banyak dari mereka, ini adalah pengalaman pertama kali mengunjungi sebuah lembaga yang khusus bergerak dalam bidang pertanian dan perkebunan seperti Detubapa. Mereka dibawa melalui tur singkat yang menggambarkan fasilitas dan lingkungan kerja lembaga tersebut sebelum memulai kegiatan inti.

Kedua kelompok besar mulai menerapkan pembelajaran praktis sejak awal. Kelompok minat pertanian terfokus pada tekni-tanam dan pemeliharaan tanaman berumur panjang seperti durian dan kakao. Di bawah bimbingan ahli dari BBH Detubapa, mereka diajarkan teknik sambung pucuk dan perawatan yang tepat untuk memaksimalkan hasil tanaman. Sementara itu, kelompok minat perkebunan berfokus pada budidaya tanaman hortikultura seperti tomat, lombok, dan kopi. Mereka belajar tentang teknik stek tanaman dan strategi pemeliharaan yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman mereka di lahan kecil.

Sesi Diskusi dan Berbagi Pengalaman

Salah satu momen yang paling berkesan dari kunjungan belajar ini adalah sesi diskusi dan berbagi pengalaman antara para petani dan fasilitator dari BBH Detubapa. Petani dengan penuh antusias bercerita tentang tantangan yang mereka hadapi di lapangan, seperti masalah penyakit tanaman dan perubahan iklim yang mempengaruhi hasil panen mereka. Di sisi lain, para fasilitator memberikan wawasan tentang teknologi terbaru dalam pengelolaan pertanian yang dapat membantu mengatasi masalah-masalah tersebut.

Diskusi berjalan dua arah, di mana ide-ide baru tentang inovasi dalam pertanian diperbincangkan. Beberapa petani bahkan menyampaikan ide-ide mereka sendiri tentang penggunaan pupuk organik dan teknik irigasi yang lebih efisien. Ini menunjukkan bahwa kunjungan belajar bukan hanya tentang menerima informasi, tetapi juga tentang membangun komunitas dan jaringan yang mendukung inovasi lokal dalam pertanian.

Penerapan Pengetahuan di Lapangan

Belajar Sambung Pucuk pada Tanaman kakao

Kegiatan selama kunjungan belajar ini tidak hanya berhenti di ruang kelas atau di lapangan demonstrasi. Para petani diundang untuk melakukan praktik langsung di lahan percobaan yang disediakan oleh BBH Detubapa. Mereka diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan langsung teknik-teknik yang baru mereka pelajari, dibimbing oleh para ahli yang siap membantu menjawab setiap pertanyaan dan memecahkan setiap masalah yang mungkin muncul.

Para petani sangat antusias mengambil bagian dalam kegiatan ini, karena mereka menyadari pentingnya mengadaptasi teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas tanaman mereka. Beberapa di antara mereka mulai merencanakan untuk menerapkan teknik sambung pucuk pada pohon durian mereka yang sudah ada di desa, sementara yang lain berencana untuk mengubah cara mereka mengelola lahan untuk menanam kopi dan kakao.

Harapan dan Aspirasi ke Depan

Dengan berakhirnya kunjungan belajar ini, harapan dan aspirasi baru muncul di antara peserta. Mereka melihat kunjungan ini sebagai langkah awal untuk mengubah paradigma dalam pertanian lokal mereka. “Saya sangat berterima kasih atas kesempatan ini,” kata salah satu petani, “kami tidak hanya belajar, tetapi juga merasa didukung untuk menerapkan perubahan yang diperlukan di desa kami.”

Para koordinator dan staf BBH Detubapa juga berharap bahwa kunjungan ini dapat menjadi bagian dari perjalanan panjang dalam meningkatkan kualitas hidup petani-petani lokal. Mereka berkomitmen untuk terus mendukung petani dengan informasi, pelatihan, dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Kunjungan belajar ke Detubapa ini bukan hanya sekadar acara biasa, tetapi merupakan momen yang membangkitkan semangat untuk mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan di wilayah ini. Dengan kolaborasi antara petani, lembaga pertanian, dan perkebunan seperti Detubapa, diharapkan akan lahir inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan hasil pertanian dan memperbaiki kesejahteraan petani.

Dalam skala yang lebih luas, kunjungan ini juga menjadi contoh bagaimana pendidikan dan pembelajaran di lapangan dapat memainkan peran penting dalam pengembangan ekonomi pedesaan dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan teknologi yang ada, petani-petani lokal ini dapat menjadi agen perubahan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan di komunitas mereka.

Sebagai penutup, kunjungan belajar ini tidak hanya meninggalkan jejak dalam bentuk pengetahuan baru, tetapi juga dalam bentuk hubungan yang kuat antara para petani dan lembaga pendukung mereka. Semoga kunjungan ini menjadi awal dari banyak kolaborasi yang menguntungkan bagi masa depan pertanian dan perkebunan di wilayah Kabupaten Ende.

Ditulis oleh : Mikel

90an Petani dari Enam Desa Kunjungan Belajar ke Desa Detubapa Read More »

Menuju Kemandirian Pangan : Anak Muda harus Menjadi Pelopor Pertanian Konservasi

Pertani yang Bijak Agar Mewariskan Tanah Subur untuk Generasi Berikutnya

Noberta Daflorensia Tua

Ende,Tananua Flores |Saya Noberta Daflorensia Tua (Ayu) 26 tahun, saya adalah gadis desa yang tinggal di Dusun Kekambero. Saya sebelumnya pernah bekerja di dinas Sosial Kabupaten Ende Sebagai Honorer dan relawan TAGANA.

Pada tahun 2023 pemerintah kabupaten Ende memberhentikan semua tenaga honorer yang bekerja di instansi pemerintah kabupaten Ende. Saya Kembali ke kampung dan berani mengalikan profesi sebagai petani. Pada waktu malam hari saya di ceritakan oleh orang tua saya mengenai kegiatan bersama Yayasan Tananua Flores yang bekerja sama dengan WN.

Ketika orang tua saya menceritakan mengenai teknik teknik pertanian seperti olah lubang, olah jalur, irigasi tetes, penggunaan pupuk organik sempai dengan cara melakukan pengamatan hama tanaman, saya sangat tertarik serta ingin mencoba dan saya diberi tantangan oleh orang tua saya. Tunjukan bahwa yang sukses itu bukan hanya yang berdasi, petani juga bisa.

Setelah mendengar tantangan tersebut saya bergabung dengan program Incident pada bulan Maret tahun 2023.

Pada pertengahan tahun 2023 saya sudah mengikuti kegiatan dengan Yayasan Tananua Flores dan saya mulai melakukan praktik teknik pertanian cerdas iklim.

Saya awalnya sangat ragu akan kegagalan yang mungkin terjadi, yah mau tidak mau saya harus kerja dan mencoba soal gagal hal biasa, bangkit dan berjuang hal yang sangat luar biasa. Orang tua saya membantu saya untuk menggambar kebun impian yang akan kami olah. Kami memberanikan diri bekerja di lahan yang sangat kritis di mana banyak tanaman tidak tumbuh apabila ditanam di lahan tersebut.

Setelah memilih lahan saya bersama orang tua bersepakat menaruh target 1.000 Lubang dan 500 Jalur. Saat ini kami sudah mulai mengerjakan dan target baru bisa tercapai 300 Lubang dan 50 jalur. Praktik olah lubang dan olah jalur kami melakukan dengan cara penggalian manual dan mesin bor yang di pinjamkan oleh Tananua Flores.

Kami belum bisa mencapai target yang disepakati karena fisik saya dan orang tua saya kurang stabil. Semua lubang dan jalur tersebut telah kami isi dengan pupuk organik, kotoran sapi, daun hijau, kulit Kakao dan batang pisang dan kemudian ditutup kembalai dengan tanah.

Dok.Tanaman Sayur

Setelah satu bulan kami mulai menanam pada lubang dan jalur yang telah disediakan. Pada kebun tersebut pendamping lapangan YTNF memberikan kami edukasi kembali bawasanya pangan yang ada desa kami seperti padi, jagung serta sayur hijau sudah cukup lengkap memenuhi nutrisi keluarga namun kami juga perlu nutrisi protein yang kami peroleh dari potensi yang yang di di desa kami lalu saya bertanya kira kira apa yang bisa kami lakukan.

Saran dari YTN kami sebaiknya membuat kolam ikan serta tempat penampungan air peyiraman. Saran ini sudah kami sepakati dan akan dikerjakan pada bulan Maret 2024.

Setelah kami menerap polah pertanian cerdas iklim, kami merasa bahwa pola ini yang sangat cocok untuk daerah kami dengan kondisi tanah kritis, kurang air, panas panjang yang sering terjadi dan melanda masyarakat kami saat ini.

Dari hasil Holtikultura olah lubang dan olah jalur sangat membantu keluraga saya dari persoalan ekonomi. Perhari ini kami sudah mendapat Rp. 3.000.000 dari hasil penjualan peria dan Rp.1.000.000 dari hasil penjualan terong. Semua hasil sayuran tersebut kami jual di masyrakat dusun Kekambero sehingga. Demplot sayur organikk ini juga membantu masyarakat untuk tidak membeli sayur dari pasar yang mengandung bahan kimia.

Kami juga tidak susah untuk mendapat sayur sehat dan ekonomi kami sudah meningkat di mana sebelumnya ekonomi keluarga kami sangat memprihatikan ketika musim panas panjang tiba karena semua komuditi tidak berbuah.

Kami ucapkan terima kasih banyak kepada Yayasan Tananua Flores yang bekerja sama dengan World Neighbord yang sudah mebantu kami di dusun Kekambero desa Ja Mokeasa, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende. Untuk kegiatan Incident ini kami didamping langsung oleh PL Yayasan Tananua Flores

Marselinus Jago.

Sumber : https://www.tananuaflores.id/2024/05/petani-muda-menjadi-perlopor-pertanian.html

Menuju Kemandirian Pangan : Anak Muda harus Menjadi Pelopor Pertanian Konservasi Read More »

Translate »