Mengatasi Tantangan Administrasi: Pertemuan Bersama Pengurus Kelompok Iwa Tolo dan Dasawisma Gae Imu

Ende, Rutujeja- Tananua |– Pertemuan bersama pengurus kelompok Iwa Tolo 1, 2, dan Dasawisma Gae Imu menjadi momen refleksi dan evaluasi penting dalam pengelolaan administrasi organisasi. Sapaan pembuka dari Maria Sepi (Nining) mengawali diskusi yang membahas berbagai tantangan pengisian dokumen administrasi dan keuangan kelompok.(18 /1/ 2025)

Tantangan yang Dihadapi Pengurus

Kesulitan Mengisi Buku Administrasi Buku-buku administrasi seperti buku kas, buku tamu, buku notulen, dan SIMPIN PUMK untuk Dasawisma Gae Imu masih banyak yang belum terisi. Ibu Natalia, salah satu pengurus, mengungkapkan bahwa banyak anggota belum memahami cara pengisian yang benar. Akibatnya, dokumen penting seperti buku SIMPIN-PINJAM sama sekali belum digunakan.

Minimnya Peran dan Tugas Pengurus Pengisian buku administrasi sebagian besar masih menjadi tanggung jawab ketua kelompok. Beban kerja yang berat ini membuat ketua harus membagi waktu antara pekerjaan kelompok dan aktivitas pribadi seperti mengurus kebun dan ekonomi keluarga.

Dokumen Resmi yang Belum Diperbarui Robertus Gati mengungkapkan bahwa Surat Keputusan (SK) kelompok masih tertahan di tangan sekretaris desa. Selain itu, daftar anggota aktif dalam SK belum mencerminkan kondisi terkini, menambah kerumitan dalam pengelolaan administrasi.

Kurangnya Kebiasaan Dokumentasi Buku tamu yang seharusnya digunakan untuk mencatat kunjungan sering kali terabaikan. Buku notulen juga jarang diisi, sehingga hasil rapat tidak terdokumentasi dengan baik.

Rencana Aksi untuk Mengatasi Tantangan

Dari diskusi yang berlangsung, beberapa langkah strategis diusulkan untuk memperbaiki situasi:

  1. Pelatihan Pengisian Buku Administrasi Pelatihan khusus akan diberikan kepada pengurus untuk memahami cara pengisian buku administrasi dengan benar. Pendekatan ini diharapkan dapat meringankan beban ketua dengan mendistribusikan tanggung jawab ke pengurus lain.
  2. Distribusi Tugas yang Jelas Setiap pengurus akan diberi tanggung jawab untuk mengelola dokumen tertentu, seperti buku kas, buku tamu, atau buku notulen, sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya.
  3. Mempercepat Penyerahan dan Pembaruan SK Kelompok Kelompok akan segera berkoordinasi dengan sekretaris desa untuk mendapatkan SK yang masih tertahan. Setelah itu, daftar anggota aktif akan diperbarui agar relevan dengan kondisi terkini.
  4. Meningkatkan Kebiasaan Dokumentasi Pengurus diajak untuk membangun kebiasaan mencatat secara rutin, baik dalam buku notulen maupun buku tamu, guna memastikan kegiatan kelompok terdokumentasi dengan baik.

Kisah Inspiratif Mama Nata: Ketulusan di Balik Tantangan

Salah satu momen penuh makna dalam pertemuan ini adalah cerita dari Mama Nata, seorang pengurus yang setia menjalankan tugas meskipun menghadapi banyak keterbatasan. Dengan rendah hati, Mama Nata mengakui bahwa selama ini pengisian buku administrasi hanya dilakukan oleh ketua kelompok karena pengurus lain belum memahami caranya.

Namun, Mama Nata tidak menyerah. Ia berinisiatif belajar sedikit demi sedikit dari pendamping dan anggota kelompok lainnya. “Saya yakin kalau kita belajar pelan-pelan, lama-lama akan bisa. Tidak apa-apa terlambat, yang penting mau mulai,” ujarnya dengan senyum optimis.

Cerita ini menginspirasi seluruh anggota kelompok untuk terus berusaha, meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi.

Langkah Awal yang Disepakati

Sebagai tindak lanjut, beberapa langkah awal telah dirancang untuk membantu kelompok memperbaiki pengelolaan administrasi:

  • Workshop Pengisian Dokumen: Pendamping akan mengadakan workshop kecil untuk melatih pengurus mengisi buku administrasi, termasuk buku notulen, buku tamu, dan SIMPIN PUMK. Pendekatan ini dilakukan dengan simulasi langsung agar mudah dipahami.
  • Distribusi Buku Administrasi ke Tiap Pengurus: Tugas administrasi akan dibagi ke beberapa pengurus. Sebagai contoh, Mama Nata akan mengelola buku tamu, sementara pengurus lain bertanggung jawab atas buku notulen dan buku kas.
  • Koordinasi dengan Sekretaris Desa: Kelompok akan segera menghubungi sekretaris desa untuk mempercepat penyerahan SK kelompok.
  • Meningkatkan Kesadaran Dokumentasi: Pengurus diajak untuk mencatat setiap kegiatan, mulai dari rapat kecil hingga kunjungan tamu. Hal ini diharapkan menjadi kebiasaan yang memperkuat manajemen kelompok di masa depan.

Harapan untuk Kelompok

Melalui evaluasi ini, diharapkan kelompok Iwa Tolo dan Dasawisma Gae Imu dapat memperkuat manajemen administrasinya. Dengan pendampingan intensif, para pengurus diharapkan mampu menjalankan tugas mereka secara lebih mandiri. Administrasi yang kuat akan mendukung pengembangan kegiatan ekonomi dan sosial yang bermanfaat bagi seluruh anggota.

“Kita semua punya peran masing-masing. Kalau setiap orang mau ambil bagian, kelompok kita pasti bisa jadi lebih baik,” kata Mama Nata penuh harapan.

Cerita ini membuktikan bahwa perubahan membutuhkan waktu, tetapi bisa dimulai dari langkah kecil. Dengan semangat dan komitmen dari pengurus kelompok serta dukungan dari pendamping dan pihak desa, kelompok ini mampu membangun sistem administrasi yang lebih kokoh dan mencapai tujuan bersama.

Nining

Mengatasi Tantangan Administrasi: Pertemuan Bersama Pengurus Kelompok Iwa Tolo dan Dasawisma Gae Imu Read More »

Kunjungan Belajar ke Komunitas, Pengurus Tananua Flores Apresiasi terhadap 7 Mitra CSO Misereor

Dok YTNF

Ende, Tananua Flores | Dalam menjalin gerakan advokasi untuk penguatan hak rakyat atas pembangunan, Ketua Pengurus Yayasan Tananua Flores Hironimus Pala memberikan Apresiasi kepada 7 mitra CSO Misereor atas kunjungan belajar(Join Learning Workshop) ke Yayasan Tananua Flores. Apresiasi tersebut diberikan atas pemilihan tempat sebagai kegiatan belajar bersama dari ke 7 mitra Misereor di Indonesia selama 4 hari.

“Saya Apresesia terhadap Teman-teman mitra CSO dan SATARA yang mempercayakan kepada Tananua Flores sebagai tempat kegiatan belajar  kali ini, Selamat datang di wilayah kami dan saya berharap peserta CSO dari semua mitra dapat berproses secara baik dan dapat berbagi kerja-kerja sukses bersama komunitas masyarakat Desa ada di desa dampingan kita”,Ucap ketua pengurus Tananua.

Hironimus ketua pengurus mengatakan Yayasan Tananua Flores merasa sangat terhormat mendapat kunjungan dari para mitra apalagi sampai berkunjung ke masyarakat desa yang menjadi bagian dari kerja-kerja  pendampingan oleh Tananua.

“Kami Tananua Flores merasa sangat terhormat Ketika dikunjungi oleh para mitra, apalagi kita juga akan mengunjungi ke Desa Rutujeja sebagai salah satu Desa dampingan Tananua dalam Kerjasama dengan MISEREOR dengan Program PSDABM (Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat)-Sustainable Livelihood,”katanya.

Kunjungan belajar tersebut diselenggarakan selama 4 hari dari tanggal 9-12 september 2024 di Ende dan Desa Rutujeja. Mitra yang terlibat Bina Desa-Jakarta, Gemawan-Kalimatan, JPIC-Kalimantan, JPIC-Ruteng-NTT, Tananua Flores-NTT, SATTARA-Jambi, CAPPA-Jambi, WAHLI-Jambi, dan juga Tim Misereor-German.

Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi pengalaman sukses dan gagal melindungi multikrisis di kampung serta Membangun strategi advokasi bersama. Kegiatan Belajar bersama (Join Learning) yang diselenggarakan di Ende dengan Tananua Flores sebagai Panitia Tananua Flores.

Sementara itu Koordinator IJL Tian Manager Program SATARA-Jambi mengatakan bahwa kegiatan kunjungan belajar bersama masyarakat ini sudah dipersiapkan kurang lebih 3 bulan berdasarkan kesepakatan semua Mitra.

Jadi,kegiatan ini akan mencapai beberapa hasil rekomendasi untuk keberlanjutan kegiatan kunjungan belajar bersama( Join Learning) antara lain Peta Landscape Kebijakan dan Regulasi yang Berdampak, Peta Krisis Kampung akibat kerusakan ekosistem, perubahan iklim dan kerawanan pangan, Cerita Perubahan dalam mengelola krisis kampung (People Led Development) dan Rumusan Strategi Advokasi Bersama untuk melindungi hak-hak rakyat atas pembangungn.

Kemudian sambung Herman Rupp mengungkapkan Advokasi harus dilakukan dengan Komunikasi yang baik. Komunikasi mengembangkan organisasi harus yang positif dengan menyorotkan pada solusi-solusi yang ditawarkan

“Kita berkomunikasi harus dapat mengembangkan organisasi secara positif, dalam advokasi harus memberikan solusinya. Komunikasi tidak hanya melihat Niat Anda tetapi niat dari mitra anda dan advokasi Tidak menyodorkan Masalah tetapi menyodorkan solusiny,”Ucap Rupp

Selain itu Cristine perwakilan dari mesereor Jerman mengatakan bahawa isu kemiskinan, system pangan, mewujudkan kehidupan yang beradilanan terhadap iklim dan melindungi keanekaragaman hayati masih relevan, namun dukungan Misereor mulai konsentrasi memperthankan dinamika yang terjadi di Negaranya Sendiri sebagai dampak dari perang Rusia-ukraina dan juga dampak Covid-19.

Dia menuturkan saat ini “Anda semua harus mulai cari cara seperti bagaimana melobi pemerintah beserta lembaga perlemen dan lainnya kemudia jangan berhenti disini dan terus menerus melakukan lobi,”tutur Cristine.

Lanjut Cristine Meningkatkan kesadaran secara terus menerus terkait apa yang dibutuhkan oleh masyarakat kita yakni Kampanye sosial, konferensi pers dan penyadaran melalui media dan kegiatan yang melibatkan banyak orang.

“Saya berharap Lembaga anda lebih mandiri melakukan menghemat uang dan mencari kontribusi local dan keuangan yang lebih baik dan Tantangan bahwasannya berkomunikasi dengan baik dan berkoordinasi membuat kita lebih tanggu ke depannya. Kita harus selamat bersama-sama dengan kesadaran bersama-sama, atau tidak ada yang selamat,”tutupnya.

Lebih jauh Tim Misereor Jerman  itu menegaskan Kemiskinan, kemarosotan moral, dan penderitaan merupakan salah satu bagian bumi yang diam-diam akan menjadi tempat berkembangnya masalah- masalah dan pada akhirnya akan mempengaruhi seluruh planet.”tegasnya.

****Heri Se****

 

Kunjungan Belajar ke Komunitas, Pengurus Tananua Flores Apresiasi terhadap 7 Mitra CSO Misereor Read More »

Desa Rutu Jeja dan Pangan Lokal

Ende, Tananua Flores | Desa Rutujeja adalah salah satu desa dikecamatan Lepembusu kelisoke kabupaten Ende. Desa ini  sangat Jauh ± 73 KM dari kota kabupaten Ende dan keberadaannya berada di atas ketinggian gunung lepembusu serta berbatasan dengan Kecamatan Tanawawo kabupaten Sikka. Untuk bisa sampai ke desa ini menempuh perjalanan kurang lebih dua setengah jam. Desa Rutujeja juga memiliki pesona alam yang sangat indah yang juga berbeda dengan wilayah desa lain. Mata pencarian Utama masyarakat di desa Rutujeja adalah pangan local dan komoditi. Bagi masyarakat Rutujeja pangan lokal adalah sember makan  utama yang dikembangkan sebagai pemenuhan kebutuhan kehidupan ekonomi keluarga.

Selain itu, salah satu desa yang dikenal sampai dengan saat ini dalam membudidayakan pangan lokal yaitu Desa Rutujeja. Semua jenis pangan yang merupakan warisan leluhur mereka masih banyak tersedia  sampai saat ini misalnya pega, Wete (jewawut), lolo (shorgum), mbape (jali), padi, jagung, kacang nasi, kacang turi, bue fesa, bue duke, rose (keladi), pisang, ubi kayu, ubi tatas, dan masih banyak lagi jenis pangan lokal baik yang dibudidayan maupun yang tumbuh liar dihutan.

Menurut bapak Robertus Bati salah satu tokoh masyarakat yang terus mempertahankan dan mengambangkan pangan lokal mengatakan bahwa Pangan adalah sumber kehidupan, Pangan juga berkaitan erat dengan hukum adat dan kehidupan sosial masyarakat di desa Rutujeja.

Dijelaskannya bahwa pangan di Desa Rutujeja sebagai pengikat hubungan masyarakat dengan Alam yang di bukatikan dengan setiap tahun diselenggarakan Seremonial adat oleh mosalaki atau pemangku adat di desa tersebut.

Dia juga mengutarakan bahwa Pangan di desanya tidak akan hilang sebab pangan di Rutujeja menjadi sebuah keharusan untuk terus di budidayakan.

“ Mengapa saya katakan tidak akan hilang karena setiap tahun kami masih melaksanakan ritual adat dan harus menggunakan bahan pangan yang diambil dari kebun penggarap atau ana kalo fai walu dan tidak boleh digantikan dengan pangan yang dibeli dari pasar atau toko walau sekalipun harganya lebih mahal”, Ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, kepala desa Rutujeja Petrus Bata mengungkapkan bahwa pola konsumsi masyarakat didesanya bervariasi.

“ Kami disini makanan yang kami konsumsi tidak hanya semata mata beras atau nasi, tetapi pola konsumsi kami bervariasi, karena menu yang disajikan itu banyak seperti pisang, ubi, rose, jagung dan sayuran yang masih sangat segar dari kebun kami”, ungkap kades.

Mengapa pangan lokal?

Pangan lokal merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat indonesia saat ini dengan pengembangannya harus berlanjut,

Pertama, keragaman pangan lokal adalah gerbang bagi pola makan yang beragam. Dengan mengonsumsi beragam makanan, masyarakat dapat memperoleh semua nutrisi yang mereka butuhkan dan mengurangi risiko stunting pada anak.

Kedua, pangan lokal juga menjadi sumber pangan nabati dan hewani yang sesuai dengan kondisi setempat cenderung lebih tahan terhadap guncangan iklim, seperti cuaca ekstrem atau banjir.

Ketiga, konsumsi makanan lokal dapat mengurangi emisi karbon dari pengemasan dan distribusi. Bahan pangan yang mudah rusak, seperti ikan dan sayuran, ataupun makanan olahan, menyumbang 10% dari rantai emisi di sektor pangan.

Keempat, promosi konsumsi pangan lokal berpotensi meningkatkan kesadaran lingkungan dan keadilan sosial dengan mendorong interaksi antara masyarakat desa yang satu dengan desa yang lain. Upaya untuk melestarikan keanekaragaman hayati dalam hal ini pangan lokal juga dapat dikaitkan dengan manfaat gizi dari makanan yang kita konsumsi.

Kondisi Saat ini

Kondisi dan perubahan yang terjadi pada generasi mileneal kita saat ini, Pada umumnya masyarakat kita,masih sangat banyak mengkonsumsi makanan yang siap saji yang berasal dari pabrik-pabrik seperti yang tersedia dibanyak tempat misalnya kios, toko, pasar dan juga mini market atau alfa mart.

Bukan hanya itu saja bahkan makanan-makanan yang siap saji itupun bukan hanya berada di kota saja melainnya sudah sampai ke pelosok desa dan se antero jagat Raya ini, bahkan pada daerah yang bertopografi parah pun sudah terkontaminasi dengan makanan disebutkan di atas padahal, daerah itu memiliki stok pangan local tersedia dalam jumlah banyak.

Saat ini beberapa bahan makanan yang tersedia dalam kemasan itu juga masih menjadi perdebatan bagi beberapa kalangan yang merupakan sumber produksi bahan olahan makanan tersebut. Makanan dan minuman yang tersedia yang siap saji itu misalnya: Sarimi, minuman yang mengandung gula tinggi, cemilan dan beberapa jenis makanan lainnya.

Perubahan-perubahan ini juga membuat  generasi muda atau generasi masa kini enggan untuk masuk kekebun untuk memproduksi sendiri makanan yang merupakan warisan leluhur mereka, dimana makanan tersebut yang tidak memiliki dampak apapun bagi kesehatan tubuh manusia dan lingkungan.

Fakta menunjukan bahwa konsumsi makanan olahan yang diawetkan berdampak buruk terhadap kesehatan dan juga meningkatkan resiko terjadinya banyak penyakit yang bermunculan saat ini jika tidak sesuai dengan aturan konsumsinya atau berlebihan.  Jika mengkonsumsi makanan siap saji tidak terukur maka beresiko terhadap kesehatan misalnya pada ibu hamil dapat menyebabkan Kekurangan Energi Kronis (KEK), pada bayi/balita bisa menyebabkan Stunting, Gizi kurang dan bahkan gizi buruk, obesitas dan apabila semakin banyak orang tersebut mengkonsumsi pangan awetan ini bisa beresiko kematian.

Hanya orang malas yang akan terjadi kelaparan, padahal alam sangat bersahabat dengan tanam apa saja pasti akan berhasil.

Oleh : Arnold RM (PL RJ)

 

Desa Rutu Jeja dan Pangan Lokal Read More »

Pembangunan yang Dipimpin oleh Komunitas

Ende, Tananua Flores | Pembangunan di suatu daerah merupakan suatu proses perubahan yang akan terus menerus  menuju ke keadaan yang lebih baik berdasarkan suatu norma-norma tertentu. 

Pembangunan dapat dikalkulasikan dari beberapa segi yakni dari segi teknologi informasi, infrastruktur dan juga sumber daya manusia. 

Proses Pembangunan itu tidak hanya datang dari pihak luar tetapi juga harus mulai dari dalam tempat dimulainya perencanaan proses pembangunan. 

Pembangunan memang selalu dikait-kaitkan dengan bentuk fisik dari daerah itu jarang sekali pembangunan diukur dari kemajuan daya berpikir Manusia, padahal jika Sumber daya Manusia diberdayakan tentu pembangunan Fisik akan dengan sendirinya mengalami perubahan.  

Perubahan yang dimaksud yaitu ada perkembangan dari yang belum baik menjadi lebih baik dari perencanaan sampai pada realisasi. Hal itu yang lebih banyak dinilai berdasarkan sudut pandang dari masing-masing pribadi orang. 

Pembangunan dikatakan berhasil juga apabila orang-orang di daerah itu bisa mengelolah Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang tersedia di daerah itu. Kata lainnya bahwa sekecil apapun perubahan yang terjadi di wilayah itu yang arahnya menuju ke yang lebih baik itu merupakan berhasil. 

Di kabupaten Ende ada sebuah lembaga yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat,  yang namanya tidak lazim  lagi sampai saat ini yaitu Tananua Flores. 

Yayasan Tananua Flores Sejak awal pendampingannya pada desa-desa selalu ditekankan pada bagaimana model pemberdayaan yang baik. Tananua selalu menyebutnya yang menjadi motor penggerak di desa itu adalah orang-orang yang ada di desa tersebut.

Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok

Menurut Tananua bahwa Kegiatan atau pembangunan tidak akan bisa berjalan apabila hanya mengandalkan orang dari luar. Orang dari luar hanya sebatas motivator sehingga orang dalam desa itu bisa berubah ke arah yang  positif dan bisa keluar dari masalah-masalah yang sering dihadapi. Perubahan yang terjadi dalam suatu desa pun tidak bisa hanya satu atau dua orang saja. Kalau hanya satu atau dua orang saja yang terlibat maka proses percepatan pembangunan akan berjalan sangat lambat, sehingga komunitas-komunitas diharapkan bisa bergerak bersama dalam pembangunan di Desa tersebut. 

Tananua Flores dalam pendampingannya selalu Mendorong masyarakat agar mulai dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan harus dipimpin oleh Komunitas atau kelompok.  

Maksud dari dipimpin disini adalah masyarakat atau kelompok  terlibat aktif dan berpartisipasi penuh serta melakukan proses pengawasan dan perawatan untuk keberlanjutan. Tananua selalu mendorong untuk dalam proses pembangunan harus berdampak pada peningkatan Sumber daya Ekonomi dan juga sumber daya Manusia sehingga, Peran kelompok atau komunitas menjadi penting untuk mempercepat proses pembangunan di daerah itu.

Dalam kaitannya dengan pendampingan dan pemberdayaan Desa Rutujeja adalah salah satu Desa yang dilihat dari aktivitas kelompoknya bisa dikatakan  berjalan dengan baik. 

Dari segi  pembangunan di wilayah Desa ini dapat dilihat sangat baik dimana hampir semua pembangunan yang direncanakan masyarakatnya dilaksanakan dengan baik, serta didukung penuh oleh masyarakat.  Pembangunan infrastruktur yang sudah dijalankan di desa ini adalah sarana air minum bersih, pembangunan gedung sekolah, pembangunan gedung kantor Desa di awal pemekaran dan  juga Kapela atau tempat ibadat. 

Keaktifan kelompok masyarakat selalu bersama untuk mendukung dan mengerjakan proses pembangunan itu dan ini menjadi bukti bahwa masyarakat sangat berkontribusi terhadap perkembangan  pembangunan di Desa tersebut. 

Selain itu pada tahun 2019 saat pemasangan listrik negara di dusun Birijo Desa Rutujeja, kelompok mengambil kebijakan bahwa dana instalasi dan meteran listrik diambil dari kas kelompok sehingga beban masyarakat dapat dikurangi. Salah satu praktek pembangunan yang dipimpin oleh kelompok/komunitas dengan menjadi pelopor utama dalam menentukan kebijakan. 

Tidak hanya itu pada bulan Januari 2023 ada keputusan pengurus kelompok tani Fonga Kema Sama untuk untuk mencabut kas kelompok demi membantu anggota dalam pembayaran iuran bulanan BPJS ketenagakerjaan selama  enam bulan terhitung sejak Januari sampai Juni 2023. 

Bentuk-bentuk seperti ini yang menjadi sebuah desa bisa cepat berkembang dan maju karena dukungan dari semua elemen yang ada di Desa. Dari pemerintah Desa juga sangat mengharapkan supaya kontribusi dari masyarakat maupun kelompok terus menerus mendukung dengan hal-hal baik dan semoga semua kelompok yang ada di desa Rutujeja untuk terus aktif sehingga pembangunan tidak hanya datang  dari pemerintah melainkan pembangunan harus datang dan dipimpin oleh komunitas .

 

Ditulis oleh :  Arnold Mage, Staf Pendamping Tananua Flores. 

 

Pembangunan yang Dipimpin oleh Komunitas Read More »

Menikmati Pangan Lokal, Merawat Kehidupan; Lokamini Pangan Lokal Desa Rutujeja

Ende, Tananua Flores| Pangan adalah jati diri kita, siapa yang menguasai pangan dan benih dia menguasai kehidupan. Pangan adalah jati diri manusia. Badan Pangan Dunia (FAO/Food and Agriculture Organization) menggarisbawahi bahwa pangan lokal merupakan pangan yang diproduksi, dipasarkan, dan dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifannya.

Dalam kegiatan Lokamini yang terjadi di Desa Rutujeja Rabu, 20/07/2022, Hironimus Pala, Ketua Yayasan Tananua Flores (YTNF) menjelaskan bahwa Pangan Lokal merupakan inti dari kehidupan seorang petani. Ka eo kita tedo, tedo apa eo kita ka. Kita mengonsumsi makanan yang kita usahakan atau yang kita kerjakan.

Pangan Lokal Desa Rutujeja Nggoli (Kacang merah). Foto: EW|20/07/2022

Makanan pokok lokal seperti Are (Padi), Jawa (Jagung), Wete (Jewawut), Lolo (Sorgum), Pega (Serealia), Ndelo (Umbi Ganyo), Ura (Kacang-kacangan), Mbape (Jali) begitu melimpah di daerah Rutujeja. Masyarakat dapat mengonsumsi pangan lokal ini karena memiliki kandungan yang bergizi.

Peserta Lokamini Pangan Lokal ini berjumlah 22 orang masyarakat rutujeja yang meliputi Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Pengurus Kelompok Tani, Guru Sekolah Dasar, Murid Sekolah Dasar, dan Staf Pemerintahan Desa. Dalam kegiatan lokamini ini para peserta aktif menyebutkan dan memberikan penjelasan terkait keberagaman pangan lokal di Rutujeja.

Pangan Lokal Desa Rutujeja Lolo Mera (Sorgum Merah). Foto: EW|20/07/2022

Kesempatan ini hendak mengklarifikasi hasil penelitian tentang keberagaman pangan yang ada di Rutujeja. Dalam presentasinya Ketua YTNF memaparkan hasil temuan mengenai jenis pangan, dan hasil olahan pangan lokal. Selain itu beliau juga membahas tentang pengaruh keberadaan pangan industri bagi kesehatan. Pembicara juga menjelaskan tentang peran Lembaga Adat, Lembaga Agama, Pemerintah Desa dan masyarakat dalam menjaga keberlangsungan konsumsi pangan lokal.

Kegiatan yang berlangsung di kantor Desa Rutujeja ini mendapat apresiasi dari Pemerintah Desa. Stefanus Benyamin Dadi, sebagai Kaur Perencanaan, mewakili Kepala Desa menyambut baik acara ini. Beliau mengharapkan agar masyarakat tetap menanam, menjaga, serta mengonsumsi makanan lokal ini.  Makanan lokal adalah makanan yang sehat dan bergizi.

Hironimus Pala, Ketua YTNF memaparkan materi Lokamini Pangan Lokal.

Foto: EW|20/07/2022

Pertemuan ini menyepakati perihal menjaga keberagaman pangan lokal yang ada di Desa. Besar harapan bahwa acara lokamini ini menjadi motor penggerak dalam pembuatan Peraturan Desa tantang pangan lokal. Desa Rutujeja dapat terlibat dalam acara festival pangan lokal yang akan diselenggarakan pada waktu yang akan datang.

Desa Rutujeja memiliki potensi untuk memberdayakan pangan pokok lokal. Supu Bugu Kema Mbale. Bekerja dengan keseriusan akan memberikan pertumbuhan dan kesuburan. Apa yang diusahakan dapat menghasilkan kehidupan.Tedo Tembu, Wesa Wela, Peni Nge, Wesi Nuwa. Sehingga dengan demikian setiap kerja dan usaha dapat mencapai kesejahteraan. Mera Tebo Keta, Ndi Lo Ngga. Petuah-petuah sahaja ini menjadi doa dan harapan dalam setiap usaha untuk mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan.

Arnoldus Mage, Staf Lapangan YTNF di Desa Rutujeja mendata keberagaman pangan lokal.

Foto:EW|20/07/2022

Sebagai rencana tindak lanjut masyarakat dapat mengonsumsi pangan lokal sambil menciptakan produk khas untuk dapat dipasarkan baik secara langsung maupun secara online. Pangan Lokal memiliki nilai kearifan dan nilai ekonomis jika terus dirawat dan dijaga.

Desa Rutujeja berada di Kecamatan Lepembusu Kelisoke. Jarak Desa Rutujeja dari Kota Kabupaten Ende sekitar 64 Km, dan jarak dari Kota Kecamatan sekitar 19 Km. Luas Desa Rutujeja 8.05 Km2 dan berada sekitar 1000 MDpl.

 

 

Menikmati Pangan Lokal, Merawat Kehidupan; Lokamini Pangan Lokal Desa Rutujeja Read More »

Translate »