Author name: jhuan mari

Penyusunan Perdes Berkualitas, Tananua Flores Gelar Pelatihan bagi Pemerintah Desa dan BPD

Ende, Tananua | Yayasan Tananua Flores menggelar pelatihan peningkatan kapasitas bagi pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di wilayah dampingan untuk mendorong penyusunan peraturan desa (Perdes) yang berkualitas. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, pada 28–29 Januari 2024, di Aula Bina Olangari Ende

Pelatihan ini diikuti oleh tiga perwakilan dari masing-masing desa, yakni kepala desa, sekretaris desa, dan ketua BPD.

Dalam sambutannya, Direktur Tananua Flores, Bernadus Sambut, menyampaikan apresiasi kepada para peserta dari desa-desa dampingan yang mengikuti program kelautan dan perikanan. Ia juga memberikan gambaran umum mengenai program Tananua, khususnya di bidang kelautan dan perikanan yang telah berjalan lebih dari lima tahun. Beberapa capaian yang telah diraih antara lain:

Pertama,Penyusunan Peraturan Bersama Kepala Desa yang telah ditetapkan dan diundangkan oleh masing-masing sekretaris desa.

Kedua,Penerapan sistem buka-tutup lokasi penangkapan gurita yang dilakukan oleh kelompok pengelola perikanan setiap tiga bulan sekali.

Ketiga,Pendampingan terhadap kelompok simpan pinjam yang hingga saat ini masih berjalan.

Ke Empat, Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan massal yang dilakukan Tananua bekerja sama dengan pemerintah desa dan puskesmas guna memberikan layanan kesehatan gratis kepada nelayan dan masyarakat pesisir.

Bernadus juga mengajak seluruh peserta untuk terus membangun koordinasi dan kolaborasi dalam menjaga ekosistem wilayah pesisir serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kepala Bagian Hukum Kabupaten Ende, Ignasius B. Kapo, SH, MH, yang hadir sekaligus membuka pelatihan, memberikan apresiasi atas kerja sama antara pemerintah desa dan Yayasan Tananua Flores dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Ia menyoroti berbagai permasalahan dalam penyusunan peraturan desa yang kerap kurang berkualitas, sehingga implementasinya belum optimal.

Menurutnya, peraturan desa harus dibuat oleh lembaga atau pejabat yang berwenang agar memiliki kekuatan hukum yang sah. Ia menegaskan bahwa peraturan desa bersifat mengikat secara umum, berbeda dengan keputusan administratif yang bersifat konkret dan individual (beschikking). Selain itu, peraturan desa harus mengakomodasi kepentingan seluruh masyarakat, bukan hanya kelompok tertentu.

Mantan Camat Maukaro itu berharap pelatihan ini dapat menjadi momentum bagi aparat pemerintah desa dan BPD untuk meningkatkan pemahaman dalam menyusun peraturan desa yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan masing-masing wilayah Desanya.

Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Nagekeo, Elias Cima, S.Sos., M.A., dalam materinya yang bertajuk Revolusi Mental dalam Tata Kelola Pemerintahan dan Kepemimpinan Desa, menegaskan bahwa revolusi mental bertujuan menciptakan tata kelola pemerintahan desa yang lebih baik, meningkatkan etos kerja, serta memperkuat kerja sama tim dalam melayani masyarakat.

Mantan dosen STPM St. Ursula Ende itu menjelaskan bahwa pilar utama revolusi mental dalam kepemimpinan desa mencakup:

  • Integritas → Jujur, dapat dipercaya, berkarakter, dan bertanggung jawab.
  • Kerja Keras → Memiliki etos kerja tinggi, daya saing, optimisme, inovatif, dan produktif.
  • Gotong Royong → Mendorong kerja sama, solidaritas, serta kepedulian terhadap kepentingan bersama.

Di sisi lain, Kepala Desa Kotodirumali, Maternus Mau, menyampaikan apresiasinya terhadap pelatihan ini. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat karena memberikan pemahaman baru terkait tata kelola pemerintahan desa serta penyusunan regulasi yang lebih baik.

“Kegiatan ini sangat baik dan perlu berkelanjutan. Kami, pemerintah desa dan BPD, mendapatkan banyak pengetahuan baru dalam tata kelola pemerintahan serta penyusunan regulasi dan kebijakan di desa. Ke depan, kami berharap dapat melahirkan peraturan desa yang sesuai dengan potensi masing-masing desa dan menerapkannya dengan baik. Kami juga berharap kolaborasi antara pemerintah desa dan Yayasan Tananua terus berjalan,” ujar Maternus.

Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas peraturan desa yang lebih efektif, partisipatif, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. *** Jhuan Mari

Penyusunan Perdes Berkualitas, Tananua Flores Gelar Pelatihan bagi Pemerintah Desa dan BPD Read More »

Antusiasme Masyarakat Desa Wolo Oja dalam Mengikuti Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Ende, Tananua Flores – Masyarakat Desa Wolo Oja, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende, menunjukkan antusiasme yang sangat tinggi dalam mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis yang diadakan pada Sabtu (14/12/2024). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Tananua Flores bekerja sama dengan Puskesmas setempat. Kepala Desa Wolo Oja, Antonius Kota, menyampaikan harapannya agar program ini dapat dilaksanakan secara rutin di masa depan.

Antonius mengungkapkan bahwa ini adalah kali pertama desa mereka mendapat kesempatan untuk mengikuti program pemeriksaan kesehatan gratis. Menurutnya, masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan ini dan berharap agar kegiatan serupa dapat diadakan secara berkala, minimal setiap enam bulan sekali. Kepala desa juga mengusulkan agar program ini melibatkan tim kesehatan yang lebih lengkap, guna lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Bernadetha Dhajo, perwakilan dari Puskesmas Welamosa, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat membantu pihaknya dalam mencapai target layanan integrasi kesehatan primer. Kolaborasi antara Yayasan Tananua Flores, pemerintah desa, dan Puskesmas sangat mendukung pelayanan Posyandu, kesehatan lansia, serta kesehatan masyarakat secara umum yang terintegrasi dengan layanan primer. Bernadetha juga mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama guna mendeteksi potensi atau risiko terhadap penyakit tidak menular. “Pemeriksaan kesehatan sangat penting untuk mengetahui kondisi tubuh secara menyeluruh, terutama dalam pencegahan penyakit yang bisa berkembang tanpa gejala awal,” ujarnya.

Emilia Kumanireng dari Yayasan Tananua Flores menambahkan bahwa program pemeriksaan gratis ini perlu berlanjut dan seharusnya menjadi bagian dari program pemerintah, mulai dari tingkat desa hingga pusat, dengan prioritas minimal setiap enam bulan sekali. Program ini, menurut Emilia, sangat penting untuk mendeteksi penyakit sejak dini dan harus diprogramkan dengan baik oleh pemerintah desa, agar melalui dana desa, pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan secara rutin. “Program ini sangat baik dan sangat penting. Pemerintah desa perlu memprogramkan layanan pemeriksaan kesehatan secara berkala, minimal setiap enam bulan sekali,” ujarnya.

Emilia juga menyoroti bahwa meskipun layanan kesehatan tersedia, kendala jarak, biaya, serta kelengkapan dokumen sering menjadi hambatan bagi masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan. Ia menyarankan agar tenaga kesehatan turun langsung ke desa-desa untuk melakukan pemeriksaan dini secara teratur, guna memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan pada kegiatan tersebut menunjukkan adanya sejumlah warga yang menderita hipertensi, asam urat, dan kolesterol tinggi. Puskesmas setempat juga telah memberikan edukasi mengenai pola hidup sehat serta langkah-langkah pengobatan yang perlu diambil oleh para penderita.

Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat Desa Wolo Oja berharap agar pemeriksaan kesehatan gratis dapat menjadi agenda rutin yang dapat membantu mengurangi angka penyakit tidak menular di wilayah tersebut.***

Kontributor : Aris

Editor : Jhuan M

Antusiasme Masyarakat Desa Wolo Oja dalam Mengikuti Pemeriksaan Kesehatan Gratis Read More »

Tananua Flores Gelar Pelatihan Pengolahan Pangan Lokal untuk Perkuat Kapasitas Pendamping Lapangan

Dok.YTNf – Pelatihan pengolahan pangan lokal

Ende, Tananua Flores – Dalam upaya mempertahankan identitas petani sekaligus mendukung ketahanan pangan lokal, Yayasan Tananua Flores menggelar pelatihan pengolahan pangan lokal untuk memperkuat kapasitas staf pendamping lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 21 November 2024.

Koordinator Program CRITICAL, Arnoldus R. Mage, menjelaskan bahwa pangan lokal memiliki nilai strategis bagi keberlanjutan pertanian dan kesehatan masyarakat. “Pangan lokal adalah pangan yang dapat diambil langsung dari kebun sesuai kebutuhan. Selain lebih aman karena tidak mengandung bahan kimia atau pengawet, pangan ini juga kaya gizi dan bermanfaat untuk kesehatan tubuh,” jelasnya.

Arnoldus menambahkan bahwa konsumsi beragam jenis pangan lokal mendukung kesehatan tubuh secara lebih baik. “Setiap jenis pangan mengandung kandungan gizi yang berbeda, dan dengan mengonsumsi variasi pangan, kita bisa memenuhi kebutuhan nutrisi yang lebih lengkap,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pengembangan pangan lokal dapat mengurangi ketergantungan pada satu jenis makanan pokok seperti beras, sekaligus membantu melestarikan budaya, lingkungan, dan keanekaragaman hayati. Selain itu, hal ini juga berkontribusi pada pengurangan jejak karbon.

Pelatihan ini berfokus pada staf pendamping lapangan Tananua Flores yang terlibat dalam Program CRITICAL. Para pendamping akan mendampingi petani di desa-desa binaan untuk memaksimalkan potensi pangan lokal yang melimpah, seperti umbi-umbian, pisang, kacang-kacangan, dan labu kuning. Dengan pelatihan ini, diharapkan para pendamping dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada petani dalam mengolah hasil panen menjadi produk yang bernilai lebih tinggi, baik untuk konsumsi keluarga maupun sebagai sumber gizi.

Salah satu fasilitator, Emilia Kumanireng, menegaskan bahwa pangan lokal adalah bagian dari kehidupan dan identitas masyarakat Lio Ende. “Pangan bagi masyarakat Lio bukan sekadar kebutuhan, tetapi juga jati diri. Potensi pangan lokal di desa-desa binaan sangat besar, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal. Banyak hasil pertanian lokal yang hanya direbus, dibakar, atau digoreng, dan sebagian besar malah dijadikan pakan ternak,” ujarnya.

Menurut Emilia, tantangan utama yang dihadapi petani adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan pangan yang sehat. Ia berharap pelatihan ini mampu meningkatkan kapasitas staf pendamping sehingga mereka dapat memberikan dampak langsung di lapangan.

“Harapan kami, anak-anak mulai mencintai dan mengonsumsi pangan lokal, mengurangi ketergantungan pada makanan olahan pabrik yang dapat merusak kesehatan. Petani juga diharapkan terus menanam dan mengolah pangan lokal, tidak hanya untuk pasar tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga,” imbuhnya.

Yayasan Tananua Flores berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan pangan lokal sebagai solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mewujudkan pola konsumsi yang sehat dan berkelanjutan

Ditulis ; Tim Ytnf

Editor : Jhuan Mari

Tananua Flores Gelar Pelatihan Pengolahan Pangan Lokal untuk Perkuat Kapasitas Pendamping Lapangan Read More »

Kapasitas Pendamping Desa Ditingkatkan, Mendukung Kemajuan Kelompok Usaha Tani di Desa

Ende, Tananua Flores | Yayasan Tananua Flores Ende dalam mendukung kelompok usaha Tani di Desa kapasitas pendamping terus ditingkatkan. Langkah dan Kegiatan ini terus dilakukan oleh Tananua agar kemajuan kelompok Tani di desa dampingan dapat terwujud.

Sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan yakni melalui kegiatan Pelatihan Peningkatan kapasitas Pendamping dengan memberikan materi latihan untuk kemajuan kelompok Tani. Kegiatan pelatihan ini di selenggarakan pada (28/6) di café Myau-Myau jalan Eltari Ende beberapa waktu yang lalu.

Heribertus Se, sebagai maneger program dalam pengantarnya menegaskan bahwa pentingnya peningkatan kapasitas staf agar proses pendampingan terhadap petani, nelayan dan kelompok usaha dapat dilakukan secara maksimal dengan mengutamakan prinsip kekhasan yang ada pada petani.

Lebih lanjut Heri Se, mengharapkan agar materi yang disajikan dan metode palatihan sesuai dengan kondisi khusus yang terjadi pada petani, nelayan  dan kelompok usaha yang ada saat ini.

Ia menjelaskan, dari refleksi ditemukan bahwa kondisi masyarakat pedesaan berada dalam situasi yang rentan atau miskin dan ditingkat staf adanya kesenjangan kapasitas antar staf sehingga hasil program yang dicapai juga tidak memadai.

Manager Program itu mengungkapkan, perlu dilakukan bedah bersama dalam kelompok dan forum diskusi tentang masyarakat pedesaan yang rentan atau miskin dengan beberapa pertanyaan; Mengapa dan apa penyebabnya?

“ kita perlu melakukan beda bersama dalam kelompok dan forum diskusi agar bisa mengetahui penyebab dan apa rekomendasi yang perluh dilakukan”, Ungkapnya.

Sementara itu, Hironimus Pala selaku Fasilitator dari kegiatan itu mengatakan bahwa dalam pelatihan ini proses yang akan dilalui dengn pendekatan orang dewasa dan yang menjadi narasumber utama adalah peserta.

Senior Tananua itu menjelaskan Perluh dipahami kondisi saat ini agar menjadi Landasan berpikir untuk Staf dalam melakukan Pendampingan.

Menurut Hironimus fenomena dasar yang dialami oleh masyarakat desa saat ini, dari berbagai diskusi yang ditemukan sekurang-kurangnya tiga faktor utama penyebab terjadinya kemiskinan diantaranya, faktor internal (men-talitas petani), faktor eksternal  (pengaruh dari luar) dan faktor alam (bencana dan wabah penyakit). Tiga alasan tersebut saat ini sedang menjerat umat manusia rentan terutama petani dan nelayan pedesaan termasuk  desa-desa wilayah dampingan Tananua Flores.

Upaya  membangun mengetas kemiskinan, perubahan iklim, kebencanaan melalui upaya penataan pangan, perkonomian, kehidupan social, lingkungan hidup diwilayah komunitas petani dan nelayan melalui pemberdayaan kelompok tani dan kelompok nelayan rupakan misi dari pendampingan Yayasan Tananua Flores dilakukan 5 tahun belakangan.

“ kemiskina masyarakat pedesaan disebakan oleh berbagai factor antara lain: Tidak memiliki lahan, SDM rendah, Hidup tanpa mimpi atau cita-cita, Budaya (wurumana), Terlilit hutang, gali lobang tutup lobang, Tergoda pinjaman harian (ofline maupun online), Ijon, judi (ofline dan online), Pola hidup konsumtif dan boros,”

Lanjut dia “masyarakat kita Tak ada Tabungan untuk masa depan, Pengelolaan keuangan yang belum bagus, dampak bantuan uang maupun barang cuma-cuma dari pihak luar, SDM mengelolah keuangan terbatas,Sumber daya alam terbatas, Daya kerja yang rendah (malas), Bermental Bos, bergaya seperti orang kaya dan instant, Pola Hidup ikut selera, gagal panen”, Ungkap dia.

Dari Laporan Hasil evaluasi Yayasan Tananua Flores ditemukan didesa-desa dampingan Yayasan Tananua Flores ada kelompok yang mulai melakukan arisan kelompok, usaha simpan pinjam dan yang usaha lainnya. Kendala teknis yang terjadi ditingkat kelompok adalah bagaimana membukukan dan mempertanggung-jawabkan keuangan secara baik, hal ini sangat berpengaruh terhadap kemajuan usaha kelompok. Untuk itu sebagai langkah awal dimulai dengan pembukuan UBSP, sehingga menjadi model belajar dilihat dari praktek yang sudah dilakukan oleh kelompok Iwatolo desa Rutujeja dan kelompok Satojoto desa Kebirangga Selatan.

Sementara itu dalam materi teknik pembukuan keuangan kelompok dan UBSP, Halimah Tu’sadyah mengungkapkan bahwa pentingnya pembukuan keuangan bagi UBSP, karena ini merupakan nadi dalam UBSP, kalau salah kelolah UBSP bisa mati atau tutup atau juga bubar. Maka pembukuan merupakan bagian  penting dalam mengatur tentang  keuangan usaha kelompok termasuk UBSP. Salah satu alasannya adalah uang merupahkan hal sensitive yang berpotensi untuk memajukan dan juga memporak-porandakan kesatuan kelompok jika tidak dikelola dengan penuh tanggung jawab.

Ia menuturkan agar pembukuan keuangan dapat berjalan baik dalam usaha bersama maka pengurus dan bagian pengelolah Keuangan usaha kelompok wajib pahan dan pengelolah keuangan wajib bisa mengopersikan pembukuan keuanganm usaha kelompok secara transparan, efisisen dan efektif sehingga mampu mengelola  dan  mempertanggungjawabkan keuangan secara baik. Karena itu latihan ini sebagai salah satu teknik dasar yang wajib dilakukan oleh staf dalam mendampingi kelompok tani yang mengembangkan usaha bersama baik itu usaha simpan pinjam ataupun usaha lainnya . ’’tutupnya’’.

Ditulis : Ansel

Editor : HP&HT

 

Kapasitas Pendamping Desa Ditingkatkan, Mendukung Kemajuan Kelompok Usaha Tani di Desa Read More »

Membangun Kesadaran dengan Refleksi Spiritualitas 

Ende, Tananua Flores | Membangun kesadaran Spiritualitas Kader, kaum Muda dan Pengurus Kelompok Tani pada 23 Desa dampingan Yayasan Tananua Flores  adalah sebuah bentuk dorongan  agar semakin mengenal diri dan potensi –  potensi yang dimiliki setiap Desa. 

Hal itu disampaikan Hari Se manager Program Tananua Flores di  Mautenda barat saat kegiatan refleksi spiritualitas yang digelar setiap Rayon pada (14/3).

Menurutnya Kegiatan itu di bagi ke dalam 7 Rayon yakni Rayon Wewaria & Detusoko (Desa Randoria, Desa Wolotolo Tengah, Desa Mautenda Barat dan Desa Mbotulaka yang tempat di Desa Mautenda Barat yang dimulai pada tanggal 13-14 Maret 2023 

Sementara Rayon Maukaro (Desa Kebirangga Selatan, Desa Kolikapa; Desa Natanage; Desa Kamubheka bertempati di Desa Natanage dimulai pada tanggal 14-15,  Rayon Nangapenda (Desa Malawaru dan Mbobhenga  bertempat di Desa Malawaru dimulai pada tanggal  17-18,  Rayon Detukeli (Desa Maurole Selatan; Desa Unggu dan Desa Detumbewa bertempat di Desa Maurole Selatan pada tanggal 16-17, dan  Rayon Lepembusu Kelisoke (Desa Mukureku Sa Ate dan Desa Rutujeja bertempat di Desa Mukureku Sa Ate pada tanggal 20-21 Maret 2023. 

Lanjut Heri bahwa kegiatan itu sudah diagendakan dan juga sudah diatur jadwalnya, dan yang akan dilakukan  kedepannya adalah Rayon Maurole dan Kota Baru Dataran (Desa Watukamba; Desa Detuwulu; Desa Ndondo; Desa Tou Barat bertempat di Desa Watukamba pada 29-30 dan Rayon Kota Baru Pegunungan (Desa Pise, Hangalande, Liselande, dan Tiwusora bertempat di Desa Pise pada tanggal 30-31 Maret 2023.

Kegiatan refleksi Spiritualitas itu menghadirkan 50 orang/rayon dengan melibatkan  unsur peserta dari kalangan kaum muda, kader pemimpin local dan pengurus Kelompok dari desa-desa dampingan.

Kegiatan ini sebagai waktu yang penting  untuk melihat dan merefleksi perjalan hidup dalam kerja-kerja sosial agar dapat mendalami iman dan kepercayaan diri dalam karya pewartaan. 

Kader mudah yang telah lama bergelut dengan masyarakat desa itu  mengatakan Refleksi spiritualitas pada masa pertobatan Agung bagi umat Katolik itu harus wajib dilakukan sebagai ungkapan keterbatasan sebagai manusia dalam melaksanakan kerja-kerja sebagai petani. 

“ kerja-kerja kita sebagai petani, kaum muda, kader- kader pemimpin desa dan pengurus Kelompok tani yakni membangun kesadaran agar semakin mengenal diri  dan mengenal potensi- potensi yang dimiliki oleh setiap desa kita masing-masing, dengan mulai membangun kelompok dan masyarakat agar memiliki pedoman  hidup dalam menyelesaikan berbagai masalah kaum muda pada zaman sekarang ini”, kata Heri.

Dia juga menyampaikan bahwa meningkatkan semangat dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan adalah satu kesatuan atau bagian integral yang tak terpisahkan dari kesejahteraan hidup umat manusia dalam mempererat rasa persaudaraan antara kaum muda yang beriman kepada kristus.

Selain itu, Heri Se Juga mengharapkan semua peserta yang terlibat dalam kegiatan itu bisa mengikuti sampai selesai agar bisa menemukan kekuatan dan kelebihan serta meningkatkan kapasitas yang lebih baik lagi.

Sementara itu Kepala Desa Mautenda Barat Robertus Yohanes Moda Saga mengungkapkan kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama yang baik antara pemerintah desa dan Yayasan Tananua Flores, sehingga kedepannya bisa membantu dalam menemukan dan memberi pengetahuan serta keterampilan bagi petani, kaum muda, kader dan pengurus Kelompok untuk membangun desa. 

Kepala Desa tersebut juga menuturkan Kegiatan Refleksi spiritual ini baru pertama kali  dilakukan untuk petani, hal ini sangat penting dan baik untuk ditindaklanjuti.

“Kegiatan ini sangat baik dan baru pertama kali kita lakukan, sehingga ini menjadi sangat penting bagi kita kedepannya untuk menindaklanjuti”, tutur dia.

Refleksi Kerja-kerja pendampingan Tananua Flores

Dalam kerja-kerja pendampingan Tananua Flores terhadap petani merupakan sebuah misi kemanusiaan untuk membantu sesama dari keterpurukan. Kerja nyata yang dijalankan oleh Tananua adalah sebuah bentuk panggilan hidup untuk bertanggung jawab pada karya pelayanan. 

Pastor Paroki Kuasi Pe’I Bhenga RD. Mardianto Juliarta Dopo Seka mengatakan dalam Refleksinya Kader Desa, pengurus, dan kaum muda memiliki tanggung jawab dan melaksanakan karya pelayanan. Spiritualitas Galilea harus bertumbuh dan menjiwai karya pelayanan dalam kerja-kerja  secara pribadi dan bersama-sama

RD.Mardianto mengartikan kerja-kerja pendampingan Tananua Flores bersama Petani, Kelompok Tani, Kader desa, dan Kaum Muda adalah sebagai Pelayanan Kepada Allah. Katannya Karya adalah  aktif dalam bekerja/aktivitas manusia,  Allah saja bekerja apalagi kita manusia, penciptaan manusia merupakan puncak dari kerja Allah. 

Pastor menjelaskan Ciptaan Allah harus bekerja sungguh-sungguh, berpartisipasi, ulet dan tekun dalam profesinya. Kerja adalah dari program Allah yang diberikan oleh Allah. Bekerja adalah sebuah kewajiban dan tanggungjawab untuk menjawab perintah Allah. Pertanggungjawaban yang Aktivitas dan kreatif dalam karya bersama merupakan Panggilan pelayanan untuk bertanggungjawab terhadap karya Allah. 

Melayani adalah tanggapan terhadap panggilan untuk mengikuti Yesus. Panggilan untuk melayani membutuhkan pengorbanan waktu, tenaga dan dirinya sendiri. “aku datang melayani bukan untuk dilayani”. Makna Kerja itu lebih kepada keuntungan untuk diri sendiri (saya) tapi Pelayanan merupakan mengorbankan diri untuk orang lain (Mereka)”. Disini kita hadir dengan Adanya keterlibatan langsung dengan rasa simpati dan empati dalam menyelesaikan karya Bersama dengan orang lain. Yesus menaruh belas kasihan terhadap semua orang. Kerja dengan Hati mendapatkan puas dan kebahagiaan. Pelayanan Yesus adalah kerja tidak mencari untung tetapi lebih pada nilai kemanusiaan. 

Melayani harus bebas dari Beban, menerimanya dengan suka cita dan membuatnya dengan sungguh-sungguh untuk menghasilkan sesuatu yang baik. Dalam melayani tentu kita harus Mengorbankan waktu dan tenaga untuk melakukan pelayanan. Orang yang melayani selalu merasa senang, Bahagia dan sukacita. 

Bertumbuh/berkembang adalah sesuatu yang baik dalam hidup karya seseorang akan diuji daya serap dan pengaruhnya. Ungkapan khas bertumbuh sebagai makna pada hal-hal yang positif. Pelayanan kita berpola pada biji sesawi untuk bertumbuh dan berkembang. Atau kita mau bertumbuh dan berkembang bagi sesama kita. 

Sibuk adalah Zaman kita sekarang ini amat sangat sibuk atau dengan kata lain dunia dengan kesibukan tingkat tinggi. Apakah kita merasa sibuk atau Sibuk sibukan yang tidak direncanakan atau mendadak dan spontan. Kesibukan pada suatu program yang jelas dan sungguh – sungguh bekerja dengan arah yang sudah dibuatnya itu sangat baik, sehingga mana Sibuk  yang punya orientasi dan program kerja yang jelas.

 Diam/Naru/Kee: kita harus ada waktu untuk diam/hening dalam kesibukan kita. Diam yang paling baik adalah diam dalam Tuhan (Doa). Doa adalah kekuatan bagi kita untuk merefleksikan dan memikirkan untuk pertemuan kita dengan Tuhan.

Bersama Galilea sebagai tempat pelayanan untuk berjalan dalam kebersamaan suatu Kelompok. Kita adalah makna pelayanan, dan kerja – kerja kita sebagai kebiasaan dan habitus baru dalam hidup berkelompok .

Kita memiliki harga diri maka harus tunjukan bahwa kerja kita sesuai dengan harga diri. Kader, orang muda dan pengurus Kelompok adalah orang – orang pilihan yang memiliki kemampuan dan kapasitas serta kreativitas  untuk membangun kehidupan melalui pelayanan karya kita. 

Modal tanggungjawab sebagai pelayan bagi sesama dan harus memiliki komitmen dengan pilihan kita dengan tanggung jawab. Tujuan modal untuk tumbuh dan berkembang dalam pelayanan dan karya kita. Memiliki tujuan orientasi yang jelas dengan komunikasi yang baik dan benar. Komunikasi harus baik dan penting dengan anggota, ketua dan pengurus dalam Kelompok kita. 

Kepercayaan; pada diri sendiri, sesama dan kepada Tuhan. Kita ibaratkan sebagai sekelompok perempuan yang berjalan ke Galilea, kita semua adalah orang terpanggil. Kita berada di dalam perjalanan untuk mewartakan kabar gembira kepada sesama kita. Kita disuruh pergi untuk berjumpa dengan Tuhan walaupun jalan terjal dan berat. Sadarkah kita bahwa kita pada jalur menuju ke Galilea. Jangan lupa kita sebagai kader, pengurus Kelompok, dan kaum muda harus dan wajib memberikan waktu untuk keheningan melalui Doa.

Kegiatan refleksi spiritualitas ini sangat penting untuk petani dampingan dan kesempatan untuk berbagi antara petani dan menemukan persoalan Bersama dalam merawat dan mengembangkan hidup bersama dalam komunitas pedesaan.

Ditulis oleh : HS

Membangun Kesadaran dengan Refleksi Spiritualitas  Read More »

Perda Penyelenggaraan Pangan Ditetapkan, Tananua Flores Memberikan Apresiasi kepada DPRD dan Pemerintah Kabupaten Ende.

Ende, Tananua Flores |  Rancangan Peraturan Daerah terkait dengan penyelenggaraan Pangan di kabupaten Ende  berhasil ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat  Daerah ( DPRD)kabupaten Ende, pada  sidang paripurna jumat (16/12/2022) sore. 

Rancangan peraturan Daerah penyelenggaraan Pangan tersebut adalah buah hasil kerja sama antara DPRD Ende dan Pemerintah kabupaten Ende dalam melindungi  kearifan budaya lokal dan perlindungan terhadap pangan lokal. 

Penetapan Peraturan tersebut mengundang banyak apresiasi  dari masyarakat petani dan nelayan di desa-desa atas sebuah kerja keras. 

Hironimus Pala, Ketua pengurus Yayasan Tananua Flores juga memberikan apresiasi kepada pemerintah dan DPRD Ende atas penetapan peraturan penyelenggaraan pangan dan peraturan pengelolaan keuangan daerah. 

“ kami secara lembaga dan juga dari desa-desa dampingan Kami, memberikan apresiasi kepada DPRD Ende atas penetapan peraturan tersebut”, ujarnya. 

Hironimus menjelaskan bahwa Perda penyelenggaraan pangan adalah peraturan yang dapat melindungi persoalan pangan yang ada pada petani dan nelayan. 

“ Petani dan nelayan mendorong peraturan yang melindungi pangan ini sudah lama, maka dengan penetapan sebuah peraturan ini, kami sangat berterima kasih dan apresiasi penuh kepada pengambil kebijakan di daerah ini ”, katannya. 

Harapannya bahwa dengan perda ini, pangan petani dan nelayan sudah bisa dilindungi dan dilestarikan, dan kepada pemerintah melalui bupati bisa membuat aturan turunannya*** 

 

Perda Penyelenggaraan Pangan Ditetapkan, Tananua Flores Memberikan Apresiasi kepada DPRD dan Pemerintah Kabupaten Ende. Read More »

Translate »