Membangun Kesadaran dengan Refleksi Spiritualitas 

Beranda Berita Desa

Ende, Tananua Flores | Membangun kesadaran Spiritualitas Kader, kaum Muda dan Pengurus Kelompok Tani pada 23 Desa dampingan Yayasan Tananua Flores  adalah sebuah bentuk dorongan  agar semakin mengenal diri dan potensi –  potensi yang dimiliki setiap Desa. 

Hal itu disampaikan Hari Se manager Program Tananua Flores di  Mautenda barat saat kegiatan refleksi spiritualitas yang digelar setiap Rayon pada (14/3).

Menurutnya Kegiatan itu di bagi ke dalam 7 Rayon yakni Rayon Wewaria & Detusoko (Desa Randoria, Desa Wolotolo Tengah, Desa Mautenda Barat dan Desa Mbotulaka yang tempat di Desa Mautenda Barat yang dimulai pada tanggal 13-14 Maret 2023 

Sementara Rayon Maukaro (Desa Kebirangga Selatan, Desa Kolikapa; Desa Natanage; Desa Kamubheka bertempati di Desa Natanage dimulai pada tanggal 14-15,  Rayon Nangapenda (Desa Malawaru dan Mbobhenga  bertempat di Desa Malawaru dimulai pada tanggal  17-18,  Rayon Detukeli (Desa Maurole Selatan; Desa Unggu dan Desa Detumbewa bertempat di Desa Maurole Selatan pada tanggal 16-17, dan  Rayon Lepembusu Kelisoke (Desa Mukureku Sa Ate dan Desa Rutujeja bertempat di Desa Mukureku Sa Ate pada tanggal 20-21 Maret 2023. 

Lanjut Heri bahwa kegiatan itu sudah diagendakan dan juga sudah diatur jadwalnya, dan yang akan dilakukan  kedepannya adalah Rayon Maurole dan Kota Baru Dataran (Desa Watukamba; Desa Detuwulu; Desa Ndondo; Desa Tou Barat bertempat di Desa Watukamba pada 29-30 dan Rayon Kota Baru Pegunungan (Desa Pise, Hangalande, Liselande, dan Tiwusora bertempat di Desa Pise pada tanggal 30-31 Maret 2023.

Kegiatan refleksi Spiritualitas itu menghadirkan 50 orang/rayon dengan melibatkan  unsur peserta dari kalangan kaum muda, kader pemimpin local dan pengurus Kelompok dari desa-desa dampingan.

Kegiatan ini sebagai waktu yang penting  untuk melihat dan merefleksi perjalan hidup dalam kerja-kerja sosial agar dapat mendalami iman dan kepercayaan diri dalam karya pewartaan. 

Kader mudah yang telah lama bergelut dengan masyarakat desa itu  mengatakan Refleksi spiritualitas pada masa pertobatan Agung bagi umat Katolik itu harus wajib dilakukan sebagai ungkapan keterbatasan sebagai manusia dalam melaksanakan kerja-kerja sebagai petani. 

“ kerja-kerja kita sebagai petani, kaum muda, kader- kader pemimpin desa dan pengurus Kelompok tani yakni membangun kesadaran agar semakin mengenal diri  dan mengenal potensi- potensi yang dimiliki oleh setiap desa kita masing-masing, dengan mulai membangun kelompok dan masyarakat agar memiliki pedoman  hidup dalam menyelesaikan berbagai masalah kaum muda pada zaman sekarang ini”, kata Heri.

Dia juga menyampaikan bahwa meningkatkan semangat dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan adalah satu kesatuan atau bagian integral yang tak terpisahkan dari kesejahteraan hidup umat manusia dalam mempererat rasa persaudaraan antara kaum muda yang beriman kepada kristus.

Selain itu, Heri Se Juga mengharapkan semua peserta yang terlibat dalam kegiatan itu bisa mengikuti sampai selesai agar bisa menemukan kekuatan dan kelebihan serta meningkatkan kapasitas yang lebih baik lagi.

Sementara itu Kepala Desa Mautenda Barat Robertus Yohanes Moda Saga mengungkapkan kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama yang baik antara pemerintah desa dan Yayasan Tananua Flores, sehingga kedepannya bisa membantu dalam menemukan dan memberi pengetahuan serta keterampilan bagi petani, kaum muda, kader dan pengurus Kelompok untuk membangun desa. 

Kepala Desa tersebut juga menuturkan Kegiatan Refleksi spiritual ini baru pertama kali  dilakukan untuk petani, hal ini sangat penting dan baik untuk ditindaklanjuti.

“Kegiatan ini sangat baik dan baru pertama kali kita lakukan, sehingga ini menjadi sangat penting bagi kita kedepannya untuk menindaklanjuti”, tutur dia.

Refleksi Kerja-kerja pendampingan Tananua Flores

Dalam kerja-kerja pendampingan Tananua Flores terhadap petani merupakan sebuah misi kemanusiaan untuk membantu sesama dari keterpurukan. Kerja nyata yang dijalankan oleh Tananua adalah sebuah bentuk panggilan hidup untuk bertanggung jawab pada karya pelayanan. 

Pastor Paroki Kuasi Pe’I Bhenga RD. Mardianto Juliarta Dopo Seka mengatakan dalam Refleksinya Kader Desa, pengurus, dan kaum muda memiliki tanggung jawab dan melaksanakan karya pelayanan. Spiritualitas Galilea harus bertumbuh dan menjiwai karya pelayanan dalam kerja-kerja  secara pribadi dan bersama-sama

RD.Mardianto mengartikan kerja-kerja pendampingan Tananua Flores bersama Petani, Kelompok Tani, Kader desa, dan Kaum Muda adalah sebagai Pelayanan Kepada Allah. Katannya Karya adalah  aktif dalam bekerja/aktivitas manusia,  Allah saja bekerja apalagi kita manusia, penciptaan manusia merupakan puncak dari kerja Allah. 

Pastor menjelaskan Ciptaan Allah harus bekerja sungguh-sungguh, berpartisipasi, ulet dan tekun dalam profesinya. Kerja adalah dari program Allah yang diberikan oleh Allah. Bekerja adalah sebuah kewajiban dan tanggungjawab untuk menjawab perintah Allah. Pertanggungjawaban yang Aktivitas dan kreatif dalam karya bersama merupakan Panggilan pelayanan untuk bertanggungjawab terhadap karya Allah. 

Melayani adalah tanggapan terhadap panggilan untuk mengikuti Yesus. Panggilan untuk melayani membutuhkan pengorbanan waktu, tenaga dan dirinya sendiri. “aku datang melayani bukan untuk dilayani”. Makna Kerja itu lebih kepada keuntungan untuk diri sendiri (saya) tapi Pelayanan merupakan mengorbankan diri untuk orang lain (Mereka)”. Disini kita hadir dengan Adanya keterlibatan langsung dengan rasa simpati dan empati dalam menyelesaikan karya Bersama dengan orang lain. Yesus menaruh belas kasihan terhadap semua orang. Kerja dengan Hati mendapatkan puas dan kebahagiaan. Pelayanan Yesus adalah kerja tidak mencari untung tetapi lebih pada nilai kemanusiaan. 

Melayani harus bebas dari Beban, menerimanya dengan suka cita dan membuatnya dengan sungguh-sungguh untuk menghasilkan sesuatu yang baik. Dalam melayani tentu kita harus Mengorbankan waktu dan tenaga untuk melakukan pelayanan. Orang yang melayani selalu merasa senang, Bahagia dan sukacita. 

Bertumbuh/berkembang adalah sesuatu yang baik dalam hidup karya seseorang akan diuji daya serap dan pengaruhnya. Ungkapan khas bertumbuh sebagai makna pada hal-hal yang positif. Pelayanan kita berpola pada biji sesawi untuk bertumbuh dan berkembang. Atau kita mau bertumbuh dan berkembang bagi sesama kita. 

Sibuk adalah Zaman kita sekarang ini amat sangat sibuk atau dengan kata lain dunia dengan kesibukan tingkat tinggi. Apakah kita merasa sibuk atau Sibuk sibukan yang tidak direncanakan atau mendadak dan spontan. Kesibukan pada suatu program yang jelas dan sungguh – sungguh bekerja dengan arah yang sudah dibuatnya itu sangat baik, sehingga mana Sibuk  yang punya orientasi dan program kerja yang jelas.

 Diam/Naru/Kee: kita harus ada waktu untuk diam/hening dalam kesibukan kita. Diam yang paling baik adalah diam dalam Tuhan (Doa). Doa adalah kekuatan bagi kita untuk merefleksikan dan memikirkan untuk pertemuan kita dengan Tuhan.

Bersama Galilea sebagai tempat pelayanan untuk berjalan dalam kebersamaan suatu Kelompok. Kita adalah makna pelayanan, dan kerja – kerja kita sebagai kebiasaan dan habitus baru dalam hidup berkelompok .

Kita memiliki harga diri maka harus tunjukan bahwa kerja kita sesuai dengan harga diri. Kader, orang muda dan pengurus Kelompok adalah orang – orang pilihan yang memiliki kemampuan dan kapasitas serta kreativitas  untuk membangun kehidupan melalui pelayanan karya kita. 

Modal tanggungjawab sebagai pelayan bagi sesama dan harus memiliki komitmen dengan pilihan kita dengan tanggung jawab. Tujuan modal untuk tumbuh dan berkembang dalam pelayanan dan karya kita. Memiliki tujuan orientasi yang jelas dengan komunikasi yang baik dan benar. Komunikasi harus baik dan penting dengan anggota, ketua dan pengurus dalam Kelompok kita. 

Kepercayaan; pada diri sendiri, sesama dan kepada Tuhan. Kita ibaratkan sebagai sekelompok perempuan yang berjalan ke Galilea, kita semua adalah orang terpanggil. Kita berada di dalam perjalanan untuk mewartakan kabar gembira kepada sesama kita. Kita disuruh pergi untuk berjumpa dengan Tuhan walaupun jalan terjal dan berat. Sadarkah kita bahwa kita pada jalur menuju ke Galilea. Jangan lupa kita sebagai kader, pengurus Kelompok, dan kaum muda harus dan wajib memberikan waktu untuk keheningan melalui Doa.

Kegiatan refleksi spiritualitas ini sangat penting untuk petani dampingan dan kesempatan untuk berbagi antara petani dan menemukan persoalan Bersama dalam merawat dan mengembangkan hidup bersama dalam komunitas pedesaan.

Ditulis oleh : HS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *