Calon Staf Tananua Flores Tahun 2024 yang Lolos Seleksi Administrasi

Pengumuman Kelulusan  seleksi Administrasi 

Berdasarkan hasil verifikasi  administrasi yang dilakukan terhadap kesesuaian antara dokumen yang diunggah melaluai Link lamaran Online di website Tananua  yang di lamar sejak  kantor tanggal 22 juni -1 agustus 2024 dengan persyaratan yang telah ditentukan, dengan ini kami umumkan hal-hal sebagai berikut:
  1. Pelamar yang namanya tercantum   dalam Pengumuman ini, dinyatakan LULUS seleksi administrasi;
  2. Pelamar yang dinyatakan lulus seleksi administrasi sebagaimana dimaksud pada Poin 1, berhak mengikuti tahapan tes selanjutnya, yaitu tes wawancara serta Praktek
  3. Jadwal pelaksanaan tes sebagaimana dimaksud dapat dibagi dalam dua gelombang sebagai berikut :

 Gelombang 1  Tes dilaksanakan pada hari Jumat  tanggal 9 Agustus 2024 : pukul 08.00 Wita dst

Nama Lengkap Jenis Kelamin Tempat, Tgl Lahir
Eusabius Pati Lero Laki-laki Ekoae, 16 Desember 1999
Florentinus J Jou Laki-laki Nangapanda, 27 September 1998
Aprisiol Adelbertus Ndae Laki-laki Puuwona 23 April 2001
Fransiska Rosalinda Bara Perempuan Woloone 31 Agustus 2001
Stefania Meli Perempuan Nangaroro 26 Desember 1999
Tarsisius Edu Woda, SP Laki-laki Fatawaga, 04 Februari 1991
Pierre Charles Sule Laki-laki Nabe,8 September 1991
Ferdinandus Lara Laki-laki Galawea, 04 Juni 1996
Yohanes Karol Mbia Wae Laki-laki Ende, 21 Oktober 1989
    Gelombang 2 –  Tes dilaksanakan pada Senin 12 Agustus 2024, pukul 08.00 Wita Dst
Nama Lengkap Jenis Kelamin Tempat, Tgl Lahir
ALBERTUS SEO Laki-laki Kotabaru,23 Juni 1998
Maria Erminsia Delima Perempuan Wolofeo 20 juni 1999
Tomas Gebo Laki-laki Detuwira, 22 Juni 1993
Rofinus Kanisius Wangge Laki-laki Flores, 29 Juli 1993
WENSLAUS JANDO WOWA Laki-laki Kurulimbu, 28 September 1994
Maria Sisilia Virginia Wawo Perempuan Wolowaru,18/12/1998
YULIANUS SOTER PAPU REGA Laki-laki ENDE,22 JULI 1999
Maria AstyanRastad Toni Naga Perempuan Ende, 12 Mei 2000
Helena Kristiani Mbere Perempuan 1 Januari 1997
  1. Pelamar yang namanya tidak tercantum dalam Pengumuman ini, dinyatakan TIDAK LOLOS seleksi administrasi.

  2. Tempat test langsung di Kantor Yayasan Tananua Flores mulai jam 08.00 wita sesuai jadwal tesnya masing-masing

  3. Dalam seluruh tahapan pelaksanaan Tes calon Staf Tananua tahun 2024 tidak dipungut biaya;

  4. Kelulusan Peserta adalah prestasi dan hasil kerja peserta itu sendiri. Jika ada pihak yang menjanjikan kelulusan dengan motif apapun, baik dari staf Tananua atau dari pihak lain, maka hal tersebut adalah tindakan yang tidak terpuji kepada peserta, keluarga maupun pihak lain, dilarang memberi sesuatu dalam bentuk apapun sesuai dengan prinsip Tananua

  5. Peserta tes yang namanya tercantum pada hari pertama tidak datang dianggap gugur dan kami tidak melayani untuk tes di hari berikutnya.

Demikian Pengumuman ini kami sampaikan atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terimah kasih.

Informasi Tambahan :

  1. Berpakayan Rapih
  2. Bawah dengan alat tulis Masing-masing.

Dikeluarkan di Ende

Pada tanggal 7 Agustus 2024

Panitia Seleksi

Yaysan Tananua Flores

Calon Staf Tananua Flores Tahun 2024 yang Lolos Seleksi Administrasi Read More »

Pembangunan yang Dipimpin oleh Komunitas

Ende, Tananua Flores | Pembangunan di suatu daerah merupakan suatu proses perubahan yang akan terus menerus  menuju ke keadaan yang lebih baik berdasarkan suatu norma-norma tertentu. 

Pembangunan dapat dikalkulasikan dari beberapa segi yakni dari segi teknologi informasi, infrastruktur dan juga sumber daya manusia. 

Proses Pembangunan itu tidak hanya datang dari pihak luar tetapi juga harus mulai dari dalam tempat dimulainya perencanaan proses pembangunan. 

Pembangunan memang selalu dikait-kaitkan dengan bentuk fisik dari daerah itu jarang sekali pembangunan diukur dari kemajuan daya berpikir Manusia, padahal jika Sumber daya Manusia diberdayakan tentu pembangunan Fisik akan dengan sendirinya mengalami perubahan.  

Perubahan yang dimaksud yaitu ada perkembangan dari yang belum baik menjadi lebih baik dari perencanaan sampai pada realisasi. Hal itu yang lebih banyak dinilai berdasarkan sudut pandang dari masing-masing pribadi orang. 

Pembangunan dikatakan berhasil juga apabila orang-orang di daerah itu bisa mengelolah Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang tersedia di daerah itu. Kata lainnya bahwa sekecil apapun perubahan yang terjadi di wilayah itu yang arahnya menuju ke yang lebih baik itu merupakan berhasil. 

Di kabupaten Ende ada sebuah lembaga yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat,  yang namanya tidak lazim  lagi sampai saat ini yaitu Tananua Flores. 

Yayasan Tananua Flores Sejak awal pendampingannya pada desa-desa selalu ditekankan pada bagaimana model pemberdayaan yang baik. Tananua selalu menyebutnya yang menjadi motor penggerak di desa itu adalah orang-orang yang ada di desa tersebut.

Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok

Menurut Tananua bahwa Kegiatan atau pembangunan tidak akan bisa berjalan apabila hanya mengandalkan orang dari luar. Orang dari luar hanya sebatas motivator sehingga orang dalam desa itu bisa berubah ke arah yang  positif dan bisa keluar dari masalah-masalah yang sering dihadapi. Perubahan yang terjadi dalam suatu desa pun tidak bisa hanya satu atau dua orang saja. Kalau hanya satu atau dua orang saja yang terlibat maka proses percepatan pembangunan akan berjalan sangat lambat, sehingga komunitas-komunitas diharapkan bisa bergerak bersama dalam pembangunan di Desa tersebut. 

Tananua Flores dalam pendampingannya selalu Mendorong masyarakat agar mulai dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan harus dipimpin oleh Komunitas atau kelompok.  

Maksud dari dipimpin disini adalah masyarakat atau kelompok  terlibat aktif dan berpartisipasi penuh serta melakukan proses pengawasan dan perawatan untuk keberlanjutan. Tananua selalu mendorong untuk dalam proses pembangunan harus berdampak pada peningkatan Sumber daya Ekonomi dan juga sumber daya Manusia sehingga, Peran kelompok atau komunitas menjadi penting untuk mempercepat proses pembangunan di daerah itu.

Dalam kaitannya dengan pendampingan dan pemberdayaan Desa Rutujeja adalah salah satu Desa yang dilihat dari aktivitas kelompoknya bisa dikatakan  berjalan dengan baik. 

Dari segi  pembangunan di wilayah Desa ini dapat dilihat sangat baik dimana hampir semua pembangunan yang direncanakan masyarakatnya dilaksanakan dengan baik, serta didukung penuh oleh masyarakat.  Pembangunan infrastruktur yang sudah dijalankan di desa ini adalah sarana air minum bersih, pembangunan gedung sekolah, pembangunan gedung kantor Desa di awal pemekaran dan  juga Kapela atau tempat ibadat. 

Keaktifan kelompok masyarakat selalu bersama untuk mendukung dan mengerjakan proses pembangunan itu dan ini menjadi bukti bahwa masyarakat sangat berkontribusi terhadap perkembangan  pembangunan di Desa tersebut. 

Selain itu pada tahun 2019 saat pemasangan listrik negara di dusun Birijo Desa Rutujeja, kelompok mengambil kebijakan bahwa dana instalasi dan meteran listrik diambil dari kas kelompok sehingga beban masyarakat dapat dikurangi. Salah satu praktek pembangunan yang dipimpin oleh kelompok/komunitas dengan menjadi pelopor utama dalam menentukan kebijakan. 

Tidak hanya itu pada bulan Januari 2023 ada keputusan pengurus kelompok tani Fonga Kema Sama untuk untuk mencabut kas kelompok demi membantu anggota dalam pembayaran iuran bulanan BPJS ketenagakerjaan selama  enam bulan terhitung sejak Januari sampai Juni 2023. 

Bentuk-bentuk seperti ini yang menjadi sebuah desa bisa cepat berkembang dan maju karena dukungan dari semua elemen yang ada di Desa. Dari pemerintah Desa juga sangat mengharapkan supaya kontribusi dari masyarakat maupun kelompok terus menerus mendukung dengan hal-hal baik dan semoga semua kelompok yang ada di desa Rutujeja untuk terus aktif sehingga pembangunan tidak hanya datang  dari pemerintah melainkan pembangunan harus datang dan dipimpin oleh komunitas .

 

Ditulis oleh :  Arnold Mage, Staf Pendamping Tananua Flores. 

 

Pembangunan yang Dipimpin oleh Komunitas Read More »

Tradisi Gotong Royong “Songga” di Kebirangga Selatan di Era Teknologi Informasi

Ende-Kebirangga Selatan, Tananua Flores| Gotong Royong merupakan suatu modal sosial untuk mencapai kesejahteraan bersama. Semangat Gotong Royong ini adalah kesadaran bersama masyarakat untuk saling membantu dan bekerja sama. Nilai Gotong Royong menjadi nilai khas yang dimiliki bangsa indonesia yang diwarisi secara turun temurun.

Istilah Gotong Royong sudah dikenal sejak masa pendudukan Jepang di Indonesia. Konsep tentang Gotong Royong pertama kali digunakan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) (Koentjaranigrat,1974) . Istilah ini kemudian menjadi populer pada masa pemerintahan Soekarno yang menjelaskan bahwa Gotong Royong menjadi roh dalam membangun Negeri (Subagyo,2012).

Budaya Gotong Royong untuk memanen hasil pertanian. Foto: Dok. YTNF

Tradisi pertanian di daerah pedesaan merupakan akar dari nilai Gotong Royong. Sebab tradisi pertanian mengharuskan masyarakat untuk bekerja sama dalam membuka lahan, menyemai bibit, menanam dan merawatnya.

Tradisi Gotong Royong “Songga”

Desa Kebirangga Selatan juga memiliki tradisi gotong royong yang dinyatakan dengan istilah “Songga”. Songga adalah undangan untuk bekerja bersama dalam konteks untuk saling membantu. Masyarakat terlibat untuk ambil bagian dalam bertani mulai dari menyiapkan lahan, menanam, memanen dan pasca panen.

Saat sedang membuka lahan baru dan bercocok tanam petani berkharisma Gerardus Hendrikus Setu mempraktikkan tradisi Songga ini. Melalui Songga proses bekerja juga akan lebih cepat terselesaikan dan hasilnya bisa lebih melimpah. Gerardus mampu membuka lahan seluas 2 ha dengan tingkat kemiringan mendekati 75% dengan pendekatan Songga.

Bersama Pemerintah Desa, Lembaga Adat (Mosalaki) dan Pendamping Lapangan Yayasan Tananua Flores (YTNF) Tradisi Songga dihidupi dalam mengolah lahan pertanian. Sebab tidak semua lahan pertanian membutuhkan peralatan teknologi. Lahan pertanian desa yang tidak terjangkau mesin pertanian karena kendala topografi dan aksesibilitas dapat dikerjakan oleh tenaga manusia secara Gotong Royong.

YTNF dalam kerjanya memberdayakan masyarakat desa melalui praktik Gotong Royong. Organisasi petani dikuatkan dalam mendukung pertanian berkelanjutan sambil memerhatikan peningkatan ekonomi dan kesehatan primer.

Praktik Gotong Royong dalam pembuatan teras kebun. Foto: Ansel Sa, 22/07/2022

Gotong Royong di Era Teknologi Informasi

Gotong royong merupakan budaya asli Indonesia yang mengedepankan kerja sama dan musyawarah, sambil menumbuhkan rasa saling menghargai. Pemahaman tentang Gotong Royong amat dinamis seiring perkembangan teknologi dan informasi. Terminologi Gotong Royong merujuk pada tingkah laku kolektif dalam menyelesaikan persoalan bersama (Nisa,2020).

Dewasa ini Gotong Royong dinilai sebagai tindakan yang tidak masuk akal karena tidak sesuai dengan kehidupan modern. Nilai Gotong Royong yang mengedepankan nilai kelompok tidak sesuai dengan nilai kehidupan modern yang menjunjung tinggi individu. Meskipun demikian survei kompas menunjuka bahwa Gotong Royong merupakan nilai yang penting bagi generasi milenial (Simartama, 2019).

Gotong Royong hadir dalam bentuk baru dengan memanfaatkan teknologi digital dan internet. Di era digital Gotong Royong nampak dalam Platform Crowdfunding, kegiatan mengumpulkan dana menggunakan aplikasi atau media sosial. Masyarakat berdonasi untuk sesama yang membutuhkan  seperti untuk korban bencana alam dan kontribusi pembangunan rumah ibadah.

Petani memanen padi secara Gotong Royong. Foto: Dok. YTNF

Praktik Gotong Royong tetap bertumbuh subur di era kemajuan teknologi dengan menciptakan dan memberikan petisi untuk suatu persoalan atau pendapat. Dukungan kerja sama melalui postingan di sosial media tentang upaya membangun daerah terpencil adalah salah satu bentuk praktik gotong royong di ranah digital.

Dengan demikian Gotong Royong menjadi fitrah manusia. Gotong Royong tidak harus disertai dengan kontak fisik interaktif. Pada hakikatnya Gotong Royong dilandasi oleh keikhlasan dan kerelaan. Gotong Royong menggerakan solidaritas sosial. Budaya Gotong Royong masih tetap relevan ketika menjunjung tinggi solidaritas sosial untuk mencapai tujuan bersama.

Penulis: Ansel Kaki Reku (Staf Lapangan YTNF)

Editor: Edi Woda

 

Tradisi Gotong Royong “Songga” di Kebirangga Selatan di Era Teknologi Informasi Read More »

Translate »