Misereor/KZT-German Gelar Pelatihan Mobilizing Support untuk 9 mitra CSO Indonesia bagian Timur

Dok. Heri Se kegiatan MS 15 Juli 2024. SatunamA-Jogja

Yogyakarta, Tananua Flores| Dalam rangkap Mobilisasi dukungan dari 9 mitra CSO dari Indonesia bagian Timur  Misereor/KZT-German menyelenggarakan kegiatan pelatihan sebagai bentuk persiapan tantangan-tantangan situasi mendatang. Kegiatan tersebut difasilitasi oleh Yayasan SATUNAMA Yogyakarta selama 8 hari efektif, yang dimulai sejak 22 Juli 2024 sampai dengan tanggal 30 Juli 2024.

Yayasan Tananua Flores salah satu CSO mitra MISEREOR di kepulauan Flores- NTT-Indonesia yang berlokasi di Ende mengirim 2 (dua) orang staf untuk terlibat dalam pelatihan Mobilizing Support III Change the Game Academic tersebut.

Sebagai CSO local yang hadir sejak 34 tahun silam itu tetap berkomitmen dengan Isu Pemberdayaan komunitas petani/nelayan dan isu mitigasi dan adaptasi lingkungan hidup  dengan mendorong isu Konservasi Lingkungan berbasis Masyarakat.

Menurut Yayasan Tananua Flores dari hasil kerja lapangan serta mengadvokasi persoalan masyarakat Isu ini diyakini masih sangat relevan dengan sumberdaya lembaga dan kepentingan global. Misereor merupakan salah satu lembaga internasional di jerman yang memberikan dukungan utama kerja-kerja Tananua Flores.

Kegiatan Pelatihan ini menjadi titik awal sebuah perjalanan panjang oleh semua CSO untuk terus berlanjut.

Manager Program Yayasan Satunama Ariawan mengatakan Mobilizing Support adalah upaya menggerakkan berbagai pihak untuk mendukung tujuan bersama, penting bagi CSO/CBO untuk mencapai perubahan positif. Pada poin ini melibatkan pengumpulan, pengorganisasian, dan penggerakan dukungan dalam berbagai konteks, seperti sosial dan advokasi.

Dirinya, menegaskan dengan melibatkan publik, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya, mobilisasi dukungan untuk memperkuat argumen dan memperluas pengaruh politik bisa mencapai perubahan yang diinginkan.

Lanjut Ariawan, Mobilisasi Dukungan juga memungkinkan pengumpulan individu atau kelompok dengan minat atau tujuan yang sama, meningkatkan visibilitas, akses ke sumber daya, dan kekuatan tawar.

Peserta CSO yang terlibat dalam kegiatan pelatihan itu terdiri dari Yayasan Harapa Sumba-NTT, Yayasan Sanpukat Maumere-NTT, Yayasan Cannosa Malaka-NTT, Yayasan Kita Juga Manggarai Barat-NTT, Yayasan Sehati Manggarai-NTT, Yayasan Tananua Flores-NTT, Universitas Katolik Waitabula-NTT, SKPKC-Fransiskn Papua dan Yayasan Dedikasi Tjipta Indonesia (PERMATA)-Gowa Sulawesi Selatan. Dari Sembilan (9) Mitra dari Indonesia Timur saling berbagi dan memberi spirit-kolaboratif dengan berbagai isu yang dikerjakan bersama komunitas tapak.

Koordinator bidang Pelatihan Satunama Debora Dwi mengatakan Sebagai mitra nasional Program Change the Game Academy (CtGA) di Indonesia, SATUNAMA Yogyakarta berupaya membantu meningkatkan kemampuan dan kapasitas organisasi-organisasi masyarakat sipil, organisasi komunitas berbasis masyarakat, dan kelompok swadaya dalam hal Mobilizing Support (MS). Kegiatan pelatihan ini salah satu program yang diagendakan bersama dan fokus pada meningkatkan pengetahuan, keterampilan,  sikap melalui metode pelatihan partisipatif-adaptif yang didukung oleh teknologi.

Khusus pelatihan Mobilizing support, mencakup beberapa langkah-langkah trajectory yakni: Pertama, pertemuan pengantar (Leaders Meeting) merupakan kesempatan bagi pimpinan organisasi untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada anggota tim yang akan terlibat dalam pelatihan, serta memastikan bahwa organisasi memiliki kesiapan untuk mengikuti pelatihan dengan maksimal. Pertemuan ini, pimpinan organisasi dapat membahas strategi dan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah pelatihan selesai, serta memastikan bahwa seluruh anggota tim memahami tujuan dan manfaat dari pelatihan yang akan diikuti.

Kedua pelatihan tatap muka (Face to face training). Kegiatan ini dilakukan selama 8 hari kick off dari tanggal, 22-30 Juli 2024 yang berlokasi di balai pelatihan SATUNAMA-Jogjakarta, dengan tujuan memberikan pengetahuan dan skill yang dibutuhkan dalam ranah Mobilizing support. Ini merupakan pelatihan untuk membekali peserta dengan berbagai pengetahuan fundamental dan strategis serta keterampilan Mobilizing support.

Ketiga, Tindak Lanjut Coaching. Pasca pelatihan tatap muka selesai, peserta akan menjalankan aktivitas/project Mobilizing support bagi lembaganya dan akan mendapatkan coaching selama 11 bulan. Tahap ini merupakan program coaching yang bertujuan untuk membantu peserta pelatihan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan membangun sikap dan mindset (pola pikir) yang tepat pada diri peserta pelatihan.

Keempat, Graduation (Face to face) Trajectory Pelatihan Mobilizing support akan ditutup dengan pelaksanaan MS Graduation selama 2 hari yang merupakan bagian dari pembelajaran, peningkatan keterampilan dan pembangunan mindset sebagai seorang (Game Changer).

Lanjut Debora “Keseluruhan trajectory berlangsung selama 11 bulan, dimulai sejak Pertemuan Pengantar (Leaders Meeting) dilakukan. Trajectory ini dimaksudkan untuk memberikan secara penuh, tidak hanya materi pelatihan namun juga memberikan keterampilan serta membangun mindset terkait yang dapat mendukung keberlanjutan kerja-kerja organisasi CBO, CSO dan kelompok Swadaya.

Dok. Heri Se kegiatan MS 15 Juli 2024. SatunamA-Jogja

Kunjungan Lapangan Mitra SATUNAMA.

Ada hal menarik untuk menjadi pembelajaran penting dalam mengembangkan MS ini yakni belajar dari Yayasan Kebaya . Poin pentingnya adalah berkolaborasi dengan semua stakeholder yang ada disekitar komunitas, pemerintah dari level tapak sampai Nasional, Akademisi (professor dan kampus) dan juga Dokter, sehingga terus eksis sampai sekarang.

Selain itu Tantangan  yang dihadapi SANKEBAYA ada keberlanjutan lembaga dan regenerasi kepemimpinan masa depan yang militant dan memiliki pession serta keberlanjutan, sehingga system yang dikembangan sekarang lebih terbuka dan tersistematis untuk keberlanjutan lembaga.

Pada kegiatan pelatihan MS peserta diperkuat dengan Teknik-teknik membuat berita dan video sebagai model dan Bahasa advokasi untuk kampanye dan promosi kerja-kerja bersama untuk menjacapi tujuan bersama.

Pupu Perwaningsi Koordinator/Konsultan program untuk mitra Indonesia mengungkapkan bahwa Latihan MS ini terjadi didasari hasil refleksi tahunan MISEREOR yang melihat Lembaga-lembaga yang terus bergantung pada Donor dan belum memiliki kemandirian yang berkelanjutan dalam penelolaan program atau isu yang dikerjakan.

Konsultan Misereor itu mengharpakan semua dari Latihan ini bisa memberi dampak pada masing masing organisasi mitra untuk berpikir dan memulai menggerakan lokomotif sumberdaya (potensi) organisasi secara efektif.

“Saya mengharapkan kita semua dari Latihan ini bisa memberi dampak pada masing masing organisasi mitra untuk berpikir dan memulai menggerakan lokomotif sumberdaya (potensi) organisasi secara efektif,Mabilizing support akan kelihatan jika kita bekerja sungguh-sungguh secara secara kolaboratif”, Ungkapnya.

Oleh : Heri Se

Misereor/KZT-German Gelar Pelatihan Mobilizing Support untuk 9 mitra CSO Indonesia bagian Timur Read More »

Menggagas  Gerak Pagi  Kelompok Tani Lodolata Group Desa Detumbewa; Optimaliasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Pengembangan tanaman  pekarangan dapat dijadikan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga. Lahan pekarangan juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan keluarga.  Riset menunjukkan bahwa lahan pekarangan rumah dapat menyumbangkan pendapatan keluarga sekitar 7- 45 %.

Tanaman yang dikembangkan disekitar rumah dikembangkan sesuai dengan potensi pekarangan. Dengan demikian Penggunaan lahan pekarangan sejatinya melihat nilai guna, kebutuhan keluarga dan potensi pasar.

Tanaman yang dikembangkan di pekarangan menjadi sumber oksigen. Lahan yang tersedia dipekarangan menjadi wahana kegiatan cinta lingkungan bagi keluarga. Penataan tanaman di sekitar rumah menjadi bagian dari estetika rumah.

Marselina Gaa (kedua dari kanan, berbaju hijau) bersama Kelompok Tani Lodolata Group melakukan aktivitas gerak pagi. Foto MG 24/1/2023

Menggagas Gerak Pagi, Kelompok Tani Lodolata Group

Salah satu kerja Yayasan Tananua Flores (YTNF) adalah mendampingi masyarakat pedesaan untuk mengembangkan lahan pekarangan. Pendampingan petani di desa dilakukan bersama kelompok-kelompok tani. Kelompok Tani Lodolata Group bersama Staf  Lapangan YTNF Desa Detumbewa, Marselina Gaa bersama para kepala dusun menggagas aktivitas pengembangan lahan pekarangan. Kegiatan ini diberi nama gerak pagi. Gerak Pagi ini menjadi kegiatan kelompok tani selama satu jam dipagi hari.

Staf yang telah berkarya di YTNF sejak  1998 ini melihat hal ini menjadi moment berharga dalam mendampingi petani untuk mengembangkan tanaman di area pekarangan.  Sejak menjadi staf  Tananua Ibu Selly telah bertugas di Koperasi Kebekolo, Desa Taniwoda, Desa Wolondopo, Desa Lise Lowobora, Desa Nua Lise, Desa Tanalangi, Desa Kereselo, Desa Mukusaki, dan Desa Detuwulu.

Gerak pagi ini dilakukan oleh Kelompok Tani Lodolata Group sebanyak 13 orang. Kegiatan gerak pagi ini dilakukan selama 10 hari untuk 10 areal pekarangan  di Dusun Batebo, Kampung Nuabaru, Desa Detumbewa.  Kelompok Tani ini menyepakati iuran sebesar 10 ribu rupiah untuk pengadaan benih sayur.

Kelompok Tani merupakan kumpulan petani/peternak/pekebun yang memiliki kesamaan kondisi lingkungan dari segi sosial, ekonomi dan sumber daya. Kelompok Tani yang terbentuk memiliki kesamaan kepentingan dan akrab dalam mengembangkan usaha anggotanya. Manajemen Kelompok Tani terdiri dari Planning (perencanaan), Organizing (organisasi), Actuating (pelaksanaan) dan Evaluation (Evaluasi).

Kelompok Tani Lodolata Group Desa Detumbewa, Kecamatan Detukeli, Ende mengolah lahan pekarangan. Foto: MG 2/1/2023

Keberadaan Kelompok Tani menjadi forum belajar berorganisasi dan berusaha tani. Terbentuknya kelompok tani menjadi wahana kerja sama antara petani. Selain itu kelompok tani dapat dijadikan sebagai unit produksi usaha tani. Kelompok Tani dapat memberikan umpan balik tentang kinerja suatu teknologi pertanian.

Potensi Lahan Pekarangan

Sebagai sumber pangan hal yang dapat dikembangkan adalah tanaman holtikultura seperti sayur-sayuran, umbi-umbian dan kacang-kacangan. Selain itu sebagai pelengkap dapat dibudidayakan ternak dan ikan. Ternak yang dikembangkan dapat berupa unggas hias, unggas petelur dan unggas daging (ayam,bebek, dan itik). Ikan yang dapat dipelihara seperti ikan hias, dan ikan untuk produksi daging (lele dan mujair).

Potensi pekarangan amat baik untuk dapat dijadikan sebagai lahan untuk menanam tanaman buah, bumbu, dan tanaman obat. Lahan pekarangan menjadi warung, apotek, lumbung, dan bank. Pengembangan lahan pekarangan untuk konservasi dengan memerhatikan keanekaragaman hayati dapat mendukung agroekology dan pertanian yang berkelanjutan.

Meskipun demikian pemanfaatan lahan pekarangan kurang menjadi perhatian keluarga. Hal ini karena kurangnya pengetahuan dan minimnya pelatihan teknis budidaya tanaman pada lingkungan berskala kecil.

Dalam mengembangkan tanaman pekarangan ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan antara lain: pengolahan tanah, penentuan jenis tanaman, proses pemeliharaan tanaman, dan penyiraman secara kontinyu.

Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan mencangkul dan membersihkannya dari tanaman liar. Sedapat mungkin dalam pengolahan tanah menggunakan bahan organik tanpa menggunakan bahan kimia. Selain itu dapat petani dapat pula memanfaatkan media tanam dengan komposisi kompos, tanah dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1.

Ketiga bahan ini kemudian dicampur lalu dimasukan ke dalam pot, polybag, atau limbah plasik (gelas dan botol). Media tanam yang telah disiapkan dibiarkan selama seminggu sebelum ditanami aneka tanaman. Kriteria tanah yang baik adalah memiliki PH yang netral, mendapatkan bahan organik yang cukup dan memiliki ketersediaan hara yang optimal.

Tanaman yang dipilih untuk ditanam di sekitar pekarangan rumah dapat bermanfaat untuk keperluan rumah tangga. Pengembangan tanaman untuk obat dan kesehatan baik untuk kelangsungan hidup keluarga. Tanaman obat khas Indonesia antara lain: sembung, saga, tapak dara, mahkota dewa, brotowali, sambiloto, temu-temuan, mengkudu, mangkokan dan meniran.

Selain itu untuk tanaman yang dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan dapur seperti: cabe, tomat, sayuran, bayam, kangkung, mentimun, kacang panjang, umbi-umbian dan terung. Sebagai pelengkap gizi keluarga pekarangan dapat ditumbuhi papaya, pisang, dan jeruk. Demi tujuan estetika dapat ditata aneka tanaman hias yang menarik.

Optimalisasi Lahan Pekarangan

Penentuan tata letak tanaman disesuaikan dengan habitat hidupnya. Pancaran sinar matahari yang cukup akan membantu proses fotosintesis tanaman.  Untuk itu di bagian timur pekarangan dapat ditanami jenis tanaman yang berukuran kecil dan tanaman yang berukuran besar di sebelah barat. Hal ini dilakukan agar tanaman yang berukuran besar tidak menutupi sinar matahari. Tambahan pula populasi tanaman dan jarak antar tanaman akan memengaruhi pemanfaatan air dan unsur hara.

Pemeliharaan tanaman dikerjakan secara teratur dilakukan dengan melakukan penyiangan untuk tujuan kebersihan, keindahan dan mencegah perolehan kompetisi nutrisi tanaman. Sisa tumbuhan liar yang dibersihkan dimanfaatkan sebagai pupuk organik atau pupuk kompos dengan cara dikuburkan ke dalam tanah.

Lahan Pekarangan Kelompok Tani Lodolata Group diolah secara organik menggunakan daun gamal. Foto MG 23/1/2023

Pada tanaman muda dan baru tumbuh penyiraman dilakukan secara berkelanjutan sesuai dengan kondisi lahan pekarangan. Tambahan pula penting untuk menanam beberapa jenis bunga untuk membantu penyerbukan secara organik oleh lebah. Sebab proses perkembangan tanaman tergantung pada sifat alam.

Tingkat kesuburan dan kelembapan tanah dapat terjaga dengan memanfaatkan kompos dan mulsa nabati seperti dari campuran daun, potongan rumput, kulit telur dan bubuk kopi. Posisi tanaman dengan arah angin yang sesuai untuk pertahanan tanaman. Tanaman yang dikelilingi oleh pagar akan terasa lebih aman dari gangguan angin dan hama. Sementara itu untuk sayuran membutuhkan tanaman pendamping jenis sayuran lainnya untuk mencegah serangga, meminimalisir penyakit dan meningkatkan rasa sayuran.

Pembuatan bedengan akan memperpanjang musim tanam secara signifikan. Namun dalam proses pembuatan hindari penggunaan kayu yang dirawat dengan bahan kimia. Jika area perkebunannya terbatas dapat diterapkan teknik berkebun vertikal untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah jamur. Oleh karena itu pengolahan lahan yang optimal akan menciptakan keberlanjutan pemanfaatan lahan pekarangan. (ed.EWB)

Sumber:

Data Laporan Marselina Gaa Staf  YTNF

Solihin, Eso.,dkk.(2018). Pemanfaatan Pekarangan Rumah Untuk Budidaya Sayuran Sebagai Penyedia Gizi Sehat Keluarga. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Ekawati, Rina, dkk. (2021). Optimalisasi Lahan Pekarangan dengan Budidaya Tanaman Sayuran sebagai salah Satu Alternatif dalam Mencapai Strategi Kemandirian Pangan. PRIMA: Journal of Community Empowering and Services. Universitas Negeri Solo

Cybex.pertanian.go.id

 

Menggagas  Gerak Pagi  Kelompok Tani Lodolata Group Desa Detumbewa; Optimaliasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Read More »

Pengumuman Pelamar Yang Lulus Seleksi Periode Oktober 2022

Pengumuman disampaikan kepada peserta seleksi penerimaan Staf Baru di Yayasan Tananua Flores. Bersama ini kami sampaikan bahwa

Berdasarkan hasil seleksi dalam Perekrutan staf Yayasan Tananua Flores Periode Oktober 2022 diumumkan bahwa Peserta yang Lulus Seleksi dan diterima saat ini adalah

  1. Nikolaus Oktavianus Pega
  2. Wilhelmus Janggo

Untuk Kedua Peserta ini diharapkan dapat datang ke kantor pada hari Kamis 3 November 2022. Pukul 08.00 WITA.

Sementara nama-nama berikut menjadi prioritas apabila ada kebutuhan staf di Yayasan Tananua Flores di waktu mendatang. Nama-nama tersebut antara lain:

  1. Paskalis Malabi Uju Jati
  2. Fransiska Angela
  3. Maxisius P A Sando
  4. Grasela Ayu Reginal Kendo
  5. Fatria Ika Ndati Rhengi
  6. Kornelius Kelinganggo

Panitia seleksi mengucapkan terima kasih untuk semua peserta yang telah turut ambil bagian dalam Seleksi Perekrutan Staf Yayasan Tananua Flores.

Demikian informasi ini atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

 

Ttd

Direktur

 

Bernadus Sambut

Pengumuman Pelamar Yang Lulus Seleksi Periode Oktober 2022 Read More »

Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Pelamar Yayasan Tananua Flores

Salam Sehat

Terimakasih Sudah Melamar di Yayasan Tananua Flores

Bapak/Ibu Saudara/I yang namanya tertera di bawah ini dinyatakan lolos seleksi administrasi.

Yang telah lolos Seleksi Administrasi diharapkan untuk mengikuti Tes Lanjutan pada

Hari/Tanggal: Senin, 31 Oktober 2022

Waktu : Jam 08.00 WITA

Tempat : Kantor Yayasan Tananua Flores, Lorong Bita Beach Ende

1 Adrianus Dwi Haryanto
2 Adventus Dakosta Waso
3 Fatria Ika Ndati Rhengi
4 Fransiska Angela
5 Grasela Ayu Reginal Kendo
6 Kornelius Kelinganggo
7 Maksimus Dionisius Mari
8 Maria Yosefa L.B.Koban
9 Marianus Wora Djoka
10 Maxisius P.A.Sando
11 Nikolaus Oktavianus Pega
12 Oferianus Ratu
13 Oktaviana Itu
14 Ompilus Arsensius Nagu
15 Paskalis Malabi Uju Jati
16 Rofinus Renge
17 Saferius Ngera
18 Silvester Agustinus Hubu
19 Sutrisman Mustafa
20 Theresia Wondo
21 Wilhelmus Janggo
22 Yohanes Antonius Jevote
23 Yohanes Nelson Kapa
24 Yuniati Weti

Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Pelamar Yayasan Tananua Flores Read More »

Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Kesehatan di Desa Maubasa, Moment Belajar Menuju Masyarakat yang Sehat dan Cerdas

Ende-Maubasa, Tananua Flores| Yayasan Tananua Flores (YTNF) sukses menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader untuk pengolahan air bersih layak minum serta penyuluhan gizi dan sanitasi. Pelatihan Kader ini berlangsung pada hari Kamis, 29 September 2022 di Aula Kantor Desa Maubasa. Kegiatan ini dihadiri oleh peserta yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari 23 orang peserta perempuan dan 7 orang peserta laki-laki.

Peserta Pelatihan Peningkatan  Kapasitas Kader Kesehatan bersama Agnes Ngura (baris depan berbaju merah), Pendamping Lapangan Yayasan Tananua Flores Desa Maubasa. Foto: AN 29/09/2022

Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama YTNF, Pemerintah Desa Maubasa dan Puskesmas Maubasa. Kader Kesehatan yang terlibat berasal dari Desa Maubasa, Desa Maubasa Timur dan Desa Maubasa Barat. Selain itu pihak Puskesmas Maubasa melibatkan tenaga gizi dan tenaga kesehatan masyarakat untuk melatih para kader tentang perilaku hidup sehat.

Kepala Puskesmas Maubasa, Amir H. Wora memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan pelatihan ini. Dalam sambutannya beliau mengungkapkan bahwa kegiatan pelatihan ini menjadi kesempatan yang baik bagi kader kesehatan yang lama untuk menyegarkan kembali pengetahuan yang pernah diperoleh, dan bagi kader yang baru, kegiatan ini adalah waktu yang tepat untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan serta keterampilan di bidang kesehatan.

Kepala Puskesmas Maubasa Amir H. Wora memberikan penjelasan tentang kesehatan kepada para Kader Kesehatan Desa. Foto: HS 29/09/2022

Senada dengan Kepala Puskesmas Maubasa, Azhar Banda Kepala Desa Maubasa mengungkapkan tentang pentingnya pelatihan para kader untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan. Acara ini adalah moment penting untuk mendukung kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat di Desa. Desa mendukung pengembangan kesehatan masyarakat dengan menyalurkan dana desa sebesar 10 juta rupiah.

Tambahan pula pelatihan Kader merupakan proses pemberdayaan dan peningkatan pengetahuan dan kemampuan Kader dalam membangun Desa khususnya di bidang kesehatan, tutur Heribertus Se, Manager Program YTNF. Kader kesehatan yang ada di Desa memiliki peran penting dalam menjaga generasi yang sehat dan cerdas.

Pelatihan kader ini berangkat dari kurangnya pengetahuan kader tentang kesehatan. Selain itu kegiatan ini merupakan jawaban atas masalah kesehatan yang terjadi di Desa Maubasa. Di lain kesempatan Agnes Ngura, Pendamping Lapangan Yayasan Tananua Flores menjelaskan bahwa 90% masyarakat di Desa Maubasa mengkonsumsi air yang tidak diolah. Selain itu di Desa Maubasa juga masih terdapat kasus stunting sebanyak 8 orang. Anak yang pendek belum tentu stunting, anak yang stunting pasti pendek.

Menurut WHO (World Health Organization) Organisasi Kesehatan Dunia, air yang aman digunakan adalah air yang tidak berwarna, tidak memiliki rasa, tidak memiliki bau, tidak terasa lengket setelah digunakan, memiliki pH Netral, tidak mengandung bakteri, dan tidak mengandung debu, pasir, tanah, atau sedimen lainnya.

Para Kader Kesehatan dari Desa Maubasa, Desa Maubasa Timur, Desa Maubasa Barat mendengarkan materi pelatihan tentang kesehatan. Foto: HS 29/09/2022

Pendamping Lapangan YTNF  Desa Maubasa juga menerangkan bahwa masalah kesehatan yang sering terjadi antara lain angka kelahiran yang tinggi, asam urat, kolesterol, serta pola hidup yang tidak sehat. Angka kelahiran yang tinggi disebabkan oleh kurang pengetahuan pasangan keluarga tentang metode kontrasepsi dan pernikahan di usia dini. Sementara itu asam urat dan kolesterol berkaitan erat dengan pola konsumsi dan pola hidup masyarakat.

Dalam Kegiatan ini para Kader Kesehatan dilatih melakukan praktik simulasi  Metode 5 Meja. Praktik simulasi metode 5 meja ini terdiri dari pendaftaran, penimbangan, pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat), penyuluhan, dan pelayanan kesehatan oleh tim medis.

Kegiatan pelatihan ini melahirkan beberapa rekomendasi yakni; para kader bersedia untuk melakukan pelatihan pengisian KMS, pelatihan pengolahan pangan lokal bergizi, pelatihan seni penyuluhan, pengembangan pos obat dan dapur hidup bagi kelompok perempuan, dan pengembangan usaha pekarangan.

Pelatihan ini juga menyepakati kegiatan kunjungan oleh kader KPM (Kader Pembangunan Masyarakat), Kader KB (Keluarga Berencana), Pemerintah Desa, staf Puskesmas Maubasa, dan YTNF untuk melakukan sosialisasi bagi PUS (Pasangan Usia Subur) dan WUS (Wanita Usia Subur) di Desa Maubasa.

Tenaga Kesehatan Puskesmas Maubasa melatih Para Kader Kesehatan untuk praktek simulasi 5 Meja.

Foto:AN 29/09/2022

Desa Maubasa berada di wilayah pesisir selatan Kecamatan Ndori, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Desa Maubasa berada pada ketinggian 20 MDpl, dengan luas wilayah 0.99 Km2. Jarak dari Kota kabupaten Ende sejauh 90 Km. Desa Maubasa merupakan Desa yang sedang berkembang. Menurut Data BPS Tahun 2019 jumlah penduduk Desa maubasa sebanyak 906 orang, dengan laju pertumbuhan pertahun -54,3%.

Untuk menuju ke Maubasa pengendara dapat melalui jalan jalur Ende-Maumere, sesampainya Desa Lianunu ( 81 Km dari Kota Ende) pengendara akan menjumpai pertigaan lalu bergerak ke arah selatan sejauh 9 Km. Desa Maubasa merupakan Desa dampingan Yayasan Tananua Flores sejak 19 Juni 2021. (edi woda)

 

Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Kesehatan di Desa Maubasa, Moment Belajar Menuju Masyarakat yang Sehat dan Cerdas Read More »

Translate »