Pertajam Pengelolaan Program Layanan Alam, Tananua & YPI Gelar Pembelajaran Bersama

Pontianak, Tananua Flores | Yayasan Tananua Flores (YTNF) belajar bersama Yayasan Planet Indonesia (YPI) tentang tata kelola program yang efektif dan efisien. Merujuk pada Kerangka Acuan Kegiatan (KAK), kegiatan ini dirancang untuk mendukung YPI dan YTNF dalam mengembangkan kapasitas pelaporan, pelacakan, dan implementasi program yang sejalan dengan target logframe yang telah disepakati.

Peningkatan kapasitas ini akan membantu kedua lembaga dalam mencapai tujuan program secara efisien dan efektif, serta memastikan bahwa anggaran yang digunakan dalam program dapat dikelola dengan transparan dan akuntabel. YPI dan YTNF juga akan berbagi pengetahuan dan praktik terbaik dalam manajemen organisasi, termasuk penguatan dalam bidang Monitoring, Evaluasi, dan Pembelajaran (MEL), pengelolaan keuangan, serta pengenalan terhadap konsep-konsep baru seperti Perhutanan Sosial dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Adaptif (PSDAA).

Bernadus Sambut, Direktur Yayasan Tananua Flores, pada kick off hari pertama (1/10) di Hall Neo Hotel, mengatakan, “Kemitraan ini dibangun atas dasar kesetaraan, di mana kedua lembaga saling mendukung dan belajar satu sama lain untuk mencapai hasil yang lebih baik dan berkelanjutan. Dengan adanya kegiatan ini, YPI dan YTNF berharap dapat memperkuat kerja sama dan memastikan bahwa program yang dijalankan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan lingkungan,” Ungkapnya dalam sapaan pembukaan yang mewakili rombongan.

Dok YTNF bersama YPI
Dok YTNF bersama YPI

Sementara itu  Rusli, Dewan Pengurus YPI menambahkan, “Kegiatan ini penting untuk berbagi melalui Model Transfer Exchange, sebuah pendekatan di mana peserta mengunjungi kelompok model untuk mempelajari metode dan manajemen yang telah terbukti efektif. Metode ini memungkinkan peserta melihat langsung implementasi dari praktik terbaik dan mendapatkan wawasan yang dapat diterapkan dalam konteks mereka sendiri. Pendampingan teknis langsung melalui bimbingan teknis juga diberikan kepada peserta dalam pelaporan, pengelolaan anggaran, dan implementasi konsep baru. Pendampingan ini membantu dalam penyusunan laporan yang akuntabel dan strategi implementasi yang efektif.”ujar Rusli.

Selain itu Hironimus Pala, Ketua Dewan Pengurus YTNF, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk:

Pertama, Menyusun kesepahaman dan kesepakatan bersama dalam Monitoring, Evaluasi, dan Pembelajaran (MEL) untuk logframe proyek bersama di bawah pendanaan Trafigura Foundation;

Kedua, Memastikan manajemen pelaporan dan pengelolaan anggaran yang akuntabel di YTNF, sesuai dengan persyaratan proyek dari Trafigura Foundation;

Ketiga, Membagikan pengalaman dalam manajemen organisasi yang efektif di YTNF, berdasarkan praktik terbaik yang diterapkan oleh YPI;

Ke empat, Memperkenalkan dan mendukung implementasi konsep-konsep baru dalam bidang kesehatan, literasi, dan perhutanan sosial di YTNF.

Halima Thus’Adya menambahkan bahwa kegiatan ini juga diharapkan dapat mewujudkan kesepahaman dan kesepakatan bersama dalam MEL yang diterapkan pada logframe proyek, sehingga memastikan keterpaduan dan kejelasan dalam pelaksanaan proyek.

Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan manajemen pelaporan dan pengelolaan anggaran yang akuntabel di YTNF, dengan penerapan sistem pelaporan yang transparan dan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Trafigura Foundation.

Implementasi praktik manajemen organisasi yang lebih efektif di YTNF juga menjadi salah satu hasil yang diharapkan, hasil dari berbagi pengalaman dan praktik terbaik dari YPI. Kegiatan ini juga mendukung peningkatan kapasitas organisasi dalam mengelola program secara efisien dan produktif.

Selama lima hari di Pontianak, peserta dari Yayasan Tananua Flores dan YPI berbagi pengalaman dalam mendesain program serta melakukan tata kelola program yang efektif, dengan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki lembaga untuk mengembangkan kerja sama dengan donor yang memiliki tujuan yang harus dicapai.

Hari pertama, dilakukan penyelarasan dan pendalaman logframe program antara Tananua Flores dan Planet Indonesia dengan rujukan logframe Trafigura Foundation, untuk menyamakan pemahaman dan cara kerja sesuai nilai-nilai inti organisasi masing-masing.

Adam, yang mewakili Planet Indonesia, menyatakan, “Kita tidak akan memaksakan mitra kita dalam bekerja dengan program ini, namun kita harus saling percaya. Dengan kesetaraan yang dibangun, mitra kita dapat bekerja sesuai kemampuan dan kapasitas yang dimiliki. Saat ini yang harus kita pastikan adalah outcome, data, serta dokumen yang valid, akuntabel, dan transparan.”

Pada hari kedua, ketiga, dan keempat, peserta mendapat sharing pembelajaran tentang Perhutanan Sosial (PS), konsep dan pengalaman praksis, pengelolaan keuangan, narasi program, pengetahuan praksis literasi, pengembangan program kesehatan, serta evaluasi dan rencana tindak lanjut (RTL) kerja sama yang akan datang.

Kegiatan yang dihadiri oleh pengurus yayasan dan staf manajemen program ini penting untuk meningkatkan kapasitas serta semangat baru dalam mengatur dan mengembangkan program yang kolaboratif dengan koordinasi, komunikasi, akuntabilitas, dan transparansi. Herman Nebon Lion, salah satu peserta, mengatakan, “Saya sangat senang dengan kegiatan ini karena sebagai MEAL saya belajar langsung dari program MEAL di YPI yang telah mengembangkan sistem pendokumentasian yang mudah diakses.”tutup Herman

Kontributor :Hery Se

Pertajam Pengelolaan Program Layanan Alam, Tananua & YPI Gelar Pembelajaran Bersama Read More »

Pertukaran Belajar ke Pontianak Dorong Program Perbaikan Hak Alam dan Hak Masyarakat di Kabupaten Ende

Pontianak, Tananua Flores|Dalam menjalin Kemitraan yang strategi Yayasan Tananua Flores dan Yayasan Planet Indonesia Dorong Program Perbaikan Hak Alam dan Hak Masyarakat sebagai upaya menjaga dan melindungi lingkungan agar tetap lestari dan berkelanjutan.

Kegiatan itu diwujudkan dalam Petukaran belajar bersama kedua Lembaga di Pontianak Kalimantan Barat pada 17-22 juli 2024 lalu.

Peserta yang turut terlibat dalam pertukaran belajar bersama itu terdiri dari utusan Perwakilan dari pemerintah desa, Masyarakat di desa dampingan,lembaga LPHAM dan Tananua Flores.

Tujuan dari kegiatan pertukaran belajar tersebut yakni untuk Memperkuat pemahaman konseptual dan penerapan Pendekatan PUMK yang akan diteruskan pada model pendekatan LPHAM dari 6 desa, Memperluas pengetahuan dan pemahaman peserta dari 6 desa serta staf YTNF tentang manajemen keorganisasian berbasis masyarakat, dana ketahanan, dan pelaksanaan Smart Patrol dan pertukaran pembelajaran dan inspirasi antara Perwakilan Desa Dampingan YTNF dan kelompok PUMK di Dusun Ladak Desa Meragun Kabupaten Sekadau.

Direktur Yayasan Tananua Flores Bernadus Sambut dalam kesempatan awal Memperkenal organisasi Yayasan Tananua Flores sekaligus menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan ke YPI di Pontianak, dengan harapan semoga proses berlajar dapat berjalan dengan baik dalam program Ketahanan alam dan warga di Flores khususnya Kabupaten Ende.

Menurutnya,Pertukaran  belajar ke Yayasan Plent Indonesia sebagai bagian dari Transfer Pengetahuan dan pengamatan secara langsung kondisi masyarakat di pontianak dari program YPI bekerja secara langsung dengan Masyarakat.

Dokumen Belajar Bersama/Dok Ytnf

Harapan Tananua yang disampaikan oleh Direktur yakni, Meningkatnya pemahaman dalam konseptual dan dampak penerapan pendekatan PUMK & LPHAM dengan terbangunnya dokumen Perencanaan Penerapan Pendekatan PUMK ke dalam Pendekatan LPHAM di 6 Desa Dampingan, Meningkatnya manajemen keorganisasian berbasis masyarakat, khususnya dana ketahanan dan SMART Patrol dengan terbangunnya Dokumen Strategi Penerapan di dalam LPHAM, Terbentuknya jaringan komunikasi dan koordinasi antar desa dampingan YTNF yang terinspirasi dari pertukaran pembelajaran dalam bentuk komitmen Pengelolaan Sumber Daya Alam Adaptif yang akan difasilitasi oleh YTNF; sesuai konteks dan strategi lokal

Sementara itu Adam dari YPI menyampaikan Apresiasi kepada Tananua atas kunjungan ke Komunitas masyarakat dampingan YPI dan menilai Tananua Sangat terbuka untuk berbagi dan memanfaatkan waktu untuk belajar dan berdiskusi bersama.

Yayasan Planet Indonesia mengajak peserta pertukaran belajar agar berlajar dan memanfaatkan waktu kunjungan secara baik untuk lebih mengenal dan memahami dengan baik pembelajaran positif bersama masyarakat di pontianak.

Pertukaran belajar antara Tananua dan YPI ada beberapa pembelajaran Positif yang menjadi poin untuk ditindak lanjuti didaerah masing-masing antara lain

Pertama, Yayasan Planet Indonesia adalah sebuah NGO Nasional dan Internasional yang mendampingi masyarakat di Daerah Hulu dan Pesisir dengan Pendekatan PUMK ; YPI bekerja langsung dengan Masyarakat dan bekerja sama dengan beberapa NGO Lokal yang ada di Indonesia.

Kedua, Kondisi Pontianak sedikit berbeda dengan Nusa Tenggara Timur khususnya Ende .  Wilayah luas dan masih banyak lahan kosong , jumlah penduduknya di satu desa bisa 5 kali besar dari jumlah penduduk satu desa di Ende dan dodominasi oleh Tanaman sawit , karet dan kebun berpindah pindan dan tebas bakar.

Ketiga, YPI memulai program di Dusun Ladak dengan Pendekatan PUMK kondisi Dusun Ladak sulit dijangkau dari Pusat Desa apalagi Kecamatan dan belum ada organisasi lain yang masuk disana dan belum ada kelompok atau asosiasi apapun yang dibentuk baik oleh Pemerintah atau Swasta lain. YPI mendampingi seluruh masyarakat di Dusun Ladak dengan program Litersi , Kesehatan , Dana Ketahanan , Smart Patrol dan Program Pertanuan Berkelanjutan

Ke Empat,Program Literasi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan baik ditingkat Kabupaten dan Kecamatan. Peran YPI Memfasilitasi ( menemukan masyarakat akan ikut paket A, B , mencari tutor , menyediakan alat peraga untuk belajar mengajar ) . Program ini ada dengan pertimbangan keberlanjutan program. Program ini yang belum menjadi perhatian Tananua Flores selama ini . Dari diskusi Panjang dalam perjalanan ini menjadi pertimbnagan Tananua Flores  ke Depan .

Ke lima,Program Kesehatan  mendampingi keluarga sehat  – 1 kader mendampingi 1- 5 Keluarga . Kader kader dilatih oleh YPI sebelum mereka mendampingi keluarga sehat . Kader Kesehatan ini berbeda dengan Kader Kesehatan yang ada dan dibiayai oleh Desa . Kondisi di Wilayah Dampingan Yayasan Tananua Flores yang juga mengembangkan program Kesehatan tidak merekrut kader baru tapi memperkuat kader posyandu, kader KB yang dibiayai oleh Desa Peran Tananua peningkatan Kapasitas Kader melalui Pelatihan , kunjungan Silang dan Pertemuan.

Ke Enam,Dana Ketahanan, melihat kondisi Dusun Ladak yang aksesnya sangat sulit YPI berinisiatif membentuk kelompok Dana Ketahanan masyarakat dusun ladak di sisi Ekonomi dengan satu tujuan mulia saling membantu diantara orang-orang didalam dusun ketika ada situasi yang emergensi . Keuntungan tidak menjadi tujuan utama mereka akan tetapo paling tidak ada dana mandiri yang ada ditingkat mereka tanpa tergantung dari pihak manapun, sebab akses dari desa ke Kota Kecamatan membutuhkan waktu 2 jam dengan biaya transportasi ojek Rp 400.000.

Ke tujuh, Smart Patrol di Dusun Ladak ,anak- anak muda terorganisir untuk melakukan pengawas secara berkala dan membuat laporan untuk disampekan kepada YPI dan Pemerintahan Desa .Untuk Proses ini YPI dan orang-orang Muda yang melakukan Patroli dan mengorganizir orang muda, memperkuat kapasitas , menyiapkan apa yang menjadi kebutuhan patroli dan melinkkan kelompok smart patrol dengan dinas atau badan terkait untuk kebutuhan di wilayah tersebut. ***

Ditulis oleh : Halimah Tus’adyah

Editor : JFM

 

Pertukaran Belajar ke Pontianak Dorong Program Perbaikan Hak Alam dan Hak Masyarakat di Kabupaten Ende Read More »

Tananua Flores Gelar Refleksi Spiritual dan TOT Bagi Relawan Komunitas, Kader Kesehatan serta Orang Muda.

Ende,Detusoko – Tananua Flores | Yayasan Tananua Flores baru-baru ini gelar kegiatan Refleksi Spiritual bagi Relawan Komunitas,Kader Kesehatan serta Orang Muda dalam rangka berkontribusi dan mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal untuk mitigasi persoalan pertanian di wilayah kabupaten Ende.

Kegiatan itu  bertempat di Wisma St. Fransiskus Detusoko yang diselenggarakan selama dua hari, dari tanggal 20 – 21 juni 2024. Peserta yang terlibat 75 orang dari utusan 23 desa terdiri dari Relawan Komunitas , Kader Kesehatan, Orang Muda dan Staf Tananua dalam Program  Livelihood Sustainable.

Kegiatan ini   cukup menarik karena mengangkat tema Bersiap, Berbagi Peran Dan Berkontribusi Merawat Dan Mengembangkan Komunitas Bersama Yang Mandiri Dalam Gerakan Laudato Si.

Elias Mbani dari Badan Pengurus Tananua Flores mengapresiasi terhadap Tim kerja Tananua Flores yang telah menginisiasi kegiatan refleksi Spiritualitas  dan menghadirkan Peserta dari desa -desa dampingan Tananua.

Menurutnya, bahwa kegiatan Refleksi tersebut merupakan salah satu cara dalam menumbuh kembangkan Nilai-nilai kehidupan sosial serta dapat menemukan Spirit dalam membangun desa dengan pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni.

“Konsep, pemikiran dan keterampilan perlu didorong dan dikembangkan dalam membangun Desa serta memperbaiki sistem pertanian yang berdaya saing, sehingga kita tidak tergilas oleh perkembangan kemajuan teknologi ini,”katannya.

Sambung Elias “Dunia saat ini perkembangannya cukup cepat dan kita sebagai generasi muda dan petani-petani muda harus turut terlibat dan memanfaatkan teknologi itu, dan kita harus mempertahankan nilai-nilai Spiritual untuk memposisikan diri kita sebagai pelaku dalam perubahan-perubahan di desa”, tuturnya.

Sementara itu dalam Homili RD. Agustinus W. Wangga, menegaskan konsep Bonum commune/kebaikan bersama dan sekurang-kurangnya ada tiga landasan spirit yang harus dimiliki oleh setiap peserta yakni Relasi antara sesama relawan,komunitas,alam semesta dan Tuhan pencipta.

Kata RD Agustinus “ Tiga landasan spirit tersebut merupakan Inti yang harus dipegang dan membangun masyarakat di pedesaan dengan melihat kondisi saat ini”,ujarnya.

Romo Agustinus mengungkapkan dalam Khotbahnya Tugas seorang pendamping dan Relawan Komunitas adalah tugas yang sangat mulia di mana dia memberikan segala pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki kepada orang lain, dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Dia diharapkan mampu mengorganisir dan menggerakkan masyarakat dalam membangun kelompok dan desanya.

Lanjut Romo itu, bahwa dalam Ensiklik Paus Laudato Si, Bapa Paus mengajak kita sekalian umatnya untuk membangun relasi yang baik antar sesama manusia dan lingkungan yang didiami. Kita semua diberi tanggung jawab untuk menjaga dan merawat bumi ini dari kerusakan lingkungan. Perubahan iklim dan cuaca yang semakin ekstrim menuntut kita agar tanggung jawab bersama untuk melindungi alam ini dari kerusakan.

Baca Juga : Catatan Refleksi Spiritual

Dok.Tananua Flores

Kilas Balik Kerja Pemberdayaan oleh Tananua

Yayasan Tananua Flores merupakan salah satu LSM yang ada di wilayah Kabupaten  Ende dan kiprahnya telah teruji sejak tahun 1989 bersama masyarakat Desa dalam kerja-kerja pendampingan dan Pemberdayaan.

Dalam kerja mendampingi  masyarakat di daerah pedesaan telah menemukan berbagai macam situasi yang oleh masyarakat di desa yang sebagian besar berprofesi sebagai Petani.  Berbicara tentang Petani adalah pemberi kehidupan bagi banyak orang. Petani merupakan salah satu tiang penopang dalam membangun bangsa dan negara serta kehidupan masyarakat yang tinggalnya di kota-kota. Tanpa Petani tentu dalam kehidupan ada yang pincang. Saat ini Para Petani harus kuat dan harus berkembang. Salah satu kekuatan yang harus dibangun adalah dengan menggabungkan diri dalam kelompok-kelompok Tani serta melakukan kegiatan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang ini dicapai.

Kelompok Tani menjadi salah satu alat untuk merawat dan mewujudkan nilai-nilai kearifan lokal  dalam mengatasi persoalan Pertanian, Kesehatan dan juga pembangunan  yang ada di desanya.

Komunitas atau Kelompok bukan hanya sebagai wadah kerja tetapi belajar dan berusaha bersama. Dengan semakin berkembangnya peran dan fungsi kelompok, orang muda diharapkan ada peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggotanya.

Diharapkan dengan pengetahuan yang  dimiliki dapat membantu kader Desa dalam membangun komunitas atau kelompok di desanya.

Situasi saat ini dengan perkembangan teknologi banyak tantangan yang dihadapi  salah satunya adalah, kurangnya minat orang  muda dalam mencintai dunia pertanian, padahal dunia pertanian telah mengajarkan banyak hal dan sumber pengetahuan ada di dunia pertanian .

Di Sisi yang lain saat ini banyak orang mencintai profesi petani semakin berkurang, bagi  sebagain orang mereka menganggap petani adalah profesi yang identic dengan lumpur dan tanah padahal Petani adalah suatu profesi yang sangat mulia  yang memberikan kehidupan bagi banyak orang. Kondisi hari ini banyak orang muda memilih meninggalkan desanya dan merantau keluar daerah.

Yayasan Tananua Flores dalam meluncurkan program Pemberdayaannya didukung MISEREOR Jerman, dengan kerja sama itu poin penting yang menjadi modal keberlanjutan adalah melakukan kegiatan Refleksi Spiritual bagi Relawan Komunitas, Kader Kesehatan dan Orang Muda.

Kontributor,

Emilia L. Kumanireng

Tananua Flores Gelar Refleksi Spiritual dan TOT Bagi Relawan Komunitas, Kader Kesehatan serta Orang Muda. Read More »

Menuju Kemandirian Pangan : Anak Muda harus Menjadi Pelopor Pertanian Konservasi

Pertani yang Bijak Agar Mewariskan Tanah Subur untuk Generasi Berikutnya

Noberta Daflorensia Tua

Ende,Tananua Flores |Saya Noberta Daflorensia Tua (Ayu) 26 tahun, saya adalah gadis desa yang tinggal di Dusun Kekambero. Saya sebelumnya pernah bekerja di dinas Sosial Kabupaten Ende Sebagai Honorer dan relawan TAGANA.

Pada tahun 2023 pemerintah kabupaten Ende memberhentikan semua tenaga honorer yang bekerja di instansi pemerintah kabupaten Ende. Saya Kembali ke kampung dan berani mengalikan profesi sebagai petani. Pada waktu malam hari saya di ceritakan oleh orang tua saya mengenai kegiatan bersama Yayasan Tananua Flores yang bekerja sama dengan WN.

Ketika orang tua saya menceritakan mengenai teknik teknik pertanian seperti olah lubang, olah jalur, irigasi tetes, penggunaan pupuk organik sempai dengan cara melakukan pengamatan hama tanaman, saya sangat tertarik serta ingin mencoba dan saya diberi tantangan oleh orang tua saya. Tunjukan bahwa yang sukses itu bukan hanya yang berdasi, petani juga bisa.

Setelah mendengar tantangan tersebut saya bergabung dengan program Incident pada bulan Maret tahun 2023.

Pada pertengahan tahun 2023 saya sudah mengikuti kegiatan dengan Yayasan Tananua Flores dan saya mulai melakukan praktik teknik pertanian cerdas iklim.

Saya awalnya sangat ragu akan kegagalan yang mungkin terjadi, yah mau tidak mau saya harus kerja dan mencoba soal gagal hal biasa, bangkit dan berjuang hal yang sangat luar biasa. Orang tua saya membantu saya untuk menggambar kebun impian yang akan kami olah. Kami memberanikan diri bekerja di lahan yang sangat kritis di mana banyak tanaman tidak tumbuh apabila ditanam di lahan tersebut.

Setelah memilih lahan saya bersama orang tua bersepakat menaruh target 1.000 Lubang dan 500 Jalur. Saat ini kami sudah mulai mengerjakan dan target baru bisa tercapai 300 Lubang dan 50 jalur. Praktik olah lubang dan olah jalur kami melakukan dengan cara penggalian manual dan mesin bor yang di pinjamkan oleh Tananua Flores.

Kami belum bisa mencapai target yang disepakati karena fisik saya dan orang tua saya kurang stabil. Semua lubang dan jalur tersebut telah kami isi dengan pupuk organik, kotoran sapi, daun hijau, kulit Kakao dan batang pisang dan kemudian ditutup kembalai dengan tanah.

Dok.Tanaman Sayur

Setelah satu bulan kami mulai menanam pada lubang dan jalur yang telah disediakan. Pada kebun tersebut pendamping lapangan YTNF memberikan kami edukasi kembali bawasanya pangan yang ada desa kami seperti padi, jagung serta sayur hijau sudah cukup lengkap memenuhi nutrisi keluarga namun kami juga perlu nutrisi protein yang kami peroleh dari potensi yang yang di di desa kami lalu saya bertanya kira kira apa yang bisa kami lakukan.

Saran dari YTN kami sebaiknya membuat kolam ikan serta tempat penampungan air peyiraman. Saran ini sudah kami sepakati dan akan dikerjakan pada bulan Maret 2024.

Setelah kami menerap polah pertanian cerdas iklim, kami merasa bahwa pola ini yang sangat cocok untuk daerah kami dengan kondisi tanah kritis, kurang air, panas panjang yang sering terjadi dan melanda masyarakat kami saat ini.

Dari hasil Holtikultura olah lubang dan olah jalur sangat membantu keluraga saya dari persoalan ekonomi. Perhari ini kami sudah mendapat Rp. 3.000.000 dari hasil penjualan peria dan Rp.1.000.000 dari hasil penjualan terong. Semua hasil sayuran tersebut kami jual di masyrakat dusun Kekambero sehingga. Demplot sayur organikk ini juga membantu masyarakat untuk tidak membeli sayur dari pasar yang mengandung bahan kimia.

Kami juga tidak susah untuk mendapat sayur sehat dan ekonomi kami sudah meningkat di mana sebelumnya ekonomi keluarga kami sangat memprihatikan ketika musim panas panjang tiba karena semua komuditi tidak berbuah.

Kami ucapkan terima kasih banyak kepada Yayasan Tananua Flores yang bekerja sama dengan World Neighbord yang sudah mebantu kami di dusun Kekambero desa Ja Mokeasa, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende. Untuk kegiatan Incident ini kami didamping langsung oleh PL Yayasan Tananua Flores

Marselinus Jago.

Sumber : https://www.tananuaflores.id/2024/05/petani-muda-menjadi-perlopor-pertanian.html

Menuju Kemandirian Pangan : Anak Muda harus Menjadi Pelopor Pertanian Konservasi Read More »

Enumerator Gelar Kegiatan Umpan Balik Data Gurita Bersama Masyarakat

Ende, Tananua Flores| Demi menjaga kepercayaan masyarakat pesisir dan keterlibatan masyarakat dalam proses pendataan perikanan, kali ini Pendamping Lapangan Tananua Flores dan juga Enumerator Pendata Lakukan Umpan balik data di desanya masing-masing.

Umpan balik data gurita maupun ikan bertujuan untuk masyarakat desa dampingan bisa mengetahui sejauh mana data yang dikumpulkan dan bagaimana menggunakan data tersebut untuk perencanaan pembangunan.

Kegiatan Umpan balik data merupakan salah satu aktivitas dari pendampingan Tananua di desa. Dalam kegiatan tersebut yang harus ambil bagian adalah, Enumerator, masyarakat, dan pemerintah desa setempat.

Berikut ini kami Sajikan Kegiatan umpan balik data dari desa dampingan Tananua.

Lingkungan Arubara.

Kegiatan umpan balik data Arubara ( dok.Aldo)

Kegiatan dilakukan pada (2/5) bertempat di rumah bapak RT 04, lingkungan Arubara. Kegiatan tersebut dibuka oleh ketua RT 04 Fudin Ali.

Pada kesempatan tersebut fudin Ali juga menyampaikan kepada nelayan bahwa gurita sudah di terima  kembali  dengan harga yang di informasikan dari PT. AGRITA BEST di Paga sebesar Rp. 20.000 per kilogram.

Dengan perusahan menerima kembali gurita, Fudin Ali sebagai ketua RT dan juga selaku Pengepul mengharapkan nelayan pencari gurita tetap menjaga kualitas gurita.

Kata Fudin, “Komoditas Gurita adalah komuditas Ekspor dan agar produk kita tetap diterima di perusahaan maka, kita harus menjaga secara bersama untuk menjaga kualitas gurita sesuai dengan permintaan perusahaan”, ucapnya.

Sementara itu, Maya wahab selaku enumerator  gurita Arubara menyampaikan data gurita  yang didata selama 3 bulan dengan total tangkapan 357 kg  dengan rincian bulan Januari 238,5 kg gurita, bulan februari 27,5 kg gurita dan di bulan maret berjumlah 91 kg gurita.

Menurut Maya bahwa dilihat dari data selama 3 bulan ini tertinggi hanya di bulan januari, yang paling rendah penangkapan terjadi pada bulan februari dan maret.  Alasan mendasar terjadi  karena situasi dan kondisi laut yang tidak bersahabat (cuaca buruk) dan juga dengan belum kembali dibukanya perusahaan sehingga ini menimbulkan semangat nelayan mencari gurita menurun.

Umpan balik data gurita nelayan Arubara, Wilhelmina Benge selaku penyuluh perikanan mengatakan bahwa kelompok nelayan gurita merupakan sebuah kelompok yang aktif di wilayah kelurahan dalam menjaga ekosistem laut secara baik.

Penyulu itu mengharapkan” kegiatan yang baik harus tetap dipertahankan untuk menjaga kelestarian lingkungan laut yang lebih baik, tidak hanya memanfaatkan laut, tetapi merawat dan menjaga untuk keberlanjutan , tidak boleh menggunakan alat tangkap yang merusak lingkungan seperti Bom, potassium, dan yang lainnya”,kata wilhelmina.

Saat ini proses pendataan gurita di arubara  terus dilakukan oleh enumerator dan datanya dapat digunakan untuk proses perencanaan pembangunan daerah pesisir.

Desa maubasa, maubasa timur dan Serandori

Umban balik data Ndori (dok.Agnes)

Kegiatan umpan balik data di desa maubasa,maubasa timur dan serandori dilakukan pada (02/05) bertempat di desa serandori.

Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini adalah nelayan yang terdiri dari 3 Desa yaitu Desa Maubasa, Desa Maubasa Timur dan Desa Sera Ndori. Proses dari kegiatan ini enumerator melakukan rekapitulasi kemudian membuat presentasi untuk dibagikan kepada masyarakat nelayan.

Agnes Ngura selaku PL di Ndori Menyampaikan tujuan dari kegiatan Umpan balik data gurita sehingga peserta dapat mengetahui apa yang menjadi tujuan adanya umpan balik data. Selain itu PL menyampaikan beberapa kegiatan terkait dengan sistem tutup buka lokasi tangkap.

Selain itu Enumerator memaparkan data selama 6 bulan, berikut data rekapan untuk data nelayan Maubasa Timur total Produksi gurita (kg) adalah 5.674,3 kg dengan jumlah pendapatan Rp 160.324.500,00. Untuk Desa Maubasa berjumlah 2.234,4 kg dengan jumlah pendapatan sebesar Rp 91.932.500,00. Untuk Desa Maubasa Barat 64,2kg dengan jumlah pendapatan Rp 2.032.000,00 sedangkan untuk Serandori berjumlah 2.553,4 kg dengan jumlah pendapatan Rp94.644.500,00.

Menurut Oyan yang adalah salah satu dari nelayan yang berasal dari desa Maubasa timur menyampaikan bahwa apresiasi disampaikan kepada Tananua dan enumerator yang telah mendata hasil tangkapan nelayan sehingga mereka dapat mengetahui data tangkapan dan pendapatan mereka, baginya selama ini Tananua sudah bekerja sangat maksimal dan sangat bermanfaat bagi mereka. Dengan sistem tutup-buka lokasi tangkapan gurita kami sebagai nelayan merasakan dampak yang sangat baik terutama peningkatan hasil tangkapan dan yang paling penting pada area penangkapan yang kami miliki sudah tidak terganggu dengan nelayan pendatang.

Desa Persiapan Maurongga

Umpan balik data di desa persiapan maurongga( dok.Iren)

Kegiatan dilakukan di rumah Bapak Imbran (salah satu nelayan gurita)  pada hari Jumat 10 Mei 2024. Pukul 08.00 WITA.

Sebelum kegiatan, PL berkoordinasi dengan Enumerator untuk kegiatan umpan balik data, selanjutnya PL dan Enumerator merekapitulasi data gurita selama 6 bulan dan data Ikan selama 3 bulan untuk kegiatan feedback data.

Selanjutnya, PL bersama Enumerator berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan Enumerator mengajak Nelayan  bersama – sama menghadiri kegiatan  feadback data waktu yang sudah ditentukan.

Kegiatan dibuka oleh Bapak Muhammad Nuhu selaku sekdes dan dilanjutkan PL untuk memberi gambaran mengenai kegiatan ini dan memberi kesempatan kepada Enumerator untuk melaporkan kembali data hasil tangkapan gurita selama 6 bulan ( November 2023-April 2024) menggunakan kertas Pleno.

Data yang dijelaskan Enumerator berupa  jumlah tangkapan dari masing-masing nelayan serta total secara keseluruhan dari hasil tangkapan nelayan dalam kelompok dan jumlah nelayan yang melakukan penangkapan.

Dari Data tersebut yang disampaikan oleh Enumerator selama 6 bulan sebagai berikut:

  1. Bulan November 2023 : berat gurita 153,7 kg, 105 ekor dan pendapatan nelayan Rp6.155.000.
  2. Bulan Desember 2023 : berat gurita 47.9 kg, 34 ekor dan pendapatan nelayan Rp1.680.000.
  3. Bulan Januari 2024 : berat gurita 60,4 kg, 41 ekor dan pendapatan nelayan Rp2.100.000.
  4. Bulan Februari 2024 : berat gurita 35,1 kg, 29 ekor dan pendapatan nelayan Rp1.230.000.
  5. Bulan Maret 2024 : berat gurita 26,4 kg, 20 ekor dan pendapatan nelayan Rp920.000.
  6. Bulan April 2024 : berat gurita 44,8 kg, 30 ekor dan pendapatan nelayan Rp1.570.000.

Dari data yang ada, Imran mengakui hasil tangkapannya menurun karena kawasan pencariannya tercemar oleh material galian dari proyek jalan negara. Sekdes desa persiapan maurongga mengapresiasi kegiatan ini karena dapat membantu pemerintah desa untuk mengetahui potensi Perikanan. Nelayan atas nama Adi Baba, mengaku senang karena yang didata tidak hanya gurita tetapi juga ikan sehingga dia dapat mengetahui jumlah dan jenis ikan yang sudah ditangkap selama ini

Desa Podenura dan Kotodirumali.  

Kegiatan umpan balik data di kodim ( Dok. Nelson )

Kegiatan umpan balik data ke dua desa tersebut dilakukan pada selasa 14 Mei 2024. Tempat dilakukan kegiatan umpan balik data di Ndetumali desa kotodirumali.

Peserta yang terlibat dalam kegiatan umpan balik data tersebut terdiri dari nelayan dari desa podenura dan nelayan dari kotodirumali. Turut ambil bagian dalam kegiatan itu utusan pemerintah desa dikedua desa.

Kegiatan difasilitasi oleh Enumerator dan Pendamping lapangan Tananua flores yang bertugas di wilayah itu.

Dari laporan Enumerator pendata gurita jumlah tangkapan selama 4 bulan berjumlah 666 ekor 814 kg, dan total pendapatan nelayan sebesar Rp. 17.805.000

Dari data menunjukan jumlah produksi gurita tinggi, sementara faktor lainyang menjadi kendala adalah harga gurita yang menurun dan cuaca ekstrim. Selain itu juga beberapa bulan terakhir perusahan belum menerima pembelian gurita.

Kesimpulan akhir dari kegiatan tersebut para nelayan mengharapkan ada intervensi pemerintah baik kabupaten maupun Desa untuk menangani persoalan yang dihadapi para nelayan. Data telah menujukan ada potensi yang cukup tinggi dari komuditas gurita namun sampai saat ini belum ada keseriusan dari pemerintah daerah dalam menangani dan mengelola potensi itu.

Tim Tananua Flores

 

 

Enumerator Gelar Kegiatan Umpan Balik Data Gurita Bersama Masyarakat Read More »

Translate »