Pengelaman Belajar dari Pontianak dalam Mendorong Program Hak Alam dan Hak Masyarakat

Ende, Tananua Flores | Dari desa Pemo Kecamatan Kelimutu kabupaten Ende saya Paskalis Ray dipercayakan oleh Yayasan Tananua Flores untuk pertukaran berlajar bersama ke Pontianak dalam pengelolaan Program Hak alam dan Hak Masyarakat. Saya sendiri keseharian tinggal di desa Pemo dengan posisi yang di percayakan oleh Yayasan Tananua sebagai penghubung antara Lembaga Tananua dan Masyarakat di desa.

Tananua mengutus saya dengan beberapa teman di wilayah desa lain yaitu mempunyai tujuan yang sama. Desa kami saat ini didampingi oleh Yayasan Tananua dengan berbagai kegiatan dalam mewujudkan kelestarian lingkungan, keberlanjutan dan akses hak masyarakat bisa terpenuhi.

Saya secara Pribadi memberikan apresiasi kepada Yayasan Tananua dan Yayasan Planet Indonesia karena sudah memberikan kesempatan kepada kami masyarakat dari desa belajar bersama dengan masyarakat di pulau lain.

Pengalaman pertukaran belajar dari Kabupaten Ende ke Pontianak yang berlangsung dari 17 hingga 22 Juli 2024 merupakan langkah penting dalam upaya mendorong program hak alam dan hak masyarakat. Pertukaran ini bertujuan untuk belajar dari praktik-praktik terbaik di Pontianak, terutama dalam hal pengelolaan sumber daya alam, pelestarian lingkungan, serta pemberdayaan masyarakat lokal yang berkaitan dengan hak-hak mereka atas tanah, air, dan hutan.

Pertukaran Pembelajaran ini saya mendapatkan wawasan baru tentang cara-cara yang efektif dalam menyeimbangkan kebutuhan pembangunan dengan pelestarian lingkungan. Kami  juga mempelajari kebijakan-kebijakan lokal di Pontianak yang telah berhasil melindungi hak-hak alam dan masyarakat, termasuk perlindungan terhadap hutan adat dan pengakuan terhadap hak tanah masyarakat setempat. Alangkah baiknya ketika kita mau membuka diri untuk melihat dari jauh melihat perlindungan alam didaerah kita.

Masyarakat di pontianak khususnya desa yang telah kami kunjungi merasakan keseimbangan hidup antara alam dan masyarakat mempunyai hak yang sama dalam hidup, artinya masyarakat menyadari betapa pentingnya ketergantungan masyarakat terhadap Alam, hutan dan juga ekosistem lain yang saling berhubungan.

Kami berdiskusi dan saling bertukar pengetahuan, pengalaman, dan pendapat mengenai Profil Singkat PUMK Mentrap Pugan,Penerapan Dana Ketahanan,Dampak pendekatan PUMK pada sektor sosial, ekonomi,dan ekologi;

Kami juga mendapatkan pemahaman tentang  Pokja, cara kerja pokja yang diberikan oleh narasumber yang berpengelaman antara lain Ikwanto, Agustinus, Edi Chandra, Plasidus Sagiman.

Pada hari berikutnya kami belajar lapangan untuk melakukan observasi/pengamatan dan diskusi lapangan dengan fasilitator Ikwanto, Agustinus, Edi Chandra, Plasidus Sagiman.

Disini kami peserta melakukan Observasi Sekitar Dusun untuk pengamatan dan belajar, seperti Pertanian Lebah Kelulut, Kondisi pertanian Agroforestri. Kami juga diajarkan  Mini Coaching kepada Petani di Dusun Ladak  dan sebagai pemantik diskusi yakni dari  Yayasan Tananua Flores difasilitasi oleh Ikwanto dan Deki

Pada Sesi Mini Coaching yang dapat menjadi sebuah pembelajaran adalah Praktik Administrasi dan Pembukuan Kelompok, Pengorganisasian kelompok PUMK, Penyegaran Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga, Dana ketahanan untuk kelompok.

Hasil dari pertukaran ini diharapkan dapat menginspirasi LPHAM Kabupaten Ende dalam menerapkan kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong program-program yang mendukung hak-hak masyarakat adat dan pelestarian lingkungan di wilayahnya sendiri. Pertukaran seperti ini juga membuka peluang bagi kerja sama yang lebih erat antara daerah-daerah dalam hal perlindungan hak alam dan masyarakat, serta pengembangan kebijakan berbasis kearifan lokal.

Ditulis oleh : Paskalis Rai dari Desa Pemo

Pengelaman Belajar dari Pontianak dalam Mendorong Program Hak Alam dan Hak Masyarakat Read More »

Menuju Kemandirian Pangan : Anak Muda harus Menjadi Pelopor Pertanian Konservasi

Pertani yang Bijak Agar Mewariskan Tanah Subur untuk Generasi Berikutnya

Noberta Daflorensia Tua

Ende,Tananua Flores |Saya Noberta Daflorensia Tua (Ayu) 26 tahun, saya adalah gadis desa yang tinggal di Dusun Kekambero. Saya sebelumnya pernah bekerja di dinas Sosial Kabupaten Ende Sebagai Honorer dan relawan TAGANA.

Pada tahun 2023 pemerintah kabupaten Ende memberhentikan semua tenaga honorer yang bekerja di instansi pemerintah kabupaten Ende. Saya Kembali ke kampung dan berani mengalikan profesi sebagai petani. Pada waktu malam hari saya di ceritakan oleh orang tua saya mengenai kegiatan bersama Yayasan Tananua Flores yang bekerja sama dengan WN.

Ketika orang tua saya menceritakan mengenai teknik teknik pertanian seperti olah lubang, olah jalur, irigasi tetes, penggunaan pupuk organik sempai dengan cara melakukan pengamatan hama tanaman, saya sangat tertarik serta ingin mencoba dan saya diberi tantangan oleh orang tua saya. Tunjukan bahwa yang sukses itu bukan hanya yang berdasi, petani juga bisa.

Setelah mendengar tantangan tersebut saya bergabung dengan program Incident pada bulan Maret tahun 2023.

Pada pertengahan tahun 2023 saya sudah mengikuti kegiatan dengan Yayasan Tananua Flores dan saya mulai melakukan praktik teknik pertanian cerdas iklim.

Saya awalnya sangat ragu akan kegagalan yang mungkin terjadi, yah mau tidak mau saya harus kerja dan mencoba soal gagal hal biasa, bangkit dan berjuang hal yang sangat luar biasa. Orang tua saya membantu saya untuk menggambar kebun impian yang akan kami olah. Kami memberanikan diri bekerja di lahan yang sangat kritis di mana banyak tanaman tidak tumbuh apabila ditanam di lahan tersebut.

Setelah memilih lahan saya bersama orang tua bersepakat menaruh target 1.000 Lubang dan 500 Jalur. Saat ini kami sudah mulai mengerjakan dan target baru bisa tercapai 300 Lubang dan 50 jalur. Praktik olah lubang dan olah jalur kami melakukan dengan cara penggalian manual dan mesin bor yang di pinjamkan oleh Tananua Flores.

Kami belum bisa mencapai target yang disepakati karena fisik saya dan orang tua saya kurang stabil. Semua lubang dan jalur tersebut telah kami isi dengan pupuk organik, kotoran sapi, daun hijau, kulit Kakao dan batang pisang dan kemudian ditutup kembalai dengan tanah.

Dok.Tanaman Sayur

Setelah satu bulan kami mulai menanam pada lubang dan jalur yang telah disediakan. Pada kebun tersebut pendamping lapangan YTNF memberikan kami edukasi kembali bawasanya pangan yang ada desa kami seperti padi, jagung serta sayur hijau sudah cukup lengkap memenuhi nutrisi keluarga namun kami juga perlu nutrisi protein yang kami peroleh dari potensi yang yang di di desa kami lalu saya bertanya kira kira apa yang bisa kami lakukan.

Saran dari YTN kami sebaiknya membuat kolam ikan serta tempat penampungan air peyiraman. Saran ini sudah kami sepakati dan akan dikerjakan pada bulan Maret 2024.

Setelah kami menerap polah pertanian cerdas iklim, kami merasa bahwa pola ini yang sangat cocok untuk daerah kami dengan kondisi tanah kritis, kurang air, panas panjang yang sering terjadi dan melanda masyarakat kami saat ini.

Dari hasil Holtikultura olah lubang dan olah jalur sangat membantu keluraga saya dari persoalan ekonomi. Perhari ini kami sudah mendapat Rp. 3.000.000 dari hasil penjualan peria dan Rp.1.000.000 dari hasil penjualan terong. Semua hasil sayuran tersebut kami jual di masyrakat dusun Kekambero sehingga. Demplot sayur organikk ini juga membantu masyarakat untuk tidak membeli sayur dari pasar yang mengandung bahan kimia.

Kami juga tidak susah untuk mendapat sayur sehat dan ekonomi kami sudah meningkat di mana sebelumnya ekonomi keluarga kami sangat memprihatikan ketika musim panas panjang tiba karena semua komuditi tidak berbuah.

Kami ucapkan terima kasih banyak kepada Yayasan Tananua Flores yang bekerja sama dengan World Neighbord yang sudah mebantu kami di dusun Kekambero desa Ja Mokeasa, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende. Untuk kegiatan Incident ini kami didamping langsung oleh PL Yayasan Tananua Flores

Marselinus Jago.

Sumber : https://www.tananuaflores.id/2024/05/petani-muda-menjadi-perlopor-pertanian.html

Menuju Kemandirian Pangan : Anak Muda harus Menjadi Pelopor Pertanian Konservasi Read More »

Meraup Jutaan Rupiah hanya menjadi seorang Petani

  • Profesi petani merupakan profesi yang mulia karena petani mampu merawat bumi dan memberi makan bagi bilion manusia dimuka bumi ini.
  • Petani merupakan tokoh penting dalam memainkan peran dalam mengelola bumi/tanah karena dia yang berhubungan langsung dengan habitat hidup semua makluk hidup.
  • Hasil-hasil yang berasal dari kebun para petani berdampak pada pemenuhan kebutuhan pokok atau utama dalam membangun peradaban manusia dan relasi hidup manusia dengan alam dan penciptanya.

Realitas berbicara bagi kebanyakan orang dimuka bumi ini berpendapat dan berpandangan bahwasannya profesi petani sebagai profesi yang kotor, tidak beruntung dan tidak seksi untuk gauli/digeluti. Orang yang berprofesi sebagai petani adalah orang- orang yang tidak beruntung. Cara pandang ini membuat kebanyakan generasi muda bermigrasi ke kota dan tidak tertarik dengan profesi Petani.

Seorang petani muda bernama Emanuel mari (39) tahun yang berasal dari desa Numba kecamatan wewaria, Kabupaten Ende dalam keseharian hidup bersama keluarganya berjuang dan menapaki hidup dengan merawat kebun demi mendapatkan hasil untuk memunuhi kebutuhan hidup keluargannya. Seperti petani pada umumnya pergi kerja pagi pagi dan pulang hampir malam dengan kayu seikat dibahu parang bersarung dipinggang, pisang, ubi dan sayuran ditas yang terbuat dari karung platik. Rutinitas biasa masyarakat petani desa Numba teringat akan adegium klasik orang Lio “Poa no’o koka nai no’o manu, nugu raka bupu tau paga Fai No’o ana” atinya pergi pagi pulang malam kerja sampai mati untuk menghidupkan istri dan anak”.

Dalam perjalanan pendampingan Tananua Flores di desa Numba berjumpah dengan petani Bernama Emanuel Mari yang bercerita tetang pengelaman hidupnya pergi merantau sebanyak dua kali untuk mencari uang di Malaysia,  di tahun 2010 yang pulang dan tinggal dikampung bergabung dengan kelompok tani dan mulai tanam kopi dan kakao. Dengan sangat antusias Eman Mari atau Igen akrabnya dikalangan pemuda kampung bercerita yang disertai dengan pertanyaan pertanyaan yang membuat diskusi makin alot dan seru untuk menggali pengelaman hidupnya. Dalam beberapa kesepatan ceritanya kami berinteraksi dengan menjelaskan kisah kisah sukses beberapa petani dapingan terdahulu dalam merawat kebun samapai pada hasil usahaa tani dari berbagai jenis tanaman mengalami peningkatan produksinya. Tentu ini hanyalah kisah cerita petani lain di desa petani lain tersirat diraut wajanya tentu harus dibuktikan dengan kerja nyata bersama petani benama Eman ini.

Bersama perjalanan waktu pendampingan, tahun 2015 Tananua Flores menyelenggarakan kegiatan bersama petani dampingan dari 23 Desa dampingan Tananua Flores. Pendamping Lapangan diwajibkan hadir bersama beberapa petani dari Desa dampingan untuk mengikuti kegiatan forum Petani Kebupaten yang berlokasi Didesa Wolosambi Kecamatan Lio Timur Kabupaten Ende. Forum ini sebagai ajang Evaluasi dan sharing pengetahuan dan pengelaman petani sekebupaten Ende yang difasilitasi oleh petani bersama Tananua Flores. Dengan kesempatan ini Emanuel hadir tanpa ada misi khusus tapi ia mengatakan “saya coba dan ikut-ikut saja” serta belum tau apa tujuan ikut kegiatan itu. Eman Mari petani Energik dan berberapa petani melewati semua proses kegiatan diselenggarakan selama 3 hari efektif dengan berbagai cerita.

Inisiatif dan antusia para petani dalam proses kegiatan selama 3 hari yang mewakili petani dari desa Numba untuk mengevaluasi Kegiatan bersama Tananua Flores selama 6 bulan dimasing masing desa; Pelatihan Ternak; Pelatihan Penguatan Kapasitas Kader dan Praktek Lapangan /Kunjungan Lapangan dikebun kakao memberikan harapan bagi pendamping yang bertugas di Desa tersebut.

Semua peserta berkesempatan berbagi pengetahuan dan mendapat pengetahuan dan keterampilan baru mulai aktif dan kreatif berbagi dan bercertia dengan petani lainnya. Dan menjadi tantangan pasca Forum Petani itu ada juga petani yang dengan pertimbangan dan perhitungan tertentu mulai mudur karena melepaskan pekerjaan dan  ada beberapa narasi penolakan yang muncul setelah kegiatan berakhir.

Sabtu 10/8/2015 Eman Mari petani muda pemiliki kebun kakao mengundang Pendamping Tananua Flores berkunjunga ke kebun miliknya. Bersama Eman dan istrinya kami menyusuri lembah dan bukit menuju kebun yang berjarak kurang lebih 1500 meter dari rumah pemukiman Desa. Sambil bercerita dan bercanda berbagai kisah perjalanan hidup tidak terasa lelah dan haus kami sampai dikebun tujuan Ae Lemo.

Ae lemo lokasi hamparan pertanian dan perkebunan warga desa diantarannya kebun Emanuel yang terisi dengan berbagai jenis tanaman seperti kakao, kopi, kemiri, marica, pinang, vanili, Lombok, talas, tetapi yang menjadi tanaman dominannya adalah kopi dan kakao. Namun Kondisi kebunnya tidak diatur dan belum dirawat secara baik sebagai mana standard kebun wanatani yang diatur dirawat dengan pemangkasan, dan Pengolahan lahan, sanitasi dan pemupukan serta pengelolaan kebun yang selaras alam/organic.

Petani Kelahiran 1980an mengajak ke pondok lalau bertanya “menurut ame/bapak   Apa yang harus dibuat dengan kebun ini? Dengan senyaum dan santai pendamping Tananua menjawab harus “dirubah”, saya bisa mendampingi untuk merubah ini sampai jadi dan mendapatkan hasil yang banyak. tergantung Eman saja mau atau tidak? tegasnya. Karena semua ini harus bermula dari kemaun dan Komitmen serta kerja keras dan sungguh sungguh untuk merawat secara intens dengan teknologi pertanian yang selaras alam Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering dan Sanitasi (P3S), rehabilitasi, Pergantian Klon/Bibit unggul serta Konsevasi Tanah dan air (Pembuatan Teras, Rorak/Jebakan air, pengembangan Tanaman selah seperti keladi, sereh, Porang dan Pisang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kita bersama akan melakukan menggunakan teknologi dan praktek praktek praktis lungsung dikebun agar lebih focus dan berkelanjutan. Semangat kerja dan keseringan kunjungan kebun menjadi kunci utama kata pendampign Tananua Flores. Kita akan merubah kebun ini menjadi kebun impian keluarga dan tempat wisata serta tempat penyelesai masalah dalam keluarga Eman bersama Istri. Pada saat itu juga dikebun kami berkomitmen untuk menjadikan kebun ini sebagai kebun contoh dan uji terap teknologi pertanian organic yang rama akan lingkungan dan pemilik kebun.

Rawat kebun.

Kegiatan kelompok tani sa ate satu terbentuk pada tahun 2014 beranggotakan 17 orang dengan jumlah perempuan 2 dan Laki-laki 15. Kelompok ini melakukan kegiatan Gaga Gili/ kerja bergilir dikebun anggota kelompok. Melalui akativitas dalam kelompok lahirlah beberapa kesepakatan kesepakatan dan program kerja kelompok untuk membantu sesame anggota kelompok dengan prinsip “ yang ada membantu yang tidak ada dan yang mampu membantu yang tidak mampu”.

Melalui semangat hidup berkelompok ini kreatifitas dan inisiatif mulai muncul untuk melihat kekuatan sumberdaya (potensi-potensi; peluang-peluang kerjasama dan pengembangan potensi lainnya). Maka bersama berjalannya waktu kelompok ini mulai menemukan mimpi bersama mereka untuk mengembangkan potensi unggulan yaitu komoditi kakao dan kopi. Dari hasil pengembangan dan juga pendampingan kelompok tani yang dilalukan ada telihat ada sebuah perubahan cara berpikir cara berindak tetang dunia kehidupan petani. Karena dari sekian banyak petani yang dilatih dan didampingi ada satu orang petani yang dengan kesungguhan hati melihat proses ini sebagai gerakan perubahan yaitu Emanuel mari (39) tahun.

Petani yang akrab disapa Igen Jui petani seusianya memulai gerakan merawat kebun yang baik dengan tahapan Penyedian benih, persiapan Lubang, Persiapan Pupuk, Penanaman anakan, Perawatan dengan teknologi teknologi yang sudah dilatih dan dipraktekan bersama dalam kelompok tani Sa Ate I seperti P3S (Pemangkasan; Pemupukan; Panen sering; sanitasi; Pengendalian hama dan penyakit;) dan teknologi lainnya dicoba dan dipraktik serta aplikasi sacara rutin. Hal ini dibuktikan Eman Mari mengatakan “hasil panen tahun 2017 dari komoditi kakao dan kopi meningkat, ia mendapatkan hasil panen raya buah kakao pada bulan 6-7 berjumlah 517kg berat bersih  dari total 83 pohon kakao produktif, jika dinominalkan dalam angkah uang kurang lebih Rp. 12.925.000 (dua belas juta Sembilan ratus dua puluh lima ribu rupiah) dengan harga @Rp 25.000/kg dan saya memperbaiki rumah dan saya sangat bangga dengan hasil ini tandasnya dengan sunyumannya yang khas.

hasil panen ini membuat saya menjadi bahan cerita warga setempat dan ada warga tani secara sembunyi sembunyi mereka masuk ke kebun saya untuk melihat apa yang saya kerjakan jika saya tidak ada dikebun kata Eman. Peristiwa kunjungan kekebun bpk eman sampai saat ini terus dilakukan oleh warga tani yang ingin mencari tau apa yang dilakukan oleh bpk eman.

Rasa keingintahuan dari warga tani ini membuat Eman mulai memikirkan bagaiman cara untuk berbagi informasi dan cerita sukses bertani dikebun kakao dan kopi dengan pendekatan pertanian yang selaras alami. Keberhasilan usaha pengelolaan kebun yang dibuat Eman bersama kelompok tani Sa Ate I ditanggap oleh Pemerintah dengan menyelenggarakan forum Koptan ditingkat desa Numba dengan  Eman bersama Pengurus Kelompok Tani Sa Ate 1 sebagai Informen/Narasumber untuk bercerita tentang keberhasilan Kelompok dan pengelolaan kebun usaha tani khususnya Kakao dan kopi dengan Teknologi pertanian selaras alam/organik.  Atas dasar apresiasi dan dukungan Pemerintah setempat Kelompok tani Sa ate satu diberi penghargaan dengan mendapatkan bantuan SAPRODI dan kunjungan belajar serta anakan kakao unggul dari pemerintah setempat.

Keberhasilan kelompok Tani Sa Ate 1 dan Eman Mari memotivasi dan mendorong kelompok tani lain dan semua warga desa kembali mengembangkan komoditi kopi dan kakao secara kelompok dan juga individu serta mulai merawat kebun dengan pertanian selaras alam/organik. Kader pertanian asal Kelompok Sa Ate 1 ini menjadi petani Trampil yang selalu diundang dari kebun ke kebun warga untuk melatih dan melakukan praktek bersama petani. Semangat berbagi ini menjadikan kelompok tani sa ate dan Eman Mari sebagai Kader Pertanian kelompok diakui di Desa Oleh pemerintah Desa dengan member SK kepada Kelompok Tani dan EMAN MARI sebagai Kader Pertanian Desa.

Kini Eman sebagai Kader pertanian dan Kelompok Sa Ate telah mendapatkan emas hijau untuk saling menghidupkan diantara petani dari komoditi kakao dan kopi berbasis pangan dan rempah rempah. Kelompok Tani dan Eman berkewajiban untuk mempertahankan dan terus mengembangkan pengembangan pertanian yang selaras alam dengan kelompok tani sebagai wadah untuk belajar bersama, bekerja bersama dan usaha bersama untuk kualitas, kuantitas dan kontinuitas hidup para petani dan usaha tani. Petani hebat, kebun terawat, lingkungan lestari, “Merawat bumi memelihara kehidupan” *****HSLikaLapu****

Meraup Jutaan Rupiah hanya menjadi seorang Petani Read More »

Sepenggal Cerita Penggalangan Bantuan untuk Korban Bencana Adonara Dan Lembata

Ende, Tananua Flores | Berangkat dari rasa kepedulian terhadap sesame, rasa cinta kepada keluarga sanak saudara dan saudari yang terdampak bencana Banjir Bandang pada minggu 4 April 2021, Membuat Yayasan Tananua  Flores menjadi terpanggil dalam merespon, menfasilitasi uluran kasih kepada sesame keluarga yang menggalami korban.

Yayasan Tananua adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang bekerja mendampingi masyarakat Pedesaan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Disamping itu Yayasan Tananua Flores juga Terlibat aktif dalam penangan-penangan kebencanaan yang menimpah kehidupan Manusia. Dengan Moto Kita satu keluarga maka dalam Perespon Kebencanaan di Flores Timur Dan Lembata merupakan bagian dari Keluarga.

Peristiwa Bencana alam banjir Bandang yang terjadi pada Minggu 4 April 2021 itu, yayasan Tananua tidak tinggal diam, Secara lembaga yang di Pimpin oleh Bernadus Sambut langsung Menginisiasi untuk Pembentukan Posko Kemanusiaan dengan tujuan untuk bisa mengihimpun saudara-saudara kita yang dari jauh untuk bisa berbelas kasih lewat Posko kemanusiaan Tananua Flores.

Pembukaan Posko itu di Ketua oleh Hironimus Pala untuk melakukan kerja-kerja Solidaritas mengajak sahabat, mitra Tananua baik secara individu maupun dengan Lembaga-lembaga NGO. Dalam Kerja Posko kemanusia semua Staf Yayasan Tananua terlibat untuk berdonasi. Tidak juga hanya staf tetapi seluruh desa dampingan Yayasan Tananua yang terdiri dari 25 Desa di wiayah kabupaten Ende juga ikut ambil bagian untuk berkontribusi terhadap tanggap bencana di Flores Timur dan Lembata.

Posko Kemanusian tersebut langsung bertempat di kantor Yayasan Tananua Flores. Aktivitas open donasi Posko kemanusian itu kurang lebih 1 bulan. Selama aktivitas Kerja-kerja Posko seluruh Staf di lapangan yang mendampingi desa untuk mengajak sesame keluraga di desa agar berdonasi terhadap keluarga korban banjir Bandang. Dan Puji syukur masyarakat di Desa pun turut menyumbang, mulai dari Beras, ubi-ubian, sayuran sampai  Pakian. Selain itu individu-individu yang peduli di luar pulau Flores juga ikut menyumbang yaitu  Pakian dan Uang.

Dalam berdonasi dengan jumlah angka sumbangan yang basar adalah Mitra Tananua di Jerman yang Namannya Missereor dengan besar dana sebesar Rp 25000 USD disamping itu ada Mitra lain yang juga ikut berdonasi.

Dari Donasi yang di himpun Posko Kemanusiaan maka,diputuskan untuk pengadakan Prabot Rumah tangga bagi korban bencana di Flores timur Dan Lembata. Sebanyak 574 paket probot Rumah Tangga dan bahan makanan yang di sumbangkan ke keluarga korban di Flores Timur dan Lembata.

Dalam urusan kemanusiaan Tananua Flores berprinsip bantun yang di himpun Posko harus tepat sasaran. Artinya bantuan yang di berikan harus mengena pada kk atau orang yang korban bencana, dan Tananua melakukan hal itu.

Pada tanggal 6-7 Mei 2021 Posko Kemanusian Tananua Flores berserta Staf  berangkat dari Ende untuk mengantarkan bantuan ke Lokasi kejadian yaitu Flores Timur dan Lembata. Dari Ende dalam mengantarkan bantuan Relawan Posko di bagi dalam dua Tim. Tim Lembata di Pimpin oleh Bapak Benyamin dan Ibu Metty sedang Tim Flores Timur di pimpin oleh Bapak Hironimus dan Ibu Halimah.

Tananua berani mengantarkan Langsung bantuan tersebut kepada keluarga korban sebab jauh sebelumnnya dari Posko Kemanusian Tananua sudah mengantongi data keluarga korban di flores timur dan Lembata. Sehingga dari data tersebut kemudian dari tananua menentukan Sumbangan tersebut di Prioritaskan kepada korban bencana benar-benar kehilangan.

Menurut Direktur Yayasan Tananua Flores dalam menentukan sumbangan itu memilihnya Prabot Dapur sebab dari informasi mitra di lokasi kejadian sudah banyak bantuan dalam bentuk makan dan minum serta pakayan sudah banyak.  Sementara Situasi daruratnya sudah lewat oleh karena itu, Kami berpikir bahwa mengantar bantuan dengan klaster terakhir harus bisa menyentuh kepada kebutuhan pokok. Dan kami memilih Prabot Dapur agar korban bisa berusaha untuk mengatasi kemelutan di kemudian harinnya.

Cerita Berlanjut

Bencana Banjir bandang yang berada di kabupaten Flores timur cukup menarik perhatian bagi Dunia. Dan lokasi yang tertimpah bencana berada di pulau adonara dengan titik Kejaadian ada di Kelurahan Waiwerang, Desa Oyan Baran, desa Waiburak dan beberapa perkampungan yang ada di kepulauan adonara tersebut.

Tananua Mengantar bantuan Prabot Dapur kepada keluarga korban sekaligus bertemu langsung untuk membagikan barang bantuan itu kepada kk yang terdampak. Sambil memberi semangat dan motivasi kepada sesame sekaligus mengunjung keluarga-keluarga yang jauh dari sumbangan Pemberintah. Sampai saat ini Banyak bantuan  dari pihak lain  yang tertumpuk Posko Umum dari Pemerintah yang ada di kota larantuka, sehingga masih banyak yang belum tersalurkan dan mengena kepada keluarga korban.

Seluruh Tim mengunjungi seluru titik yang tertimpah bencana dan bertemu keluarga yang korban. Tim Tananua di sambut baik oleh pemerintah  desa dan Kelurahan , sekaligus membantu untuk mendisrtibuskan barang kepada Keluarga yang benar-benar kehilangan semuannya.

Suka duka dan rasa prihatin di Rasakan ketika melihat situasi yang ada di lapangan. Dari fakta yang terjadi semuanya hancur lululantahkan perkampungan dan Rumah-rumah warga di hantam badai banjir bandang. Jalan yang menjadi akses transportasi dan aktivitas Warga rusak parah, Rumah-rumah Warga Rusak dan sebagian di tutup dengan Tanah dan Lumpur.

Dari informasi yang di peroleh puluhan Warga masyarakat yang meninggal dunia. Sementara itu memiluhkan ada keluarga yang 1 orang meninggal, ada yang selamat dari banjir serta ada yang satu keluarga semuannya meninggal.

Inilah Fakta peristiwa bencana banjir bandang yang terjadi di Flores timur dan Lembata. Dan peristiwa itulah yang membuat Tananua terpanggil untuk terjun langsung ke lokasi kejadian.

 

Oleh : Jhuan

Sepenggal Cerita Penggalangan Bantuan untuk Korban Bencana Adonara Dan Lembata Read More »

Translate »