Kunjungan Belajar ke Komunitas, Pengurus Tananua Flores Apresiasi terhadap 7 Mitra CSO Misereor

Dok YTNF

Ende, Tananua Flores | Dalam menjalin gerakan advokasi untuk penguatan hak rakyat atas pembangunan, Ketua Pengurus Yayasan Tananua Flores Hironimus Pala memberikan Apresiasi kepada 7 mitra CSO Misereor atas kunjungan belajar(Join Learning Workshop) ke Yayasan Tananua Flores. Apresiasi tersebut diberikan atas pemilihan tempat sebagai kegiatan belajar bersama dari ke 7 mitra Misereor di Indonesia selama 4 hari.

“Saya Apresesia terhadap Teman-teman mitra CSO dan SATARA yang mempercayakan kepada Tananua Flores sebagai tempat kegiatan belajar  kali ini, Selamat datang di wilayah kami dan saya berharap peserta CSO dari semua mitra dapat berproses secara baik dan dapat berbagi kerja-kerja sukses bersama komunitas masyarakat Desa ada di desa dampingan kita”,Ucap ketua pengurus Tananua.

Hironimus ketua pengurus mengatakan Yayasan Tananua Flores merasa sangat terhormat mendapat kunjungan dari para mitra apalagi sampai berkunjung ke masyarakat desa yang menjadi bagian dari kerja-kerja  pendampingan oleh Tananua.

“Kami Tananua Flores merasa sangat terhormat Ketika dikunjungi oleh para mitra, apalagi kita juga akan mengunjungi ke Desa Rutujeja sebagai salah satu Desa dampingan Tananua dalam Kerjasama dengan MISEREOR dengan Program PSDABM (Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat)-Sustainable Livelihood,”katanya.

Kunjungan belajar tersebut diselenggarakan selama 4 hari dari tanggal 9-12 september 2024 di Ende dan Desa Rutujeja. Mitra yang terlibat Bina Desa-Jakarta, Gemawan-Kalimatan, JPIC-Kalimantan, JPIC-Ruteng-NTT, Tananua Flores-NTT, SATTARA-Jambi, CAPPA-Jambi, WAHLI-Jambi, dan juga Tim Misereor-German.

Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi pengalaman sukses dan gagal melindungi multikrisis di kampung serta Membangun strategi advokasi bersama. Kegiatan Belajar bersama (Join Learning) yang diselenggarakan di Ende dengan Tananua Flores sebagai Panitia Tananua Flores.

Sementara itu Koordinator IJL Tian Manager Program SATARA-Jambi mengatakan bahwa kegiatan kunjungan belajar bersama masyarakat ini sudah dipersiapkan kurang lebih 3 bulan berdasarkan kesepakatan semua Mitra.

Jadi,kegiatan ini akan mencapai beberapa hasil rekomendasi untuk keberlanjutan kegiatan kunjungan belajar bersama( Join Learning) antara lain Peta Landscape Kebijakan dan Regulasi yang Berdampak, Peta Krisis Kampung akibat kerusakan ekosistem, perubahan iklim dan kerawanan pangan, Cerita Perubahan dalam mengelola krisis kampung (People Led Development) dan Rumusan Strategi Advokasi Bersama untuk melindungi hak-hak rakyat atas pembangungn.

Kemudian sambung Herman Rupp mengungkapkan Advokasi harus dilakukan dengan Komunikasi yang baik. Komunikasi mengembangkan organisasi harus yang positif dengan menyorotkan pada solusi-solusi yang ditawarkan

“Kita berkomunikasi harus dapat mengembangkan organisasi secara positif, dalam advokasi harus memberikan solusinya. Komunikasi tidak hanya melihat Niat Anda tetapi niat dari mitra anda dan advokasi Tidak menyodorkan Masalah tetapi menyodorkan solusiny,”Ucap Rupp

Selain itu Cristine perwakilan dari mesereor Jerman mengatakan bahawa isu kemiskinan, system pangan, mewujudkan kehidupan yang beradilanan terhadap iklim dan melindungi keanekaragaman hayati masih relevan, namun dukungan Misereor mulai konsentrasi memperthankan dinamika yang terjadi di Negaranya Sendiri sebagai dampak dari perang Rusia-ukraina dan juga dampak Covid-19.

Dia menuturkan saat ini “Anda semua harus mulai cari cara seperti bagaimana melobi pemerintah beserta lembaga perlemen dan lainnya kemudia jangan berhenti disini dan terus menerus melakukan lobi,”tutur Cristine.

Lanjut Cristine Meningkatkan kesadaran secara terus menerus terkait apa yang dibutuhkan oleh masyarakat kita yakni Kampanye sosial, konferensi pers dan penyadaran melalui media dan kegiatan yang melibatkan banyak orang.

“Saya berharap Lembaga anda lebih mandiri melakukan menghemat uang dan mencari kontribusi local dan keuangan yang lebih baik dan Tantangan bahwasannya berkomunikasi dengan baik dan berkoordinasi membuat kita lebih tanggu ke depannya. Kita harus selamat bersama-sama dengan kesadaran bersama-sama, atau tidak ada yang selamat,”tutupnya.

Lebih jauh Tim Misereor Jerman  itu menegaskan Kemiskinan, kemarosotan moral, dan penderitaan merupakan salah satu bagian bumi yang diam-diam akan menjadi tempat berkembangnya masalah- masalah dan pada akhirnya akan mempengaruhi seluruh planet.”tegasnya.

****Heri Se****

 

Kunjungan Belajar ke Komunitas, Pengurus Tananua Flores Apresiasi terhadap 7 Mitra CSO Misereor Read More »

Sebanyak 20 Organisasi Konservasi Asia Pasifik Gelar Lokakarya Pemantauan Kondisi Ekosistem Pesisir untuk Memperkuat Pengelolaan Perikanan berbasis Masyarakat

Denpasar, Tananua Flores | Dalam Memperkuat Pengelolaan Perikanan berbasis Masyarakat, sebanyak 20 Organisasi konservasi se Asia pasifik  yang bermitra dengan Blue ventures Indonesia gelar Lokakarya Pemantauan Kondisi Ekosistem Pesisir dan sekaligus mendorong masyarakat   dalam pengelolaan wilayah pesisir yang adaptif, kolaborasi dan berkelanjutan. 

Kegiatan tersebut digelar di Hotel Mercure sanur Denpasar selama 5 hari dari tanggal 10-15 september 2024.

Steven Box dari Blue Ventures dalam sambutan membuka kegiatan tersebut mengungkapkan Blue Ventures telah bekerja bersama mitra dan masyarakat pesisir sudah 20 an tahun dengan memberikan berbagai program kegiatan bersama masyarakat. 

Pemimpin Blue Ventures itu menjelaskan bahwa Pendekatan yang dibangun bersama mitra itu mengangkat isu-isu pengelolaan wilayah pesisir, Degradasi terhadap ekosistem perikanan, perubahan iklim dan juga membangun kualitas SDM masyarakat nelayan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki. 

“kami telah bekerja bersama masyarakat dengan mengangkat isu pengelolaan wilayah pesisir dan laut berbasis Masyarakat, kami juga mengangkat isu terkait dengan mitigasi terhadap Ekosistem perikanan yang cenderung mulai rusak dan kami juga membangun kualitas sumber daya masyarakat untuk memahami potensi yang dimiliki agar bisa dikelola secara berkelanjutan,”Jelas Steve.

Sambung dia “ dengan kegiatan Lokakarya ini semua peserta  dari utusan mitra beloh berdiskusi dan berbagi kerja program bersama masyarakat dan juga  dengan forum ini bisa menjadi penyambung persoalan masyarakat nelayan agar didiskusikan secara bersama”, Ungkapnya. 

Steve Box juga kembali menegaskan Poin penting yang menjadi konsentrasi kerja program bersama masyarakat antara lain Data dan pendataan(data collection system), pengelolaan perikanan(Fisheries Management),Inklusif Keuangan (Financial inclusion), Perbaikan Rantai nilai (Value chain improvement). Ke empat pilar ini menjadi Konsentrasi kerja-kerja kolaborasi bersama masyarakat dan juga rujukan pegangan bagi mitra-mitra Blue ventures.

Harapannya, Lokakarya teknis ini menjadi ajang untuk berbagi dan belajar bersama , membangkitkan gagasan-gagasan baru serta mendiskusikan berbagai temuan bekerja bersama masyarakat.

“ saya senang sekali dengan partisipasi semua peserta dan saya  berharap, mari menggunakan peluang ini untuk saling berbagi, berdiskusi dan belajar bersama”,ujar dia

Perlu diketahui bahwa di wilayah Asia Pasifik, Blue Ventures mendukung organisasi konservasi seperti di Indonesia, Filipina, Thailand, India serta bekerja dengan masyarakat di Timor Leste dalam bidang pengelolaan perikanan berbasis masyarakat dan konservasi laut. Dukungan yang diberikan oleh Blue Ventures adalah teknis dan pendanaan. 

Dan lokakarya ini sudah tahap ketiga yang dimulai sejak tahun 2022 lalu. Kegiatan Lokakarya teknis ini berfungsi sebagai platform (media) untuk pembelajaran langsung, berbagi pengetahuan, dan pengembangan keterampilan, serta menumbuhkan budaya perbaikan berkelanjutan.

Peserta lokakarya mendapatkan pengalaman praktis yang melampaui pengetahuan teoritis. Melalui latihan langsung, demonstrasi, dan sesi interaktif, peserta mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep teknis dan memperoleh keterampilan untuk menerapkannya secara efektif. Lokakarya membantu menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta.

Lokakarya tahun 2024 berfokus pada implementasi program berdasarkan pilar-pilar (strategi) Blue Ventures bersama mitra dalam pendampingan masyarakat untuk mengelola perikanan demi keberlanjutan sumber daya perikanan yang bermanfaat bagi manusia dan lingkungan, terutama dalam konteks pemantauan kondisi ekosistem pesisir yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah pengelolaan perikanan. Dengan menghadiri lokakarya, peserta dapat memperoleh keterampilan baru, meningkatkan keterampilan yang sudah ada, dan terus mengikuti perkembangan strategi Blue Ventures. 

Lokakarya juga menyediakan platform untuk berjejaring, berkolaborasi, dan bertukar ide di antara individu-individu yang memiliki visi yang sama. Peserta dari berbagai latar belakang bertemu dan membentuk komunitas belajar yang dinamis.

Lokakarya teknis merupakan katalis yang kuat untuk memberdayakan individu dan mendorong inovasi. Selain itu, organisasi mendapatkan manfaat dari meningkatnya keahlian tenaga kerja mereka dan lahirnya ide-ide inovatif yang berkontribusi terhadap peningkatan layanan bagi masyarakat yang kita dukung.

Berikut ini daftar Organisasi Konverasi yang terlibat di kegiatan Lokakarya yakni Komunitas Nelayan Wangi-wangi (KOMANANGI),Forum Nelayan Binongko (FONEB),Forum Kahedupa Toudani (FORKANI),Yayasan Alam Indonesia Lestari (LINI),Jaring Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam (JAPESDA),Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA),Yayasan Ecosystem Impact (EI),Lembaga Juang Laut Lestari (JARI),Yayasan Tananua Flores (YTNF),Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM),Akar Global Inisiatif,Yayasan,Hutan Biru (YHB),Yayasan Planet Indonesia (YPI),Yayasan Mitra Insani (YMI),People and The Sea (PEPSEA),Blue Ventures (United Kingdom),Konservasaun Flora no Fauna (KFF),Lembaga Partisipasi Pembangunan Masyarakat (LPPM),Blue Ventures (Timor – Leste),Blue Ventures (Madagascar) *** Jhuan M

Sebanyak 20 Organisasi Konservasi Asia Pasifik Gelar Lokakarya Pemantauan Kondisi Ekosistem Pesisir untuk Memperkuat Pengelolaan Perikanan berbasis Masyarakat Read More »

Pertukaran Belajar ke Pontianak Dorong Program Perbaikan Hak Alam dan Hak Masyarakat di Kabupaten Ende

Pontianak, Tananua Flores|Dalam menjalin Kemitraan yang strategi Yayasan Tananua Flores dan Yayasan Planet Indonesia Dorong Program Perbaikan Hak Alam dan Hak Masyarakat sebagai upaya menjaga dan melindungi lingkungan agar tetap lestari dan berkelanjutan.

Kegiatan itu diwujudkan dalam Petukaran belajar bersama kedua Lembaga di Pontianak Kalimantan Barat pada 17-22 juli 2024 lalu.

Peserta yang turut terlibat dalam pertukaran belajar bersama itu terdiri dari utusan Perwakilan dari pemerintah desa, Masyarakat di desa dampingan,lembaga LPHAM dan Tananua Flores.

Tujuan dari kegiatan pertukaran belajar tersebut yakni untuk Memperkuat pemahaman konseptual dan penerapan Pendekatan PUMK yang akan diteruskan pada model pendekatan LPHAM dari 6 desa, Memperluas pengetahuan dan pemahaman peserta dari 6 desa serta staf YTNF tentang manajemen keorganisasian berbasis masyarakat, dana ketahanan, dan pelaksanaan Smart Patrol dan pertukaran pembelajaran dan inspirasi antara Perwakilan Desa Dampingan YTNF dan kelompok PUMK di Dusun Ladak Desa Meragun Kabupaten Sekadau.

Direktur Yayasan Tananua Flores Bernadus Sambut dalam kesempatan awal Memperkenal organisasi Yayasan Tananua Flores sekaligus menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan ke YPI di Pontianak, dengan harapan semoga proses berlajar dapat berjalan dengan baik dalam program Ketahanan alam dan warga di Flores khususnya Kabupaten Ende.

Menurutnya,Pertukaran  belajar ke Yayasan Plent Indonesia sebagai bagian dari Transfer Pengetahuan dan pengamatan secara langsung kondisi masyarakat di pontianak dari program YPI bekerja secara langsung dengan Masyarakat.

Dokumen Belajar Bersama/Dok Ytnf

Harapan Tananua yang disampaikan oleh Direktur yakni, Meningkatnya pemahaman dalam konseptual dan dampak penerapan pendekatan PUMK & LPHAM dengan terbangunnya dokumen Perencanaan Penerapan Pendekatan PUMK ke dalam Pendekatan LPHAM di 6 Desa Dampingan, Meningkatnya manajemen keorganisasian berbasis masyarakat, khususnya dana ketahanan dan SMART Patrol dengan terbangunnya Dokumen Strategi Penerapan di dalam LPHAM, Terbentuknya jaringan komunikasi dan koordinasi antar desa dampingan YTNF yang terinspirasi dari pertukaran pembelajaran dalam bentuk komitmen Pengelolaan Sumber Daya Alam Adaptif yang akan difasilitasi oleh YTNF; sesuai konteks dan strategi lokal

Sementara itu Adam dari YPI menyampaikan Apresiasi kepada Tananua atas kunjungan ke Komunitas masyarakat dampingan YPI dan menilai Tananua Sangat terbuka untuk berbagi dan memanfaatkan waktu untuk belajar dan berdiskusi bersama.

Yayasan Planet Indonesia mengajak peserta pertukaran belajar agar berlajar dan memanfaatkan waktu kunjungan secara baik untuk lebih mengenal dan memahami dengan baik pembelajaran positif bersama masyarakat di pontianak.

Pertukaran belajar antara Tananua dan YPI ada beberapa pembelajaran Positif yang menjadi poin untuk ditindak lanjuti didaerah masing-masing antara lain

Pertama, Yayasan Planet Indonesia adalah sebuah NGO Nasional dan Internasional yang mendampingi masyarakat di Daerah Hulu dan Pesisir dengan Pendekatan PUMK ; YPI bekerja langsung dengan Masyarakat dan bekerja sama dengan beberapa NGO Lokal yang ada di Indonesia.

Kedua, Kondisi Pontianak sedikit berbeda dengan Nusa Tenggara Timur khususnya Ende .  Wilayah luas dan masih banyak lahan kosong , jumlah penduduknya di satu desa bisa 5 kali besar dari jumlah penduduk satu desa di Ende dan dodominasi oleh Tanaman sawit , karet dan kebun berpindah pindan dan tebas bakar.

Ketiga, YPI memulai program di Dusun Ladak dengan Pendekatan PUMK kondisi Dusun Ladak sulit dijangkau dari Pusat Desa apalagi Kecamatan dan belum ada organisasi lain yang masuk disana dan belum ada kelompok atau asosiasi apapun yang dibentuk baik oleh Pemerintah atau Swasta lain. YPI mendampingi seluruh masyarakat di Dusun Ladak dengan program Litersi , Kesehatan , Dana Ketahanan , Smart Patrol dan Program Pertanuan Berkelanjutan

Ke Empat,Program Literasi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan baik ditingkat Kabupaten dan Kecamatan. Peran YPI Memfasilitasi ( menemukan masyarakat akan ikut paket A, B , mencari tutor , menyediakan alat peraga untuk belajar mengajar ) . Program ini ada dengan pertimbangan keberlanjutan program. Program ini yang belum menjadi perhatian Tananua Flores selama ini . Dari diskusi Panjang dalam perjalanan ini menjadi pertimbnagan Tananua Flores  ke Depan .

Ke lima,Program Kesehatan  mendampingi keluarga sehat  – 1 kader mendampingi 1- 5 Keluarga . Kader kader dilatih oleh YPI sebelum mereka mendampingi keluarga sehat . Kader Kesehatan ini berbeda dengan Kader Kesehatan yang ada dan dibiayai oleh Desa . Kondisi di Wilayah Dampingan Yayasan Tananua Flores yang juga mengembangkan program Kesehatan tidak merekrut kader baru tapi memperkuat kader posyandu, kader KB yang dibiayai oleh Desa Peran Tananua peningkatan Kapasitas Kader melalui Pelatihan , kunjungan Silang dan Pertemuan.

Ke Enam,Dana Ketahanan, melihat kondisi Dusun Ladak yang aksesnya sangat sulit YPI berinisiatif membentuk kelompok Dana Ketahanan masyarakat dusun ladak di sisi Ekonomi dengan satu tujuan mulia saling membantu diantara orang-orang didalam dusun ketika ada situasi yang emergensi . Keuntungan tidak menjadi tujuan utama mereka akan tetapo paling tidak ada dana mandiri yang ada ditingkat mereka tanpa tergantung dari pihak manapun, sebab akses dari desa ke Kota Kecamatan membutuhkan waktu 2 jam dengan biaya transportasi ojek Rp 400.000.

Ke tujuh, Smart Patrol di Dusun Ladak ,anak- anak muda terorganisir untuk melakukan pengawas secara berkala dan membuat laporan untuk disampekan kepada YPI dan Pemerintahan Desa .Untuk Proses ini YPI dan orang-orang Muda yang melakukan Patroli dan mengorganizir orang muda, memperkuat kapasitas , menyiapkan apa yang menjadi kebutuhan patroli dan melinkkan kelompok smart patrol dengan dinas atau badan terkait untuk kebutuhan di wilayah tersebut. ***

Ditulis oleh : Halimah Tus’adyah

Editor : JFM

 

Pertukaran Belajar ke Pontianak Dorong Program Perbaikan Hak Alam dan Hak Masyarakat di Kabupaten Ende Read More »

90an Petani dari Enam Desa Kunjungan Belajar ke Desa Detubapa

Diskusi Bersama terkait dengan Isu pertanian

Ende, Tananua News| Sebanyak 90 orang Petani dari enam Desa kunjung belajar di Balai Beni Hortikultura desa  Detubapa untuk memperdalam pengetahuan mereka dalam bidang pertanian dan perkebunan.

Acara tersebut menjadi momentum penting bagi mereka untuk menggali teknik-teknik modern dan praktek terbaru yang dapat diterapkan di lahan-lahan mereka.

Kegiatan belajar bersama ini adalah bagian dari Peningkatan pengetahuan dan pemahaman dalam rangka mendorong isu Increasing Resiliency through Climate Change Adaptation and Disaster Risk Reduction in Nusa Tenggara project (INCIDENT) atau Adaptasi Perubahan iklim dan pengurangan Resiko Bencana yang ada di NTT.

Koordinator Program Benyamin Gosa dalam sambutannya mengatakan kegiatan yang didalankan ini merupakan salah satu proses pembelajaran dilapangan dan praktek langsung dalam rangka mitigasi Resiko bencana dan bagaimana petani bisa beradaptasi terhadap perubahan iklim. Jadi, Pendidikan lapangan itu sangat penting dana hari ini bisa bertukar pengetahuan dengan sesama petanin yang hadir pada kegiatan ini.

“Pendidikan di lapangan, seperti yang kita lakukan hari ini, juga memiliki nilai yang sangat penting. Kami berharap kunjungan ini dapat membuka mata dan pikiran kita semua untuk mengadopsi pendekatan baru dalam pengelolaan pertanian,” Ucap Benyamin Gosa Koordinator Program Incident, pada(24/06) di kegiatan tersebut.

Menurutnya, Pendidikan itu tidak seharusnya di rumah , di gedung atapun formal  tetapi pendidikan praktek langsung dilapangan merupakan salah satu proses pendidikan yang lebih terekam dengan baik. Semua sumber pengetahuan ada di alam tinggal bagaimana cara untuk mempelajari dan mempraktekannya.

“ Kita hari ini mempelajari dan sekaligus menciptakan pengelaman baru yang tentu semua orang belum memiliki, oleh karena itu mari belajar bersama untuk pertanian kita akan lebih baik”, terangnya.

Sementara itu Koordinator dari Balai Benih Hortikutura Cerilus Wajo dalam Sambutan menjelaskan dua fokus utama kegiatan mereka: Pertama, pertanian untuk pengelolaan tanaman berumur panjang dan Kedua, perkebunan yang menitikberatkan pada tanaman hortikultura.

“Kami ingin mengajak semua peserta untuk belajar dan saling berbagi pengalaman, sehingga pengetahuan tentang pertanian dan perkebunan dapat semakin diperkaya,” tambahnya.

Kegiatan kunjungan belajar ini dipandu oleh Marcelo Jago, seorang pendamping lapangan yang berpengalaman dalam bidangnya. Peserta dibagi ke dalam dua kelompok besar berdasarkan minat mereka: kelompok minat perkebunan dan kelompok minat pertanian. Masing-masing kelompok ditemani oleh empat orang staf dari Balai Benih Hortikultura Detubapa (BBH Detubapa), yang siap membantu memfasilitasi pembelajaran dan diskusi.

Pengalaman Pertama di Lapangan

Saat petani-petani dari berbagai desa tiba di Lembaga Pertanian dan Perkebunan Detubapa, terlihat kegembiraan di wajah mereka. Bagi banyak dari mereka, ini adalah pengalaman pertama kali mengunjungi sebuah lembaga yang khusus bergerak dalam bidang pertanian dan perkebunan seperti Detubapa. Mereka dibawa melalui tur singkat yang menggambarkan fasilitas dan lingkungan kerja lembaga tersebut sebelum memulai kegiatan inti.

Kedua kelompok besar mulai menerapkan pembelajaran praktis sejak awal. Kelompok minat pertanian terfokus pada tekni-tanam dan pemeliharaan tanaman berumur panjang seperti durian dan kakao. Di bawah bimbingan ahli dari BBH Detubapa, mereka diajarkan teknik sambung pucuk dan perawatan yang tepat untuk memaksimalkan hasil tanaman. Sementara itu, kelompok minat perkebunan berfokus pada budidaya tanaman hortikultura seperti tomat, lombok, dan kopi. Mereka belajar tentang teknik stek tanaman dan strategi pemeliharaan yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman mereka di lahan kecil.

Sesi Diskusi dan Berbagi Pengalaman

Salah satu momen yang paling berkesan dari kunjungan belajar ini adalah sesi diskusi dan berbagi pengalaman antara para petani dan fasilitator dari BBH Detubapa. Petani dengan penuh antusias bercerita tentang tantangan yang mereka hadapi di lapangan, seperti masalah penyakit tanaman dan perubahan iklim yang mempengaruhi hasil panen mereka. Di sisi lain, para fasilitator memberikan wawasan tentang teknologi terbaru dalam pengelolaan pertanian yang dapat membantu mengatasi masalah-masalah tersebut.

Diskusi berjalan dua arah, di mana ide-ide baru tentang inovasi dalam pertanian diperbincangkan. Beberapa petani bahkan menyampaikan ide-ide mereka sendiri tentang penggunaan pupuk organik dan teknik irigasi yang lebih efisien. Ini menunjukkan bahwa kunjungan belajar bukan hanya tentang menerima informasi, tetapi juga tentang membangun komunitas dan jaringan yang mendukung inovasi lokal dalam pertanian.

Penerapan Pengetahuan di Lapangan

Belajar Sambung Pucuk pada Tanaman kakao

Kegiatan selama kunjungan belajar ini tidak hanya berhenti di ruang kelas atau di lapangan demonstrasi. Para petani diundang untuk melakukan praktik langsung di lahan percobaan yang disediakan oleh BBH Detubapa. Mereka diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan langsung teknik-teknik yang baru mereka pelajari, dibimbing oleh para ahli yang siap membantu menjawab setiap pertanyaan dan memecahkan setiap masalah yang mungkin muncul.

Para petani sangat antusias mengambil bagian dalam kegiatan ini, karena mereka menyadari pentingnya mengadaptasi teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas tanaman mereka. Beberapa di antara mereka mulai merencanakan untuk menerapkan teknik sambung pucuk pada pohon durian mereka yang sudah ada di desa, sementara yang lain berencana untuk mengubah cara mereka mengelola lahan untuk menanam kopi dan kakao.

Harapan dan Aspirasi ke Depan

Dengan berakhirnya kunjungan belajar ini, harapan dan aspirasi baru muncul di antara peserta. Mereka melihat kunjungan ini sebagai langkah awal untuk mengubah paradigma dalam pertanian lokal mereka. “Saya sangat berterima kasih atas kesempatan ini,” kata salah satu petani, “kami tidak hanya belajar, tetapi juga merasa didukung untuk menerapkan perubahan yang diperlukan di desa kami.”

Para koordinator dan staf BBH Detubapa juga berharap bahwa kunjungan ini dapat menjadi bagian dari perjalanan panjang dalam meningkatkan kualitas hidup petani-petani lokal. Mereka berkomitmen untuk terus mendukung petani dengan informasi, pelatihan, dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Kunjungan belajar ke Detubapa ini bukan hanya sekadar acara biasa, tetapi merupakan momen yang membangkitkan semangat untuk mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan di wilayah ini. Dengan kolaborasi antara petani, lembaga pertanian, dan perkebunan seperti Detubapa, diharapkan akan lahir inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan hasil pertanian dan memperbaiki kesejahteraan petani.

Dalam skala yang lebih luas, kunjungan ini juga menjadi contoh bagaimana pendidikan dan pembelajaran di lapangan dapat memainkan peran penting dalam pengembangan ekonomi pedesaan dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan teknologi yang ada, petani-petani lokal ini dapat menjadi agen perubahan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan di komunitas mereka.

Sebagai penutup, kunjungan belajar ini tidak hanya meninggalkan jejak dalam bentuk pengetahuan baru, tetapi juga dalam bentuk hubungan yang kuat antara para petani dan lembaga pendukung mereka. Semoga kunjungan ini menjadi awal dari banyak kolaborasi yang menguntungkan bagi masa depan pertanian dan perkebunan di wilayah Kabupaten Ende.

Ditulis oleh : Mikel

90an Petani dari Enam Desa Kunjungan Belajar ke Desa Detubapa Read More »

Pemerintah Desa dan Nelayan Kotodirumali Lakukan Penutupan permanen Lokasi Tangkap Gurita

Nagekeo, Tananua Flores | Menjaga Produksi Perikanan agar terus berlanjut Nelayan dan masyarakat Desa kotodirumali melakukan penutupan permanen ke 2 di 3  lokasi tangkap gurita. Kegiatan awal implementasi penutupan permanen tersebut bertempat di kantor Desa kotodirumali dan dilanjutkan dengan seremonial adat di lokasi Ngadutangi pada(19 /01/2023) 

Menurut kepala desa Kotodirumali Maternus Mau kegiatan implementasi dan seremonial untuk melakukan penutupan permanen Lokasi tangkap sebenarnya sudah direncanakan sejak November 2023 namun, karena kondisi dan Cuaca laut yang sama sekali belum bersahabat ditambah lagi dengan beberapa kesibukan dari masyarakat dan Pemerintah desa maka sampai saat ini baru bisa dilaksanakan. 

Kepala desa tersebut menuturkan kegiatan yang didorong oleh Tananua adalah sangat penting karena berkaitan dengan menjaga Ruang laut untuk sebuah keberlanjutan dan butuh keterlibatan masyarakat serta komitmen dari Nelayan itu sendiri. 

“ Agar nelayan senyum dan tangkap di lokasi yang dekat maka Nelayan juga harus mulai melakukan penjagaan dan pengelola dengan baik”,Turur kades 

lanjutnya “ Jangan kita sebagai pelaku utama menghabiskan dengan pola penangkapan yang tidak ramah lingkungan”, Tuturnya

Kepala desa kotodirumali berharap, Perlu  ada kerja sama antara kelompok nelayan, masyarakat dan pemerintah desa setempat dengan tujuan Lokasi yang ditutup bisa menjadi lumbung bagi Nelayan itu sendiri.  

“ Saya berharap antara kami pemerintah desa, kelompok dan tokoh masyarakat perlu ada kerjasama, jaga lumbung ikan kita,” harap kades itu. 

Maternus Mau juga apresiasi kepada Tananua dan Blue Ventures karena sudah 3 tahun lebih masih setia mendamping warga masyarakat nelayan di desa.

Sementara itu, Staf Tananua Flores  Yulius Fanus Mari dalam sambutannya mengatakan bahwa ada 4 hal yang perlu dikerjakan bersama antara lain 

Pertama, Kegiatan penutupan permanen lokasi tangkap dan atau penutupan sementara perlu dibuat dalam peraturan desa atau permakades. Sehingga dampak dari mengatur sebuah kebijakan itu bisa berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat itu sendiri. 

Kedua, kelompok Pengelola dan pengawasan di desa harus betul menjaga perannya sehingga dalam proses pengawasan di lokasi Tangkap bisa secara maksimal.

Ketiga, Kelompok Nelayan harus mempunyai Tabungan untuk kebutuhan kedaruratan nelayan dalam melaut maupun dalam hal peningkatan ekonomi nelayan. Kalau di Laut Nelayan sudah berpikir berkaitan dengan lumbung sebaliknya dalam hal pendapatan perlu diatur guna mendapatkan Nilai tambah.

Ke empat, Terkait dengan pendataan gurita saat ini juga masih difokuskan dengan sistem pendataan menggunakan Lending Monitoring. Pendataan menjadi penting dalam mendorong sebuah perencanaan yang baik. Desa harus memiliki data perikanan sehingga kedepannya dalam mendorong sebuah kebijakan diambil berdasarkan Data.

Selain itu Staf Tananua juga menyampaikan apresiasi kepada nelayan di desa kotodirumali dan podenura yang sampai saat ini telah bersama-sama berjuang membangun model pengelolaan perikanan berbasis masyarakat di desa kotodirumali.

“Saya ucapkan Apresiasi dan terima kasih kepada Nelayan Kotodirumali beserta LMMA yang telah Melaksanakan kegiatan Penutupan permanen lokasi tangkap, Ini merupakan yang kedua setelah dilakukan pertama kali oleh masyarakat Ndori,” Ucap jhuan akrabnya

Dia berharap kedepannya Masyarakat Kotodirumali bisa melakukan Proses pengawasan dan harus masuk di dalam peraturan desa agar bisa dikelola dan dijaga secara kearifan lokal.

Ada 3 lokasi yang ditutup secara permanen dan dikukuhkan secara adat oleh tokoh ada di desa kotodirumali. 3 lokasi itu antara lain watudako,ngadutangi,dan busa.

Kegiatan itu diawali dengan Seremonial adat di lokasi penutupan permanen oleh tokoh adat di desa kotodirumali. Turut terlibat dalam kegiatan tersebut Pemerintah Desa, Anggota BPD, Tokoh Agama, Kelompok LMMA dan kelompok nelayan Kodim Octopus. 

Oleh : Tim Tananua

 

Pemerintah Desa dan Nelayan Kotodirumali Lakukan Penutupan permanen Lokasi Tangkap Gurita Read More »

Translate »