Data & Informasi

Refleksi Spiritualitas dan Sosialisasi Deteksi Dini Penyakit Rakyat untuk Kader Kesehatan

Ende, Tananua Flores –| Yayasan Tananua Flores mengadakan kegiatan Refleksi Spiritualitas Kader Kesehatan dan Sosialisasi Deteksi Dini Penyakit yang diikuti oleh 50 kader Posyandu dari 10 desa dampingan di Kabupaten Ende. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, mulai Jumat hingga Sabtu, 25-26 Oktober 2024, di Aula Bina Ola Nggari, Jalan Melati, Ende.

Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Tou Barat dan Pastor Rekan Paroki Roh Kudus Detukeli, Pater Chello Lamatapo, SVD. Dalam sambutannya, Direktur Yayasan Tananua Flores menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas kader kesehatan untuk mendeteksi dini penyakit umum yang sering terjadi di masyarakat. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan komunikasi di antara para kader agar dapat saling mendukung dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

Refleksi Spiritualitas Kader Kesehatan

Bagian utama kegiatan ini adalah Refleksi Spiritualitas Kader Kesehatan, yang bertujuan memperkuat nilai-nilai spiritual para kader dalam menjalankan tugas. Kegiatan ini membahas berbagai aspek penting, seperti:

  1. Makna Pelayanan: Menggali motivasi di balik pilihan menjadi kader kesehatan.

  2. Nilai-nilai Spiritual: Mengintegrasikan nilai empati, kasih sayang, dan pengabdian dalam praktik sehari-hari.

  3. Kesehatan Holistik: Menekankan pentingnya keseimbangan fisik, mental, dan spiritual dalam pelayanan kesehatan.

  4. Peran dalam Masyarakat: Menyadari dampak yang ditimbulkan oleh kader terhadap komunitas.

  5. Penguatan Komunitas: Mendorong kerjasama antara kader dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai tujuan kesehatan bersama.

Dalam refleksi tersebut, Pater Chello mengingatkan bahwa kader kesehatan perlu memiliki pikiran dan hati yang sehat agar dapat melayani masyarakat dengan penuh kasih dan pengabdian. “Pelayanan yang efektif dan tulus merupakan bagian dari mewartakan kebaikan serta kerajaan Allah kepada sesama,” ujarnya.

Peningkatan Kapasitas Kader Kesehatan

Kegiatan ini juga memberikan ruang bagi para kader untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, kerja sama, dan deteksi dini penyakit. Salah satu peserta, Mery dari Desa Mautenda Barat, mengungkapkan bahwa pelatihan ini membantu mereka lebih percaya diri dalam berbicara dan bekerja sama dengan berbagai pihak di bidang kesehatan.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami, terutama dalam meningkatkan keterampilan berbicara dan kepercayaan diri. Kami berharap Yayasan Tananua dapat terus menyelenggarakan pelatihan serupa di masa mendatang,” ujar Mery.

Yayasan Tananua Flores berharap, melalui kegiatan ini, para kader kesehatan dapat kembali ke komunitas masing-masing dengan semangat baru, wawasan yang lebih mendalam, dan keterampilan yang lebih baik untuk melayani masyarakat.

Pelatihan ini menjadi bagian dari upaya Yayasan Tananua Flores dalam membangun kapasitas kader kesehatan desa untuk mendukung kesehatan masyarakat secara holistik. Dengan adanya kolaborasi antara kader, pemerintah desa, dan lembaga keagamaan, diharapkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan bermakna.

 

Refleksi Spiritualitas dan Sosialisasi Deteksi Dini Penyakit Rakyat untuk Kader Kesehatan Read More »

Pengumuman Kelulusan Tes Wawancara Staf Baru Tananua Flores periode Agustus 2024

Pengumuman disampaikan kepada pelamar yang lulus Tes Wawancara menjadi Staf Baru di Yayasan Tananua Flores tahun 2024. Bersama ini kami sampaikan bahwa berdasarkan hasil seleksi dan Tes Wawancara dalam Perekrutan staf Yayasan Tananua Flores Periode Agustus 2024 diumumkan bahwa Peserta yang Lulus Seleksi dan diterima saat ini adalah

  1. Wenslaus Jando Wawo
  2. Tarsisius Edi Woda,Sp
  3. Yohanes Karol Mbia Wea
  4. Tomas Gebo
  5. Maria Sisilia Virginia Wawo

Untuk Ke lima Peserta ini diharapkan dapat datang ke kantor pada hari Rabu 21 Agustus 2024. Pukul 08.00 WITA.

Sementara untuk peserta lain yang masuk nominasi 10 besar akan dipanggil sesuai dengan kebutuhan di Yayasan Tananua Flores pada waktu mendatang.

Panitia seleksi mengucapkan terima kasih untuk semua peserta yang telah turut ambil bagian dalam Seleksi Perekrutan Staf Yayasan Tananua Flores tahun 2024.

Demikian informasi ini atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Ttd

Direktur Yayasan Tananua Flores

 

Bernadus Sambut

Pengumuman Kelulusan Tes Wawancara Staf Baru Tananua Flores periode Agustus 2024 Read More »

Calon Staf Tananua Flores Tahun 2024 yang Lolos Seleksi Administrasi

Pengumuman Kelulusan  seleksi Administrasi 

Berdasarkan hasil verifikasi  administrasi yang dilakukan terhadap kesesuaian antara dokumen yang diunggah melaluai Link lamaran Online di website Tananua  yang di lamar sejak  kantor tanggal 22 juni -1 agustus 2024 dengan persyaratan yang telah ditentukan, dengan ini kami umumkan hal-hal sebagai berikut:
  1. Pelamar yang namanya tercantum   dalam Pengumuman ini, dinyatakan LULUS seleksi administrasi;
  2. Pelamar yang dinyatakan lulus seleksi administrasi sebagaimana dimaksud pada Poin 1, berhak mengikuti tahapan tes selanjutnya, yaitu tes wawancara serta Praktek
  3. Jadwal pelaksanaan tes sebagaimana dimaksud dapat dibagi dalam dua gelombang sebagai berikut :

 Gelombang 1  Tes dilaksanakan pada hari Jumat  tanggal 9 Agustus 2024 : pukul 08.00 Wita dst

Nama Lengkap Jenis Kelamin Tempat, Tgl Lahir
Eusabius Pati Lero Laki-laki Ekoae, 16 Desember 1999
Florentinus J Jou Laki-laki Nangapanda, 27 September 1998
Aprisiol Adelbertus Ndae Laki-laki Puuwona 23 April 2001
Fransiska Rosalinda Bara Perempuan Woloone 31 Agustus 2001
Stefania Meli Perempuan Nangaroro 26 Desember 1999
Tarsisius Edu Woda, SP Laki-laki Fatawaga, 04 Februari 1991
Pierre Charles Sule Laki-laki Nabe,8 September 1991
Ferdinandus Lara Laki-laki Galawea, 04 Juni 1996
Yohanes Karol Mbia Wae Laki-laki Ende, 21 Oktober 1989
    Gelombang 2 –  Tes dilaksanakan pada Senin 12 Agustus 2024, pukul 08.00 Wita Dst
Nama Lengkap Jenis Kelamin Tempat, Tgl Lahir
ALBERTUS SEO Laki-laki Kotabaru,23 Juni 1998
Maria Erminsia Delima Perempuan Wolofeo 20 juni 1999
Tomas Gebo Laki-laki Detuwira, 22 Juni 1993
Rofinus Kanisius Wangge Laki-laki Flores, 29 Juli 1993
WENSLAUS JANDO WOWA Laki-laki Kurulimbu, 28 September 1994
Maria Sisilia Virginia Wawo Perempuan Wolowaru,18/12/1998
YULIANUS SOTER PAPU REGA Laki-laki ENDE,22 JULI 1999
Maria AstyanRastad Toni Naga Perempuan Ende, 12 Mei 2000
Helena Kristiani Mbere Perempuan 1 Januari 1997
  1. Pelamar yang namanya tidak tercantum dalam Pengumuman ini, dinyatakan TIDAK LOLOS seleksi administrasi.

  2. Tempat test langsung di Kantor Yayasan Tananua Flores mulai jam 08.00 wita sesuai jadwal tesnya masing-masing

  3. Dalam seluruh tahapan pelaksanaan Tes calon Staf Tananua tahun 2024 tidak dipungut biaya;

  4. Kelulusan Peserta adalah prestasi dan hasil kerja peserta itu sendiri. Jika ada pihak yang menjanjikan kelulusan dengan motif apapun, baik dari staf Tananua atau dari pihak lain, maka hal tersebut adalah tindakan yang tidak terpuji kepada peserta, keluarga maupun pihak lain, dilarang memberi sesuatu dalam bentuk apapun sesuai dengan prinsip Tananua

  5. Peserta tes yang namanya tercantum pada hari pertama tidak datang dianggap gugur dan kami tidak melayani untuk tes di hari berikutnya.

Demikian Pengumuman ini kami sampaikan atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terimah kasih.

Informasi Tambahan :

  1. Berpakayan Rapih
  2. Bawah dengan alat tulis Masing-masing.

Dikeluarkan di Ende

Pada tanggal 7 Agustus 2024

Panitia Seleksi

Yaysan Tananua Flores

Calon Staf Tananua Flores Tahun 2024 yang Lolos Seleksi Administrasi Read More »

Lowongan Kerja Tananua Juli 2024

Pengumuman  Lowongan Kerja juni 2024 

Di tujukan Kepada Seluruh Pencari Kerja di mana saja berada.

Isi Pengumuman :

Disampaikan bahwa Yayasan Tananua Flores  Sedang Membuka Lowongan Kerja  untuk tahun 2024 pada Posisi “ Staf  Lapangan ”

Syarat Umum

  1. Pendidikan Minimal S1, Semua jurusan
  2. Umur maksimal 35 Tahun
  3. Mampu mengoperasikan Komputer ( Word, Exel, Power Point,dll)
  4. Memiliki sertivikat Kursus  komputer
  5. Mampu bekerja dalam Tim
  6. Dapat Mengendarai Sepeda Motor dan memiliki Sim C
  7. Mampu menfasilitasi Kegiatan dan Tim
  8. Pengelaman Kerja minimal 1 tahun

 

Persyaratan Khusus   

  1. Scan Surat Lamaran ( tulis tangan)
  2. Scan ijasah terakhir 1 lembar
  3. Scan transkip nilai 1 lembar
  4. Scan KTP
  5. Scan Foto Pas ukuran 3×4, 1 lembar
  6. Scan Sertivikat Kursus
  7. Scan Surat keterangan pengelaman bekerja , bagi yang sudah pernah bekerja
  8. Scan Daftar Riwayat Hidup, disertai Alamat Tinggal Lengkap dan Nomor HP, email

Penerimaan ini di buka setiap Jam kerja , sejak tanggal 22  juli  2024 – 1 Agustus 2024 dilakukan secara Online pada Web tananua Flores   disetiap Jam kerja.

Buka di sini: Link Form lamaran

 

 

Lamaran Langsung Ditujuan Kepada : Direktur Yayasan Tananua Flores, Dengan Alamat : Jl. Gatot Subroto, Lorong Bita Beach. Gang Ke 3 Kiri, Ende, NTT.

 

Demikian Pengumuman ini atas Perhatian dan kerja samannya di ucapkan Terimah Kasih.

Ende, 22 Desember 2024

 

Ttd

Bernadus Sambut

Direktur Yayasan Tananua Flores

Lowongan Kerja Tananua Juli 2024 Read More »

Petani Kebirangga Selatan Pertahankan Budaya Gotong Royong Ditengah Arus Globalisasi

Ende, Tananua Flores | Era industri ekonomi 04 saat ini, menjadi tuntutan setiap Negara belahan dunia menciptakan ketergantungan yang sangat tinggi pada teknologi. Kemajuan zaman membuat masyarakat berada dalam tatanan kehidupan yang baru yang dikelilingi oleh sejumlah teknologi sebagai fasilitas penunjang pada setiap kegiatan.

Dengan melihat kemajuan teknologi itu, Semua masyarakat dituntut untuk mampu beradaptasi dengan situasi tersebut, tanpa harus melihat bagaimana proses yang harus digunakan.

Siklus kehidupan manusia ikut berubah dengan model pendekatan berbasis teknologi, baik dari aspek komunikasi, kerja, dan transportasi. Sistem ini akan melahirkan polarisasi cara pandang manusia yang akan bergeser dari pola  kerja gotong-royong, menjadi pola kerja individualis. Oleh Karena itu semua dituntut untuk sadar akan sebuah evolusioner kehidupan masyarakat, suka ataupun tidak suka perubahan itu harus diterima. 

Kemajuan teknologi mesti sejalan dengan upaya membangun kesadaran manusia atau peningkatan sumberdaya manusia, sehingga tidak terjadi kesenjangan  antara prasarana ( manusia sebagai pengelola) dan sarana ( peralatan teknologi ). Jika tidak maka, akan berdampak kepada penyalahgunaan serta menciptakan kesenjangan sosial yang selama ini dianggap sebagai kekuatan bersama di tengah lingkungan masyarakat.

Upaya memperkuat tatanan kehidupan sosial atau sistem peradaban masyarakat merupakan tanggung jawab semua pihak dalam memperkuat atau membentengi sistem globalisasi saat ini. Sehingga lapisan masyarakat umum sanggup menerima teknologi serta mampu mempertahankan nilai-nilai sosial yang ada dan berlaku lama di wilayah itu. 

Melihat kondisi yang terjadi saat ini lembaga-lembaga sosial di tuntun untuk membangun sumber daya manusia lewat kerja pendampingan di desa-desa, salah satunya LSM baik di tingkat lokal maupun Nasional. 

Di tingkat daerah Yayasan Tananua Flores merupakan salah satu lembaga swadaya masyarakat ( LSM ) lokal yang berkedudukan di kabupaten Ende. Lembaga ini telah  mengabdi bersama masyarakat di Flores kurang-lebih 34 tahun. 

Dalam rentang usia yang cukup lama itu, keberadaan LSM tersebut sampai saat ini masih konsisten memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan ( hak hidup, kebudayaan dan hak atas alam ). Perjuangan LSM Tananua Flores  adalah menghidupkan spirit dan nilai-nilai  sosial budaya setempat  untuk selalu siap menerima kemajuan baru di era saat ini.

Tananua dalam Implementasi kerja bersama masyarakat desa selalu mengedepankan kualitas sumber daya manusia dalam mengurus dan menjaga alam sebagai sumber kehidupan masyarakat itu sendiri. Kerja -kerja itu dihimpun dalam kerja bersama, belajar bersama dan memperjuangkan hak masyarakat melalui pendekatan-pendekatan kolaborasi dan sinergitas program.  YTNF secara organisatoris, terus menghidupkan nilai tersebut dalam berbagai kegiatan riil di masyarakat desa untuk mewujudkan kemandirian manusia.

Nilai Gotong- royong Masih Dipertahankan Masyarakat Desa Kebirangga Selatan

Ciri kerja petani di kabupaten Ende pada umumnya masih menganut semangat gotong-royong sejak awal sejarah pertanian di wilayah tersebut. Ada berbagai alasan yang mendasari dari aspek topografi wilayah pedesaan yang lebih banyak di wilayah bukit dan pegunungan, dari aspek kultur ada terdapat masyarakat yang terlahir dari suku yang sama, dan  juga ada pemahaman bertani yang makin variatif dari petani itu sendiri, sehingga pola gotong royong dilihat sebagai aspek yang substansi pada masyarakat desa. 

Di desa Kebirangga selatan, Sejak tahun 2015 Gerakan pemberdayaan yang dilakukan oleh Tananua masih dipertahankan  hingga saat ini. Tananua juga mendorong untuk menghidupkan kembali nilai gotong royong oleh masyarakat desa agar tidak tertelan arus perubahan zaman saat ini. 

Desa Kebirangga Selatan merupakan salah desa yang didampingi oleh Yayasan Tananua Flores, dengan implememtasi program yang di kembangkan antara lain meliputi bidang, organisasi petani, pertanian berkelanjutan, ekonomi kerakyatan dan kesehatan primer. 

Dalam konteks pertanian, pemahaman bertani masyarakat setempat sangat khas dengan tradisi kerja bergilir, sejak awal pertanian di wilayah tersebut. 

Perkembangan infrastruktur yang begitu cepat dari waktu ke waktu tidak membuat petani setempat terhanyut dengan arus kemajuan. Kecerdasan petani mempertahankan tradisi kerja kebun masih sangat kuat sejak proses buka lahan, tanam-menanam, panen dan pasca panen masih mengandalkan gotong-royong. 

Upaya menghidupkan nilai gotong royong di tengah kehidupan masyarakat desa kebirangga Selatan diperkuat lewat dukungan Yayasan Tananua Flores, dalam melaksanakan pendampingan di desa tersebut. Diskusi, motivasi dan kegiatan nyata yang mengarah kepada kuatnya nilai tradisi dari para leluhur, terus dilakukan secara rutin oleh YTNF.

Sosok Panutan di Desa kebirangga Selatan  

Implementasi dari hasil motivasi dan diskusi oleh pendamping lapangan YTNF terhadap petani setempat mulai diterapkan oleh petani setempat. Geradus Hendrikus Setu seorang petani dari desa Kebirangga Selatan yang juga telah diakui oleh masyarakat setempat sebagai sosok panutan dalam dunia pertanian. 

Ada banyak kisah yang dapat diuraikan diantaranya, Sosok Hendrikus sebagai penggerak kelompok sejak awal bercocok tanam dan membuka lahan baru untuk tanaman komoditi, jenis kemiri. Gebrakan dikala itu membuat keyakinan bagi rekan-rekan petaninya dan saat ini telah mengantarkan anak-anak mereka menempuh dunia pendidikan menengah dan tinggi, hingga keluar pulau flores, dengan sumber pendapatan andalan petani setempat yaitu komoditi kemiri. 

Cara yang dilakukan oleh bapak Geradus merupakan salah satu ajakan sederhana untuk menanam nilai pertanian pada sesama petani. Selain memperlihatkan cara kerja gotong royong, beliau tercatat sebagai salah satu petani komoditi kemiri terbanyak  sejak masa itu dan diwariskan kepada generasi penerus. 

Selain itu Hendrikus juga mengembangkan komoditas pangan padi ladang yang menjadi salah satu kebutuhan hidup dan hasilnya pun  terbanyak dari seluruh petani yang ada di desa Kebirangga Selatan. Berdasarkan data pangan yang dicatat oleh pendamping, terdapat 3 ton / 3000 kg padi ladang yang dihasilkan oleh petani Hendrikus dengan area lahan seluas 1 ha, serta kemiringan berkisar 75 (derajat). Proses kerja yang dilakukan secara manual mulai dari pembukaan lahan, persiapan tanam sampai pada proses panen.  Dengan kondisi topografi kebun yang sangat sulit dijangkau tidak membuat semangat Geradus menjadi surut. 

 Sebagai tokoh panutan, semangat kerjanya dan keaktifan dalam berbagai kegiatan di desa menjadi kebiasaan yang melekat pada dirinya. Potensi tersebut sejalan dengan harapan LSM YTNF dalam melakukan pendampingan terhadap petani. Sebagai pendamping lapangan, melihat sosok tersebut sebagai partner untuk bisa berbagi dalam diskusi dan guyonan keseharian yang membahas seputar pertanian dan mentalitas masyarakat di wilayah desa itu. 

Tradisi “songga” bagi masyarakat Desa Kebirangga Selatan

Kerja bersama atau Gotong royong di desa Kebirangga Selatan terutama pada kegiatan bertani telah lahir sejak peradaban masyarakat setempat. Dalam bahasa setempat gotong royong disebut sebagai “Songga” yang artinya mengundang, mengajak sesama petani untuk saling membantu dan bekerja sama dalam kegiatan yang membutuhkan banyak manusia. 

Makna Songga jika diterjemahkan dalam konteks sosial disebut sebagai gotong royong. Dalam kehidupan budaya setempat, Songga sebagai bentuk swadaya, solidaritas dan  kekeluargaan.

Pola kerja gotong royong, jika dilihat secara holistik dapat dimaknai sebagai kekuatan bersama dalam komunitas. Kekuatan bersama dalam konteks Songga memiliki spirit yang sangat dasar yaknik swadaya, solidaritas dan kekeluargaan. Setiap petani yang terlibat dalam kegiatan Songga memiliki pemahaman bersama untuk saling membantu secara sukarela baik secara tenaga, peralatan serta biaya. Kebiasaan tersebut dianggap sebagai budaya dari leluhur mereka, sehingga mereka sangat konsisten dengan cara tersebut.

Realitas kehidupan sosial masyarakat desa Kebirangga Selatan, perlu dilihat sebagai sebuah kekuatan dasar yang harus diperjuangkan untuk keberlanjutan. Upaya menghidupkan nilai gotong royong tidak cukup diperbincangkan dalam konsep teoritis, opini dan asumsi. Tindakan nyata dipandang sebagai sebuah sikap edukasi dalam mempertahankan budaya yang dianut oleh masyarakat setempat. 

LSM Tananua Flores dalam kerja pendampingan mendorong agar masyarakat dampingan mempertahankan filosofi gotong royong sebagai sebuah jalan untuk memajukan kerja-kerja pertanian. Tanpa gotong royong maka dengan sendirinya polarisasi perpecahan akan tumbuh subur yang akan  membangkitkan individualisme akan berkembang pesat. 

Sebagai Lembaga pendamping Sampai saat ini LSM Tananua Flores masih hadir dan setia mendampingi masyarakat desa setempat dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan kemandirian masyarakat dari aspek pangan, pertanian berkelanjutan, kelompok sosial, dan kelestarian alam. ***

Ditulis oleh : Anselmus Kaki Reku

Editor : Bernadus Sambut 

Petani Kebirangga Selatan Pertahankan Budaya Gotong Royong Ditengah Arus Globalisasi Read More »

Desa Rutu Jeja dan Pangan Lokal

Ende, Tananua Flores | Desa Rutujeja adalah salah satu desa dikecamatan Lepembusu kelisoke kabupaten Ende. Desa ini  sangat Jauh ± 73 KM dari kota kabupaten Ende dan keberadaannya berada di atas ketinggian gunung lepembusu serta berbatasan dengan Kecamatan Tanawawo kabupaten Sikka. Untuk bisa sampai ke desa ini menempuh perjalanan kurang lebih dua setengah jam. Desa Rutujeja juga memiliki pesona alam yang sangat indah yang juga berbeda dengan wilayah desa lain. Mata pencarian Utama masyarakat di desa Rutujeja adalah pangan local dan komoditi. Bagi masyarakat Rutujeja pangan lokal adalah sember makan  utama yang dikembangkan sebagai pemenuhan kebutuhan kehidupan ekonomi keluarga.

Selain itu, salah satu desa yang dikenal sampai dengan saat ini dalam membudidayakan pangan lokal yaitu Desa Rutujeja. Semua jenis pangan yang merupakan warisan leluhur mereka masih banyak tersedia  sampai saat ini misalnya pega, Wete (jewawut), lolo (shorgum), mbape (jali), padi, jagung, kacang nasi, kacang turi, bue fesa, bue duke, rose (keladi), pisang, ubi kayu, ubi tatas, dan masih banyak lagi jenis pangan lokal baik yang dibudidayan maupun yang tumbuh liar dihutan.

Menurut bapak Robertus Bati salah satu tokoh masyarakat yang terus mempertahankan dan mengambangkan pangan lokal mengatakan bahwa Pangan adalah sumber kehidupan, Pangan juga berkaitan erat dengan hukum adat dan kehidupan sosial masyarakat di desa Rutujeja.

Dijelaskannya bahwa pangan di Desa Rutujeja sebagai pengikat hubungan masyarakat dengan Alam yang di bukatikan dengan setiap tahun diselenggarakan Seremonial adat oleh mosalaki atau pemangku adat di desa tersebut.

Dia juga mengutarakan bahwa Pangan di desanya tidak akan hilang sebab pangan di Rutujeja menjadi sebuah keharusan untuk terus di budidayakan.

“ Mengapa saya katakan tidak akan hilang karena setiap tahun kami masih melaksanakan ritual adat dan harus menggunakan bahan pangan yang diambil dari kebun penggarap atau ana kalo fai walu dan tidak boleh digantikan dengan pangan yang dibeli dari pasar atau toko walau sekalipun harganya lebih mahal”, Ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, kepala desa Rutujeja Petrus Bata mengungkapkan bahwa pola konsumsi masyarakat didesanya bervariasi.

“ Kami disini makanan yang kami konsumsi tidak hanya semata mata beras atau nasi, tetapi pola konsumsi kami bervariasi, karena menu yang disajikan itu banyak seperti pisang, ubi, rose, jagung dan sayuran yang masih sangat segar dari kebun kami”, ungkap kades.

Mengapa pangan lokal?

Pangan lokal merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat indonesia saat ini dengan pengembangannya harus berlanjut,

Pertama, keragaman pangan lokal adalah gerbang bagi pola makan yang beragam. Dengan mengonsumsi beragam makanan, masyarakat dapat memperoleh semua nutrisi yang mereka butuhkan dan mengurangi risiko stunting pada anak.

Kedua, pangan lokal juga menjadi sumber pangan nabati dan hewani yang sesuai dengan kondisi setempat cenderung lebih tahan terhadap guncangan iklim, seperti cuaca ekstrem atau banjir.

Ketiga, konsumsi makanan lokal dapat mengurangi emisi karbon dari pengemasan dan distribusi. Bahan pangan yang mudah rusak, seperti ikan dan sayuran, ataupun makanan olahan, menyumbang 10% dari rantai emisi di sektor pangan.

Keempat, promosi konsumsi pangan lokal berpotensi meningkatkan kesadaran lingkungan dan keadilan sosial dengan mendorong interaksi antara masyarakat desa yang satu dengan desa yang lain. Upaya untuk melestarikan keanekaragaman hayati dalam hal ini pangan lokal juga dapat dikaitkan dengan manfaat gizi dari makanan yang kita konsumsi.

Kondisi Saat ini

Kondisi dan perubahan yang terjadi pada generasi mileneal kita saat ini, Pada umumnya masyarakat kita,masih sangat banyak mengkonsumsi makanan yang siap saji yang berasal dari pabrik-pabrik seperti yang tersedia dibanyak tempat misalnya kios, toko, pasar dan juga mini market atau alfa mart.

Bukan hanya itu saja bahkan makanan-makanan yang siap saji itupun bukan hanya berada di kota saja melainnya sudah sampai ke pelosok desa dan se antero jagat Raya ini, bahkan pada daerah yang bertopografi parah pun sudah terkontaminasi dengan makanan disebutkan di atas padahal, daerah itu memiliki stok pangan local tersedia dalam jumlah banyak.

Saat ini beberapa bahan makanan yang tersedia dalam kemasan itu juga masih menjadi perdebatan bagi beberapa kalangan yang merupakan sumber produksi bahan olahan makanan tersebut. Makanan dan minuman yang tersedia yang siap saji itu misalnya: Sarimi, minuman yang mengandung gula tinggi, cemilan dan beberapa jenis makanan lainnya.

Perubahan-perubahan ini juga membuat  generasi muda atau generasi masa kini enggan untuk masuk kekebun untuk memproduksi sendiri makanan yang merupakan warisan leluhur mereka, dimana makanan tersebut yang tidak memiliki dampak apapun bagi kesehatan tubuh manusia dan lingkungan.

Fakta menunjukan bahwa konsumsi makanan olahan yang diawetkan berdampak buruk terhadap kesehatan dan juga meningkatkan resiko terjadinya banyak penyakit yang bermunculan saat ini jika tidak sesuai dengan aturan konsumsinya atau berlebihan.  Jika mengkonsumsi makanan siap saji tidak terukur maka beresiko terhadap kesehatan misalnya pada ibu hamil dapat menyebabkan Kekurangan Energi Kronis (KEK), pada bayi/balita bisa menyebabkan Stunting, Gizi kurang dan bahkan gizi buruk, obesitas dan apabila semakin banyak orang tersebut mengkonsumsi pangan awetan ini bisa beresiko kematian.

Hanya orang malas yang akan terjadi kelaparan, padahal alam sangat bersahabat dengan tanam apa saja pasti akan berhasil.

Oleh : Arnold RM (PL RJ)

 

Desa Rutu Jeja dan Pangan Lokal Read More »

Translate »