Pemerintah Desa dan Nelayan Kotodirumali Lakukan Penutupan permanen Lokasi Tangkap Gurita

Nagekeo, Tananua Flores | Menjaga Produksi Perikanan agar terus berlanjut Nelayan dan masyarakat Desa kotodirumali melakukan penutupan permanen ke 2 di 3  lokasi tangkap gurita. Kegiatan awal implementasi penutupan permanen tersebut bertempat di kantor Desa kotodirumali dan dilanjutkan dengan seremonial adat di lokasi Ngadutangi pada(19 /01/2023) 

Menurut kepala desa Kotodirumali Maternus Mau kegiatan implementasi dan seremonial untuk melakukan penutupan permanen Lokasi tangkap sebenarnya sudah direncanakan sejak November 2023 namun, karena kondisi dan Cuaca laut yang sama sekali belum bersahabat ditambah lagi dengan beberapa kesibukan dari masyarakat dan Pemerintah desa maka sampai saat ini baru bisa dilaksanakan. 

Kepala desa tersebut menuturkan kegiatan yang didorong oleh Tananua adalah sangat penting karena berkaitan dengan menjaga Ruang laut untuk sebuah keberlanjutan dan butuh keterlibatan masyarakat serta komitmen dari Nelayan itu sendiri. 

“ Agar nelayan senyum dan tangkap di lokasi yang dekat maka Nelayan juga harus mulai melakukan penjagaan dan pengelola dengan baik”,Turur kades 

lanjutnya “ Jangan kita sebagai pelaku utama menghabiskan dengan pola penangkapan yang tidak ramah lingkungan”, Tuturnya

Kepala desa kotodirumali berharap, Perlu  ada kerja sama antara kelompok nelayan, masyarakat dan pemerintah desa setempat dengan tujuan Lokasi yang ditutup bisa menjadi lumbung bagi Nelayan itu sendiri.  

“ Saya berharap antara kami pemerintah desa, kelompok dan tokoh masyarakat perlu ada kerjasama, jaga lumbung ikan kita,” harap kades itu. 

Maternus Mau juga apresiasi kepada Tananua dan Blue Ventures karena sudah 3 tahun lebih masih setia mendamping warga masyarakat nelayan di desa.

Sementara itu, Staf Tananua Flores  Yulius Fanus Mari dalam sambutannya mengatakan bahwa ada 4 hal yang perlu dikerjakan bersama antara lain 

Pertama, Kegiatan penutupan permanen lokasi tangkap dan atau penutupan sementara perlu dibuat dalam peraturan desa atau permakades. Sehingga dampak dari mengatur sebuah kebijakan itu bisa berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat itu sendiri. 

Kedua, kelompok Pengelola dan pengawasan di desa harus betul menjaga perannya sehingga dalam proses pengawasan di lokasi Tangkap bisa secara maksimal.

Ketiga, Kelompok Nelayan harus mempunyai Tabungan untuk kebutuhan kedaruratan nelayan dalam melaut maupun dalam hal peningkatan ekonomi nelayan. Kalau di Laut Nelayan sudah berpikir berkaitan dengan lumbung sebaliknya dalam hal pendapatan perlu diatur guna mendapatkan Nilai tambah.

Ke empat, Terkait dengan pendataan gurita saat ini juga masih difokuskan dengan sistem pendataan menggunakan Lending Monitoring. Pendataan menjadi penting dalam mendorong sebuah perencanaan yang baik. Desa harus memiliki data perikanan sehingga kedepannya dalam mendorong sebuah kebijakan diambil berdasarkan Data.

Selain itu Staf Tananua juga menyampaikan apresiasi kepada nelayan di desa kotodirumali dan podenura yang sampai saat ini telah bersama-sama berjuang membangun model pengelolaan perikanan berbasis masyarakat di desa kotodirumali.

“Saya ucapkan Apresiasi dan terima kasih kepada Nelayan Kotodirumali beserta LMMA yang telah Melaksanakan kegiatan Penutupan permanen lokasi tangkap, Ini merupakan yang kedua setelah dilakukan pertama kali oleh masyarakat Ndori,” Ucap jhuan akrabnya

Dia berharap kedepannya Masyarakat Kotodirumali bisa melakukan Proses pengawasan dan harus masuk di dalam peraturan desa agar bisa dikelola dan dijaga secara kearifan lokal.

Ada 3 lokasi yang ditutup secara permanen dan dikukuhkan secara adat oleh tokoh ada di desa kotodirumali. 3 lokasi itu antara lain watudako,ngadutangi,dan busa.

Kegiatan itu diawali dengan Seremonial adat di lokasi penutupan permanen oleh tokoh adat di desa kotodirumali. Turut terlibat dalam kegiatan tersebut Pemerintah Desa, Anggota BPD, Tokoh Agama, Kelompok LMMA dan kelompok nelayan Kodim Octopus. 

Oleh : Tim Tananua

 

Pemerintah Desa dan Nelayan Kotodirumali Lakukan Penutupan permanen Lokasi Tangkap Gurita Read More »

Buka Rumah gurita oleh Mosalaki Ria Bewa

 

Ndori Ende. Tananua Flores|  Seremonial adat pembukaan Lokasi penutupan sementara rumah gurita di desa Serandori kecamatan Ndori Resmi dibuka oleh Camat Ndori. sebagai simbol Tanda dibukanya lokasi tangkap gurita tersebut yakni Mosalaki Ria bewa  memberi makan leluhur dan minta restu  agar lokasi yang ditutup dengan resmi dibuka sehingga bisa memberi kesempatan yang baik bagi nelayan gurita di Ndori untuk menangkapnya.

Kegiatan pembukaan penutupan sementara Rumah gurita ini diselenggarakan di dusun Ipi desa Serandori pada 03/5/2023. 

Turut terlibat dalam proses pembukaan penutupan sementara Rumah gurita tersebut terdiri dari para kepala desa di wilayah pesisir,Tokoh adat, Imam Masjid, Ketua LMMA dan seluruh anggota kelompok Watukaka Serandori. 

Kegiatan tersebut di inisiasi oleh kelompok Gurita watukaka mulai dari rencana penutupan hingga pembukaan lokasi penutupan sementara yang digelar hari ini.

Sebagai tuan Rumah di dusun Ipi serta mewakili ketua kelompok Watukaka Sulaiman Ahmad dalam sambutannya mengatakan bahwa Pembukaan lokasi tangkap gurita yang kedua adalah bagian dari rencana LMMA. Dengan harapan penutupan kedua bisa memberikan dampak ekonomi bagi nelayan Ndori. 

“Kami menginisiasi penutupan ini, karena kami sadar dengan penutupan sementara yang pertama gurita kami tangkap sangat banyak dan sangat membantu nelayan kami”, katanya. 

Sebagai Tokoh agama Sulaiman  juga menjelaskan bahwa sejak pembentukan pertama kelompok Watukaka sudah mulai merencanakan untuk menutup lokasi tangkap. Dan untuk Serandori itu potensi gurita sangat banyak, selama ini yang melakukan penangkapan terbanyak salah satunya nelayan dari Ndori. 

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Tananua Flores yang telah memberikan informasi-informasi baik kepada nelayan kami sehingga dengan informasi itu kami bisa menginisiasi untuk menutup dilokasi yang ada di wilayah desa kami”, ujarnya.

Sementara itu Camat Ndori Paul Marvel Frederikus dalam sambutannya menuturkan bahwa penutupan yang kedua semoga bisa lebih bermanfaat bagi peningkatan Ekonomi  nelayan. 

Camat juga menyampaikan bahwa sejak kegiatan itu dijalankan di kecamatan Ndori dampak nyata yang bisa dilihat adalah tidak ada lagi penangkapan yang menggunakan alat tangkap tidak ramah terhadap lingkungan. 

“Kita bersyukur dengan kegiatan buka tutup tangkapan gurita yang menggunakan Bom sudah tidak ada lagi”, ungkap camat.

Selain itu ada beberapa informasi terkait dengan pengelolaan ruang laut, camat menyebutkan bahwa nelayan dan LMMA harus lebih proaktif untuk melakukan proses pengawasan dan juga memberikan informasi kepada masyarakat harus lebih masif. 

Sebagai gambaran bahwa dengan Penutupan sementara lokasi tangkap gurita ini anggota kelompok Watukaka mulai turun ke laut untuk menangkap gurita. Dan kurang lebih 20 menit salah seorang nelayan sudah berhasil menangkap sebanyak 3 ekor dengan masing-masing ukuran 1,8 kg 1 ekor, 1,2 kg 1 ekor dan 0,8 kg 1 ekor. 

Semua nelayan di lokasi itu merasa puas dan siap untuk melanjutkan proses penutupan lokasi lain ke depannya.

 

Oleh : Jhuan

 

Buka Rumah gurita oleh Mosalaki Ria Bewa Read More »

Pengelolaan Ekosistem laut Ndori harus berdampak pada Kesejahteraan Masyarakat

Tim Penyelam untuk Monitoring Habitat

Ende, Tananua Flores | Ekosistem di wilayah pesisir Ndori berperan sangat besar untuk menjaga kelestarian Habitat laut sekaligus menjaga sumber daya alam laut yang ada didalamnya. Keberlanjutan Habitat laut ndori akan sangat bergantung pada pengelolaan yang dilakukan masyarakat Ndori itu sendiri,

Siprianus Seru ,Kepala Seksi Konservasi perairan dan pengelolaan Wilayah pesisir dan Pulau-pulau Kecil pada Dinas kelautan dan perikanan Provinsi NTT cabang ende, Nagekeo dan Ngada Mengatakan, Pemerintah lewat Dinas Cabang Kelautan dan Perikanan yang ada di Ende sejak berkolaborasi dengan Tananua Flores sudah melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan wilayah konservasi dan pemerintah sangat apresiasi dan berterima kasih kepada Tananua karena beberapa pekerjaan sudah dibantu dan kerjakan.(15/2)

“ Kami sangat bersyukur kepada Tananua sebab beberapa pekerjaan kami sudah dikerjakan oleh Tananua dan mitra nya, selain itu dengan kerja pendampingan yang dilakukan Tananua Masyarakat Ndori sudah merasakan dampak yang positif dengan peningkatan pendapatan mereka”, ungkap Dia pada kegiatan monitoring habitat laut di Ndori.

Menurutnya Target pendampingan Tananua pada khususnya pengelolaan ekosistem wilayah pesisir dengan pintu masuknya adalah gurita jenis Octopus Cyanea tetapi untuk menjaga kelestarian wilayah pesisir sudah dilakukan secara Umum dan manfaat dapat dirasakan oleh masyarakat Ndori.

Selain itu, dari pendampingan yang dilakukan oleh Tananua sudah mempengaruhi sebagian masyarakat Ndori di wilayah pesisir tidak hanya nelayan gurita tetapi secara umum masyarakat yang ada pesisir dengan tujuan Biota-biota laut lainnya selain gurita dengan sendirinya terjaga dengan baik.

Koordinator Program Yayasan Tananua Flores Pius I Jodho, menyatakan saat ini kondisi wilayah pesisir sangat mengkhawatirkan sebab wilayah itu tingkat abrasinya sangat tinggi. Penyebab utamanya bisa dibilang terkait dengan aktivitas Manusia yang tidak terbatas.

Untuk di wilayah Pesisir Ndori Perlu ada pengelolaan dan perlindungan agar seluruh potensi di pesisir ndori akan tetap terjaga dan masyarakat ndori bisa mengelolanya sesuai dengan kearifan setempat.

Situasi Terkini


Saat ini , Wilayah pesisir kecamatan ndori selalu diperhadapkan dengan Abrasi dan pengambilan Batu dan pasir di wilayah Pesisir secara liar. sementara, lewat Pendampingan yang dilakukan oleh Tananua telah memberikan beberapa pengetahuan tentang menjaga dan melestarikan wilayah pesisir, tentu hal itu menjadi perhatian semuanya jika kesadaran masyarakatnya belum terbangun secara baik.

Dari informasi yang disampaikan oleh Tananua untuk Wilayah pesisir kecamatan Ndori telah melakukan pengelolaan Ruang laut dengan metode yang dipakai adalah buka dan tutup lokasi penangkapan. Lokasi yang ditutup khusus untuk jenis biota Gurita ada 3 lokasi dan bentangannya sampai dengan 140 ha. Lokasi yang ditutup tersebut antara lain, Sera Hobakua, Sera Maubasa dan sera Ipi.

Lokasi yang ditutup selama 3 bulan hasilnya cukup tinggi, dan nelayan gurita sangat senang dan mendapatkan manfaat nya. Dampak dari Pengelolaan ruang laut berbasis masyarakat dengan Buka tutup lokasi tangkap, penangkapan yang tanpa batas dan penangkapan menggunakan alat tangkap yang tidak rama terhadap lingkungan sudah mulai berkurang.

Target dari Yayasan Tananua adalah pengelolaan ruang laut itu harus terus berlanjut yang dengan kesadaran penuh dilakukan oleh nelayan itu sendiri. Hal itu, telah dilakukan oleh nelayan gurita yang menginisiasi untuk melakukan Penutupan yang kedua.

“ kami dari nelayan gurita akan melakukan penutupan yang kedua, dan kami sudah ditentukan waktunya untuk penutupan itu,” Ujar Tato nelayan Gurita

Dia, menjelaskan bahwa dengan penutupan sementara lokasi tangkap nelayan telah banyak mendapatkan manfaatnya dan gurita yang dipanen sehari cukup banyak.

“ saya sebelumnya menangkap gurita lama sekali baru dapat gurita tetapi dengan penutupan sementara ini saya menangkap gurita dengan cepat dapatnya”, Tuturnya.

Wilayah Pesisir Ndori lokasi yang menjadi sasaran monitoring ada di lokasi penutupan sementara yakni lokasi sera maubasa. Dari keadaan habitat bawah laut, kondisi terumbu karang memang ada yang rusak dan karang yang ada saat ini sangat cocok untuk rumah gurita.

Amir, salah satu penyelam dari NTB yang melakukan monitoring di bawah laut mengatakan bahwa posisi karang di wilayah Ndori sangat baik untuk kepentingan keberlangsungan hidup gurita dan sementara untuk kepentingan ekowisata butuh waktu.

“ karang cukup baik untuk keberlangsungan hidup gurita, oleh karena itu nelayan harus menjaganya”, katannya

Pengelolaan Ruang Laut


Locally Managed Marine Area (LMMA ) adalah salah satu kelompok pengelola yang dibentuk oleh masyarakat untuk pengelolaan habitat laut secara berkelanjutan. Di wilayah kecamatan Ndori lembaga LMMA ini dibentuk dengan model pendekatan kawasan. Didalam LMMA itu sendiri kepengurusannya terdiri dari 5 desa yang ada di wilayah pesisir Ndori.

Tugas yang diembankan Lembaga pengelolaan ini melakukan proses pengawasan wilayah pesisir di lokasi-lokasi penutupan sementara, Monitoring Habitat Laut, Melakukan Penguatan kapasitas nelayan terkait dengan menjaga habitat laut , membangun koordinasi para pihak terkait pengawasan dan konservasi serta lainnya.

Kepala desa maubasa Azhar Banda mengatakan terkait dengan pengelolaan kawasan pesisir dan menjaga habitat laut, Desa pesisir di kecamatan Ndori telah membentuk Peraturan kepala Desa bersama.

Peraturan bersama kepala desa ini dibentuk untuk sebuah keberlanjutan dalam pengelolaan kawasan pesisir wilayah kecamatan Ndori.
“ Kami membentuk Permakades ini mempunyai dasar yang utama sesuai dengan UU desa yang memberikan kewenangan desa mengatur potensi desanya, “ Katannya,

Lanjut Dia, Wilayah Pesisir Ndori mempunyai potensi yang luar biasa, baik itu gurita, ikan dan jenis biota lain ini cukup banyak.

Kepala desa Maubasa itu menyatakan bawah tidak hanya mengatur soal pengelolaan tetapi mengatur soal perlindungan biota sebab, pesisir Ndori ini banyak nelayan luar yang menangkap di wilayah ndori baik menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan dan yang tidak ramah lingkungan.

Senada dengan program Tananua terkait pengelolaan ruang laut, “ kami juga mengatur soal pengelolaan sampah dan pengambilan Batu pasir di pesisir Ndori” ujar kades itu

Pesisir laut Ndori dengan potensi gurita telah memberikan dampak terhadap perekonomian nelayan Ndori. Dari data yang disampaikan Tananua Flores sejak pendampingan September 2021 – Februari 2023 saat ini Data gurita berjumlah 6151 ekor untuk Jantan dan 5318 ekor untuk Betina total 11.469 ekor sementara Produksi gurita 11,942,77 Kg. Data ini di himpun hanya 3 desa yaitu maubasa, maubasa timur dan Serandori.

Dari data itu kemudian menjadi rujukan bagi Pemerintah kecamatan ndori lewat 5 desa di wilayah pesisir Ndori membentuk Permakades bersama untuk menjaga dan mengelola agar lingkungan laut terus lestari dan berkelanjutan.

Oleh : JFM

Pengelolaan Ekosistem laut Ndori harus berdampak pada Kesejahteraan Masyarakat Read More »

Potensi Perikanan Gurita Yang Ada di Kecamatan Ndori  Menjanjikan untuk Dikembangkan

Dok.Tananua
Enumerator dan Nelayan sedang melakukan Pengukuran Gurita

Ende, Ndori- Tananua Flores | Kegiatan Implementasi Pembukaan Rumah gurita di wilayah pesisir Kecamatan Ndori, Kabupaten Ende kembali dibuka setelah tiga bulan lamanya ditutup oleh masyarakat  dan Nelayan yang ada di wilayah itu, (6 /10).

Pembukaan rumah gurita difasilitasi  oleh Nelayan Gurita dan kelompok pengolah perikanan berbasis masyarakat yang disebut dengan kelompok Locally Manager Marine Area (LMMA) Ndori serta Yayasan Tananua Flores.

Turut terlibat dalam kegiatan tersebut  Direktur Yayasan Tananua Flores,  Camat Ndori, Dinas Cabang Kelautan dan perikanan Propinsi NTT, Pemerintah desa di wilayah kecamatan Ndori, BPD, tokoh adat, tokoh agama dan Nelayan Gurita yang ada di kecamatan Ndori.

Desa yang menjadi sasaran implementasi Kegiatan Pembukaan Penutupan sementara adalah Desa Maubasa, Maubasa timur, Serandori , maubasa Baran dan Desa Mole.

Camat Ndori , Paul Marvel Frederikus melakukan pembukaan rumah gurita di Desa Maubasa Timur.

Ketua Kelompok  LMMA, Burhanudin Jua mengatakan,  implementasi pembukaan rumah gurita merupakan kegiatan lanjutan dan rencana kerja dari LMMA yang sudah didampingi Yayasan Tana Nua Flores selama sejak September mulai Pendataan Gurita hingga saat ini.

Sejumlah kegiatan yang sudah dilakukan bersama dengan LMMA seperti  Menyusun rencana Kerja LMMA, sosialisasi rencana penutupan sementara rumah gurita, feedback data perikanan gurita, kegiatan patroli lokasi penutupan sementara gurita, fasilitasi pembahasan peraturan bersama kepala desa (perkades) bersama lima desa yang ada di pesisir kecamatan Ndori, dan pembukaan lokasi sementara rumah gurita pada hari ini.

“Rencana kedepan yang akan dilaksanakan adalah penguatan organisasi nelayan, kegiatan latihan perencanaan bisnis bagi pengurus kelompok, memfasilitasi legalitas kelompok LMMA ke tingkat provinsi, memfasilitasi pengurus LMMA dengan mitra bisnis dan perencanaan penutupan dilokasi lain,” ujarnya.

Camat Ndori, Paul Marvel Frederikus dalam kegiatan seremonial pembukaan mengungkapkan, potensi perikanan gurita yang ada di Kecamatan Ndori  menjanjikan untuk dikembangkan.  Salah satu kecamatan di Kabupaten Ende yang memiliki populasi gurita paling banyak yaitu di wilayah Kecamatan Ndori.

“Untuk itu, saya sampaikan terima kasih kepada Yayasan Tananua  Flores yang sudah mendampingi kita dalam upaya pengembangan wilayah pesisir di kecamatan Ndori ini,” ujarnya.

Intervensi Program Perikanan dan Kelautan di Kecamatan Ndori

Bernadus Sambut, Direktur Tananua Menjelaskan bahwa  telah melakukan intervensi program perikanan dan kelautan di wilayah Kecamatan Ndori sejak Jani 2021. Penetapan program di empat desa dengan pendekatan kawasan artinya dari ke empat desa ini menjadi desa sasaran pendampingan dan pelaksanaan program perikanan.

Desa yang masuk dalam pendampingan Tananua adalah Desa Maubasa, Maubasa Timur, Sera Ndori dan Desa Maubasa Barat. Penetapan keempat desa ini diawali dengan Asesmen awal yang dilakukan oleh Tananua. Dari proses asesmen tersebut kemudian melakukan penetapan dan  Tananua langsung  menempatkan staf Tananua untuk mendampingi masyarakat Nelayan yang ada di 4 desa tersebut.

Kegiatan yang di luncurkan oleh Yayasan Tananua Flores keempat desa tersebut yakni penguatan kapasitas kelompok nelayan lewat pelatihan, Kegiatan kesehatan, pendataan gurita dan kegiatan buka tutup lokasi penangkapan Gurita.

“Selain itu yang menjadi kegiatan rutinitas setiap hari adalah dengan pendataan gurita dan melakukan umpan balik data kepada masyarakat dan nelayan. Pendataan gurita mulai sejak September 2021 hingga oktober saat ini. Tananua menempatkan enumerator pendata sebanyak 3 orang di wilayah kecamatan Ndori. Untuk Maubasa 1 orang, Maubasa timur dan serandori 2 orang,” jelasnya.

Dijelaskannya, sejak pendampingan Tananua Flores yang di mulai dari bulan September 2021 hingga september 2022 saat ini data yang tercatat secara baik oleh enumerator adalah data hasil tangkap para nelayan  yang dilakukan dengan metode sensus.

Data gurita di wilayah kecamatan Ndori  mulai September 2021-September 2022, individu gurita yang di tangkap berjumlah 6729 ekor dengan jumlah produksi gurita 6.608,52 Kg.

“Dari jumlah keseluruan lokasi tangkap gurita, rata-rata gurita yang didapati oleh nelayan di bawah dari 2 kg. Hal itu dilihat dari persentas antara berat gurita dan jumlah ekor,” jelasnya.

Ia menambahkan, penutupan sementara perikanan gurita selama tiga bulan yang dilakukan memiliki tujuan edukatif yakni menjadi pembelajaran bagi masyarakat mengenai tata cara pengelolaan perikanan berbasis masyarakat serta bagaimana memberikan waktu dan tempat bagi gurita untuk tumbuh lebih besar dan untuk bertelur/berkembang biak karena gurita (Octopus cyanea) mempunyai masa hidup yang singkat yakni sekitar 12 bulan.

Dengan siklus hidup gurita yang singkat ini, penutupan sementara menjadi solusi pengelolaan perikanan yang cocok untuk diimplementasikan. Dengan harapan dan targetnya adalah ketika pembukaan penutupan sementara, gurita sudah tumbuh dengan besar dan mempunyai nilai lebih.

Proses penutupan area ini dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama kelompok LMMA, para nelayan yang didukung oleh stakeholder seperti, Kantor Cabang Dinas Perikanan dan Kelautan Wilayah Ende, Nagekeo dan Ngada, Ndori, 4 desa yang ada di kecamatan ndori, kelompok LMMA dan Nelayan Pencari Gurita.

Model pengelolaan perikanan yang dilakukan di kedua desa dampingan ini adalah model partisipatif artinya  realisasinya konservasi wilayah tangkapan gurita akan berjalan apabila masyarakat sendiri terlibat dalam proses pengelolaan serta ikut mengambil keputusan untuk setiap pilihan yang direncanakan.

“Terkait dengan implementasi pembukaan penutupan sementara rumah gurita, kelompok LMMA telah melakukan persiapan aturan hukum untuk mengikat keberlanjutan dari kegiatan buka tutup,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan, setelah kegiatan implementasi dilaksanakan acara dilanjutkan dengan upacara adat pembukaan lokasi rumah gurita oleh tetua adat yang ada di desa tersebut  Setelah itu, nelayan mencari gurita di rumah gurita tersebut.***JF. Tananua

Potensi Perikanan Gurita Yang Ada di Kecamatan Ndori  Menjanjikan untuk Dikembangkan Read More »

Nelayan 4 Desa di Wilayah Kecamatan Ndori Antusias Melaksanakan Kegiatan Penutupan Rumah Gurita

Ende, Tananua Flores| Tokoh Masyarakat paran Nelayan Gurita 4 Desa di kecamatan Ndori sangat Antusias melaksanakan kegiatan penutupan rumah gurita. Kegiatan penutupan Rumah gurita di wilayah kecamatan Ndori merupakan pembelajaran yang sangat berharga bagi mereka yang ada di 4 desa yakni desa Maubasa, Sera Ndori, Maubasa Timur dan Maubasa barat.

Kepedulian para nelayan dan tokoh masyarakat  yang berada di kecamatan itu terlihat dari mulai dari proses perencanaan, sosialisasi dan sampai pada implemntasi kegiatan penutupan sementara. Dengan Kelompok LMMA ( Locally Managed Marine Area) yang di bentuk tersebut, para nelayan dan tokoh masyarakat sangat mendukung agar Kelompok LMMA bisa berjalan maksimal untuk bekerja menjaga dan mengelolah perikanan gurita yang berdampak pada peningkatan ekonomi para nelayan dan masyarakat 4 desa di kecamatan Ndori.

Kali ini penutupan lokasi tangkap Gurita tersebut di Fasilitasi langsung oleh Kelompok LMMA dan Tananua Flores  yang dilakukan pada sabtu 4 Juni 2022 di Desa Maubasa, kecamatan Ndori, kabupaten Ende, NTT

Yang terlibat dalam kegiatan itu terdiri dari gabungan para nelayan gurita,nelayan ikan pemerintah desa dan pemerintah kecamatan, Dinas Cabang Kelautan dan Perikatan Propinsi NTT wilayah Ende, nagekeo dan Ngada beserta tokoh masyarakat yang ada diwilayah itu.

Penutupan sementara lokasi tangkap Gurita disepakti selama 3 bulan terhitung mulai tanggal 4 Juni hingga 4 september 2022.

Penutupan sementara perikanan gurita selama tiga bulan yang dilakukan memiliki tujuan edukatif yakni menjadi pembelajaran bagi masyarakat mengenai tata cara pengelolaan perikanan berbasis masyarakat serta bagaimana memberikan waktu dan tempat bagi gurita untuk tumbuh lebih besar dan untuk bertelur/berkembang biak karena gurita (Octopus cyanea) mempunyai masa hidup yang singkat yakni sekitar 18 bulan.

Gurita dewasa betina mampu bertelur 150.000-170.000 telur dan merawatnya sampai menetas. Octopus cyanea diyakini bertelur sepanjang tahun dengan periode pemijahan puncak terjadi pada bulan Juni dan Desember di Tanzania (Guard dan Mgaya, 2015). Dengan siklus hidup gurita yang singkat ini, penutupan sementara menjadi solusi pengelolaan perikanan yang cocok untuk diimplementasikan. Dengan harapan dan targetnya adalah ketika pembukaan penutupan sementara, gurita sudah tumbuh dengan besar dan mempunyai nilai lebih.

Model pengelolaan perikanan yang dilakukan di kecamatan Ndori ini adalah model partisipatif artinya realisasinya konservasi wilayah tangkapan gurita akan berjalan apabila masyarakat sendiri terlibat dalam proses pengelolaan serta ikut mengambil keputusan untuk setiap pilihan yang direncanakan.

Berbicara terkait Kelompok LMMA Pius  I Jodho Menerangkan bahwa Kelompok Pengelolaan perikanan tangkap khususnya gurita adalah sebuah kelompok kerja untuk melakukan upaya yang terintegrasi yakni mulai dari pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumber daya ekosistem dan Hewani, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumber daya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati.

Lanjut dia “ Kelompok ini memiliki peranan penting dalam melakukan pengumpulan informasi, analisis, perencanaan dan bersama mitra melakukan proses pengawasan lapangan di area yang disepakati sebagai wilayah konservasi. Kelompok LMMA ini telah bekerja di empat desa yang menjadi desa di kecamatan Ndori”.Jelasnya

Penutupan sementara area penangkapan gurita bertujuan agar Lokasi tersebut diatur dan di jaga secara baik sehingga gurita bisa berkembang biak yang nantinya akan berdampak pada peningkatan produksi dan pendapatan nelayan itu sendiri.

Pius Jodho dari Tananua Flores mengungkapkan bahwa Penutupan lokasi tangkap gurita ini merupakan bagian dari konservasi wilayah pesisir bagi lokasi-lokasi yang telah di tentukan. Yang perluh dipahami adalah penutupan lokasi tersebut bukan semua jenis komuditas perikanan di tutup tetapi hanya satu jenis saja yaitu Gurita.

“Untuk jenis komuditas lain tidak di tutup dan para nelayan yang kesehariannya mencari gurita tentu bisa mencari di tempat lain lokasi yang tidak masuk dalam area penutupan” ungkapnya

Sementara itu Camat Ndori Paul Marsel Frederikus dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa Pemerintah kecamatan Ndori dan ke 4 desa di wilayah kecamatan itu mendukung penuh terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh para nelayan gurita dan kelompok LMMA

“Kami pemerintah kecamatan dan pemerintah desa mendukung penuh terkait kegiatan penutupan sementara lokasi tangkap gurita ini, sebab dengan kegiatan ini kedepannya akan berdampak pada peningkatan produksi gurita dan pendapatan bagi para nelayan gurita di Ndori”, kata Camat  Ndori itu.

Menurutnya dengan kegiatan penutupan sementara lokasi tangkap gurita maka lokasi yang di tutup tersebut harus dijaga secara bersama oleh semua masyarakat di 4 desa, khususnya nelayan-nelayan yang melakukan aktivitas penangkap gurita.

“ kita juga harus menjaga secara bersama terhadap lokasi yang telah ditutup ini, karena jika selama 3 bulan ini kita menahan diri untuk jangan dulu tangkap saya yakin ketika di buka nanti tentuh hasil penangkapan akan lebih banyak dan itu akan berdampak pada peningkatan pendapatan nelayan itu sendiri”, ujar camat .

Camat itu berharapa kepada kelompok LMMA dan Nelayan yang ada di ndori agar bersama-sama melakukan pengawasan pada lokasi yang telah di tutup sampai 3 bulan baru dibuka untuk melakukan penangkapan kembali.

Lokasi yang di tutup yakni, lokasi Sera Hobakua, Sera Maubasa dan Sera Ipi dari ke 3 lokasi ini kemudian perikanan gurita secara berkelanjutan.

Sementara itu Burhannudin Jua Ketua LMMA di wilayah kecamatan Ndori mangatakan Gurita di Ndori potensinya sangat tinggi hal ini dilihat dari proses pendataan yang dilakukan Enumerator sejak September 2021- april 2022, Jumlah individu gurita yang di tangkap berjumlah 5,706 ekor dengan jumlah produksi gurita 5,864,92 Kg. Lokasi yang paling tinggi jumlah produksinya terdiri dari , Mau mole 1682 Kg dengan jumlah individu gurita 1429 Ekor, Taka 338,10 Kg dengan jumlah individu yang ditangkap 364 ekor dan Ipi Taka Jumlah Produksi 638,60 Kg dengan Jumlah individu gurita yang di tangkap 604 Ekor.

“ Di Ndori ini potensi guritanya sangat tinggi sehingga banyak sekali nelayan dari luar kecamatan Ndori yang melakukan penangkapan disini, dan dari data yang ada sejak September- april ini sudah mencapai 5 ton lebih dan itu belum terhitung sebelum Tananua masuk mendamping disini”, Kata Burhanudin.

Anak mudah yang di percayakan sebagai ketua Kelompok pengelolah perikanan berbasis masyarakat itu menuturkan bahwa nalayan di Ndori melakukan penangkapan gurita sudah lama dan pengetahuan terkait penagkapan gurita banyak belajar dari nelayan luar.

“Nelayan disini banyak belajar menangkap gurita  dari nelayan yang datang dari luar dan mereka menangkap gurita sudah lama sebelum Tananua masuk , dan hasilnya pun sangat banyak”,tuturnya

Nelayan 4 Desa di Wilayah Kecamatan Ndori Antusias Melaksanakan Kegiatan Penutupan Rumah Gurita Read More »

Translate »