Puskesmas Ndori Gelar Pemeriksaan Gratis dan Masal untuk Masyarakat Ndori

Dokter sedang Memberikan Penyuluhan kepada Masyarakat(15/08/24)

Ende, Ndori- 15 Agustus 2024, Kado dari HUT RI ke 79 Yayasan Tananua Flores yang bekerja sama dengan Puskesmas Ndori Gelar Pemeriksaan kesehatan Gratis untuk masyarakat ndori.

Kegiatan pemeriksaan dan pengobatan gratis ini ditujukan kepada masyarakat pesisir Ndori yang sebagian besar adalah nelayan. Salah satu tujuan dari kegiatan ini untuk mendeteksi dan mencegah sedini mungkin terkait penyakit rakyat dan juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya polah hidup sehat.

Pemeriksaan dan pengobatan tersebut diselenggarakan di Desa Maubasa tepatnya pasar lama Basa Ulu(15/8)

Masyarakat berdatangan dan sangat atusias terhadap kegiatan tersebut sangat tinggi sehingga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa berkesempatan untuk mendapatkan Pelayanan pemeriksaan dan pengobatan itu.

Pemerikasaan itu dimulai pukul 09.00 wita sampai dengan 15,00 wita dengan Tim medis yang diturunkan langsung dari Puskesmas Ndori.

Dokter Bernadina Ivoni Bada, yang menangani pelayanan pemeriksaan itu mengungkapkan bahwa sebagian besar penyakit masyarakat yang mengidap yakni darah tinggi, kolestero, diabetes. Selain itu, kebanyak penyakit karena kerja berat yang tidak teratur.

Dokter sedang Periksa Pasien

Dengan melihat kondisi itu dr. Bernadina menyarankan Warga masyarakat Ndori harus melakukan pengontrolan secara terus menerus agar perlahan penyakit tersebut bisa dicagah.

“ saya menyarankan sebaiknya harus kontrol ke puskesmas secara rutin jika merasakan gejala agar bisa dicegah sedini mungkin, katanya.

Menurutnya penyakit yang mengidap ini belum membahayakan jika proses penangannya yang terus menerus dilakukan, dan masyarakat sebenarnya harus memilih puskesmas menjadi tempat pemeriksaan dan pengobatan biar mendapatkan pelayanan yang serius, tidak harus ada kegiatan seperti ini baru datang.

Lanjut Dokter proses pelayanan pemeriksaan dan pengobatan ini harus

terus berlanjut dimana sebelum melakukan pemeriksaan dari Tim Medis akan melakukan Penyuluhan kepada warga terkait dengan pola hidup yang sehat.

“ kita menyarankan kegiatan seperti ini harus terus berlanjut dan kita siap mendukung untuk melakukan pemeriksaan, dan kalau saya lihat warga/ masyarakat mau mengikuti pemeriksaan jika dilakukan seperti ini secara terbuka, mereka bisa mulai saling mengajak terhadap sesama warga yang lain,”ungkap Dokter

Sementara itu Ahmad Kanggo warga desa Maubasa Barat yang mendapatkan pelayan pemeriksaan itu sangat bersyukur dan berterimah kasih kepada petugas Puskesmas Ndori karena turun langsung menemui masyarakat dan memberikan pelayanan.

“Kami sangat bersyukur, karna mereka mau turun langsung menemui kami, kami berterimah kasih kepada petugas kesehatan karena sudah melakukan pengobatan terhadap kami”, Ucap bapak ahmad dengan penuh gembira.

Sambung Dia, “kami mendapatkan pengobatan, kami juga di periksa mata, Tensi darah, timbang berat badan,Tes kolesterol dan gula”,katanya.

Bapak Ahamad selain berterimah kasih dan memberi apresiasi kepada petugas kesehatan dan Tananua juga mengharapkan kedepan bisa terus berlanjut dan turun kebawah temui warga dan memberikan pelayanan kesehatan.

“Saya juga mengharapkan kedepan petugas kesehatan bisa dilakukan secara rutin dengan pengobatan seperti ini sehingga kami bisa mendapatkan pengarahan yang baik tentang kesehatan, dan mendapatkan pengobatan,”Harapan Ahmad.

Selain Itu koordinator Program Yayasan Tananua Flores Pius I Jodho menutukan dengan melihat antusia masyarakat sangat banyak maka dirinya berharap kedepannya kontribusi yang diberikan oleh Tananua dan Mitranya Blueventures dapat berdampak positif untuk masyarakat Ndori.

Pius menjelaskan Masyarakat Ndori kali ini partisipasinya sangat tinggi dan ini merupakan salah satu nilai sangat postif untuk tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang berfokus dalam memberikan kontribusi positif sebagai mitra pemerintah dan agent of development.

Sambung Dia Seluruh isu kesehatan dalam SDGs diintegrasikan dengan satu tujuan yakni tujuan yang menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat di segala usia.

Melalui kegiatan ini, diharapkan masayarakat dapat memperoleh akses terhadap layanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu, baik upaya promotif, preventif , deteksi dini, pengobatan, hingga rehabilitatif tanpa terkendala masalah biaya.

Oleh : Jfm

Puskesmas Ndori Gelar Pemeriksaan Gratis dan Masal untuk Masyarakat Ndori Read More »

Pengelolaan Ekosistem laut Ndori harus berdampak pada Kesejahteraan Masyarakat

Tim Penyelam untuk Monitoring Habitat

Ende, Tananua Flores | Ekosistem di wilayah pesisir Ndori berperan sangat besar untuk menjaga kelestarian Habitat laut sekaligus menjaga sumber daya alam laut yang ada didalamnya. Keberlanjutan Habitat laut ndori akan sangat bergantung pada pengelolaan yang dilakukan masyarakat Ndori itu sendiri,

Siprianus Seru ,Kepala Seksi Konservasi perairan dan pengelolaan Wilayah pesisir dan Pulau-pulau Kecil pada Dinas kelautan dan perikanan Provinsi NTT cabang ende, Nagekeo dan Ngada Mengatakan, Pemerintah lewat Dinas Cabang Kelautan dan Perikanan yang ada di Ende sejak berkolaborasi dengan Tananua Flores sudah melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan wilayah konservasi dan pemerintah sangat apresiasi dan berterima kasih kepada Tananua karena beberapa pekerjaan sudah dibantu dan kerjakan.(15/2)

“ Kami sangat bersyukur kepada Tananua sebab beberapa pekerjaan kami sudah dikerjakan oleh Tananua dan mitra nya, selain itu dengan kerja pendampingan yang dilakukan Tananua Masyarakat Ndori sudah merasakan dampak yang positif dengan peningkatan pendapatan mereka”, ungkap Dia pada kegiatan monitoring habitat laut di Ndori.

Menurutnya Target pendampingan Tananua pada khususnya pengelolaan ekosistem wilayah pesisir dengan pintu masuknya adalah gurita jenis Octopus Cyanea tetapi untuk menjaga kelestarian wilayah pesisir sudah dilakukan secara Umum dan manfaat dapat dirasakan oleh masyarakat Ndori.

Selain itu, dari pendampingan yang dilakukan oleh Tananua sudah mempengaruhi sebagian masyarakat Ndori di wilayah pesisir tidak hanya nelayan gurita tetapi secara umum masyarakat yang ada pesisir dengan tujuan Biota-biota laut lainnya selain gurita dengan sendirinya terjaga dengan baik.

Koordinator Program Yayasan Tananua Flores Pius I Jodho, menyatakan saat ini kondisi wilayah pesisir sangat mengkhawatirkan sebab wilayah itu tingkat abrasinya sangat tinggi. Penyebab utamanya bisa dibilang terkait dengan aktivitas Manusia yang tidak terbatas.

Untuk di wilayah Pesisir Ndori Perlu ada pengelolaan dan perlindungan agar seluruh potensi di pesisir ndori akan tetap terjaga dan masyarakat ndori bisa mengelolanya sesuai dengan kearifan setempat.

Situasi Terkini


Saat ini , Wilayah pesisir kecamatan ndori selalu diperhadapkan dengan Abrasi dan pengambilan Batu dan pasir di wilayah Pesisir secara liar. sementara, lewat Pendampingan yang dilakukan oleh Tananua telah memberikan beberapa pengetahuan tentang menjaga dan melestarikan wilayah pesisir, tentu hal itu menjadi perhatian semuanya jika kesadaran masyarakatnya belum terbangun secara baik.

Dari informasi yang disampaikan oleh Tananua untuk Wilayah pesisir kecamatan Ndori telah melakukan pengelolaan Ruang laut dengan metode yang dipakai adalah buka dan tutup lokasi penangkapan. Lokasi yang ditutup khusus untuk jenis biota Gurita ada 3 lokasi dan bentangannya sampai dengan 140 ha. Lokasi yang ditutup tersebut antara lain, Sera Hobakua, Sera Maubasa dan sera Ipi.

Lokasi yang ditutup selama 3 bulan hasilnya cukup tinggi, dan nelayan gurita sangat senang dan mendapatkan manfaat nya. Dampak dari Pengelolaan ruang laut berbasis masyarakat dengan Buka tutup lokasi tangkap, penangkapan yang tanpa batas dan penangkapan menggunakan alat tangkap yang tidak rama terhadap lingkungan sudah mulai berkurang.

Target dari Yayasan Tananua adalah pengelolaan ruang laut itu harus terus berlanjut yang dengan kesadaran penuh dilakukan oleh nelayan itu sendiri. Hal itu, telah dilakukan oleh nelayan gurita yang menginisiasi untuk melakukan Penutupan yang kedua.

“ kami dari nelayan gurita akan melakukan penutupan yang kedua, dan kami sudah ditentukan waktunya untuk penutupan itu,” Ujar Tato nelayan Gurita

Dia, menjelaskan bahwa dengan penutupan sementara lokasi tangkap nelayan telah banyak mendapatkan manfaatnya dan gurita yang dipanen sehari cukup banyak.

“ saya sebelumnya menangkap gurita lama sekali baru dapat gurita tetapi dengan penutupan sementara ini saya menangkap gurita dengan cepat dapatnya”, Tuturnya.

Wilayah Pesisir Ndori lokasi yang menjadi sasaran monitoring ada di lokasi penutupan sementara yakni lokasi sera maubasa. Dari keadaan habitat bawah laut, kondisi terumbu karang memang ada yang rusak dan karang yang ada saat ini sangat cocok untuk rumah gurita.

Amir, salah satu penyelam dari NTB yang melakukan monitoring di bawah laut mengatakan bahwa posisi karang di wilayah Ndori sangat baik untuk kepentingan keberlangsungan hidup gurita dan sementara untuk kepentingan ekowisata butuh waktu.

“ karang cukup baik untuk keberlangsungan hidup gurita, oleh karena itu nelayan harus menjaganya”, katannya

Pengelolaan Ruang Laut


Locally Managed Marine Area (LMMA ) adalah salah satu kelompok pengelola yang dibentuk oleh masyarakat untuk pengelolaan habitat laut secara berkelanjutan. Di wilayah kecamatan Ndori lembaga LMMA ini dibentuk dengan model pendekatan kawasan. Didalam LMMA itu sendiri kepengurusannya terdiri dari 5 desa yang ada di wilayah pesisir Ndori.

Tugas yang diembankan Lembaga pengelolaan ini melakukan proses pengawasan wilayah pesisir di lokasi-lokasi penutupan sementara, Monitoring Habitat Laut, Melakukan Penguatan kapasitas nelayan terkait dengan menjaga habitat laut , membangun koordinasi para pihak terkait pengawasan dan konservasi serta lainnya.

Kepala desa maubasa Azhar Banda mengatakan terkait dengan pengelolaan kawasan pesisir dan menjaga habitat laut, Desa pesisir di kecamatan Ndori telah membentuk Peraturan kepala Desa bersama.

Peraturan bersama kepala desa ini dibentuk untuk sebuah keberlanjutan dalam pengelolaan kawasan pesisir wilayah kecamatan Ndori.
“ Kami membentuk Permakades ini mempunyai dasar yang utama sesuai dengan UU desa yang memberikan kewenangan desa mengatur potensi desanya, “ Katannya,

Lanjut Dia, Wilayah Pesisir Ndori mempunyai potensi yang luar biasa, baik itu gurita, ikan dan jenis biota lain ini cukup banyak.

Kepala desa Maubasa itu menyatakan bawah tidak hanya mengatur soal pengelolaan tetapi mengatur soal perlindungan biota sebab, pesisir Ndori ini banyak nelayan luar yang menangkap di wilayah ndori baik menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan dan yang tidak ramah lingkungan.

Senada dengan program Tananua terkait pengelolaan ruang laut, “ kami juga mengatur soal pengelolaan sampah dan pengambilan Batu pasir di pesisir Ndori” ujar kades itu

Pesisir laut Ndori dengan potensi gurita telah memberikan dampak terhadap perekonomian nelayan Ndori. Dari data yang disampaikan Tananua Flores sejak pendampingan September 2021 – Februari 2023 saat ini Data gurita berjumlah 6151 ekor untuk Jantan dan 5318 ekor untuk Betina total 11.469 ekor sementara Produksi gurita 11,942,77 Kg. Data ini di himpun hanya 3 desa yaitu maubasa, maubasa timur dan Serandori.

Dari data itu kemudian menjadi rujukan bagi Pemerintah kecamatan ndori lewat 5 desa di wilayah pesisir Ndori membentuk Permakades bersama untuk menjaga dan mengelola agar lingkungan laut terus lestari dan berkelanjutan.

Oleh : JFM

Pengelolaan Ekosistem laut Ndori harus berdampak pada Kesejahteraan Masyarakat Read More »

Potensi Perikanan Gurita Yang Ada di Kecamatan Ndori  Menjanjikan untuk Dikembangkan

Dok.Tananua
Enumerator dan Nelayan sedang melakukan Pengukuran Gurita

Ende, Ndori- Tananua Flores | Kegiatan Implementasi Pembukaan Rumah gurita di wilayah pesisir Kecamatan Ndori, Kabupaten Ende kembali dibuka setelah tiga bulan lamanya ditutup oleh masyarakat  dan Nelayan yang ada di wilayah itu, (6 /10).

Pembukaan rumah gurita difasilitasi  oleh Nelayan Gurita dan kelompok pengolah perikanan berbasis masyarakat yang disebut dengan kelompok Locally Manager Marine Area (LMMA) Ndori serta Yayasan Tananua Flores.

Turut terlibat dalam kegiatan tersebut  Direktur Yayasan Tananua Flores,  Camat Ndori, Dinas Cabang Kelautan dan perikanan Propinsi NTT, Pemerintah desa di wilayah kecamatan Ndori, BPD, tokoh adat, tokoh agama dan Nelayan Gurita yang ada di kecamatan Ndori.

Desa yang menjadi sasaran implementasi Kegiatan Pembukaan Penutupan sementara adalah Desa Maubasa, Maubasa timur, Serandori , maubasa Baran dan Desa Mole.

Camat Ndori , Paul Marvel Frederikus melakukan pembukaan rumah gurita di Desa Maubasa Timur.

Ketua Kelompok  LMMA, Burhanudin Jua mengatakan,  implementasi pembukaan rumah gurita merupakan kegiatan lanjutan dan rencana kerja dari LMMA yang sudah didampingi Yayasan Tana Nua Flores selama sejak September mulai Pendataan Gurita hingga saat ini.

Sejumlah kegiatan yang sudah dilakukan bersama dengan LMMA seperti  Menyusun rencana Kerja LMMA, sosialisasi rencana penutupan sementara rumah gurita, feedback data perikanan gurita, kegiatan patroli lokasi penutupan sementara gurita, fasilitasi pembahasan peraturan bersama kepala desa (perkades) bersama lima desa yang ada di pesisir kecamatan Ndori, dan pembukaan lokasi sementara rumah gurita pada hari ini.

“Rencana kedepan yang akan dilaksanakan adalah penguatan organisasi nelayan, kegiatan latihan perencanaan bisnis bagi pengurus kelompok, memfasilitasi legalitas kelompok LMMA ke tingkat provinsi, memfasilitasi pengurus LMMA dengan mitra bisnis dan perencanaan penutupan dilokasi lain,” ujarnya.

Camat Ndori, Paul Marvel Frederikus dalam kegiatan seremonial pembukaan mengungkapkan, potensi perikanan gurita yang ada di Kecamatan Ndori  menjanjikan untuk dikembangkan.  Salah satu kecamatan di Kabupaten Ende yang memiliki populasi gurita paling banyak yaitu di wilayah Kecamatan Ndori.

“Untuk itu, saya sampaikan terima kasih kepada Yayasan Tananua  Flores yang sudah mendampingi kita dalam upaya pengembangan wilayah pesisir di kecamatan Ndori ini,” ujarnya.

Intervensi Program Perikanan dan Kelautan di Kecamatan Ndori

Bernadus Sambut, Direktur Tananua Menjelaskan bahwa  telah melakukan intervensi program perikanan dan kelautan di wilayah Kecamatan Ndori sejak Jani 2021. Penetapan program di empat desa dengan pendekatan kawasan artinya dari ke empat desa ini menjadi desa sasaran pendampingan dan pelaksanaan program perikanan.

Desa yang masuk dalam pendampingan Tananua adalah Desa Maubasa, Maubasa Timur, Sera Ndori dan Desa Maubasa Barat. Penetapan keempat desa ini diawali dengan Asesmen awal yang dilakukan oleh Tananua. Dari proses asesmen tersebut kemudian melakukan penetapan dan  Tananua langsung  menempatkan staf Tananua untuk mendampingi masyarakat Nelayan yang ada di 4 desa tersebut.

Kegiatan yang di luncurkan oleh Yayasan Tananua Flores keempat desa tersebut yakni penguatan kapasitas kelompok nelayan lewat pelatihan, Kegiatan kesehatan, pendataan gurita dan kegiatan buka tutup lokasi penangkapan Gurita.

“Selain itu yang menjadi kegiatan rutinitas setiap hari adalah dengan pendataan gurita dan melakukan umpan balik data kepada masyarakat dan nelayan. Pendataan gurita mulai sejak September 2021 hingga oktober saat ini. Tananua menempatkan enumerator pendata sebanyak 3 orang di wilayah kecamatan Ndori. Untuk Maubasa 1 orang, Maubasa timur dan serandori 2 orang,” jelasnya.

Dijelaskannya, sejak pendampingan Tananua Flores yang di mulai dari bulan September 2021 hingga september 2022 saat ini data yang tercatat secara baik oleh enumerator adalah data hasil tangkap para nelayan  yang dilakukan dengan metode sensus.

Data gurita di wilayah kecamatan Ndori  mulai September 2021-September 2022, individu gurita yang di tangkap berjumlah 6729 ekor dengan jumlah produksi gurita 6.608,52 Kg.

“Dari jumlah keseluruan lokasi tangkap gurita, rata-rata gurita yang didapati oleh nelayan di bawah dari 2 kg. Hal itu dilihat dari persentas antara berat gurita dan jumlah ekor,” jelasnya.

Ia menambahkan, penutupan sementara perikanan gurita selama tiga bulan yang dilakukan memiliki tujuan edukatif yakni menjadi pembelajaran bagi masyarakat mengenai tata cara pengelolaan perikanan berbasis masyarakat serta bagaimana memberikan waktu dan tempat bagi gurita untuk tumbuh lebih besar dan untuk bertelur/berkembang biak karena gurita (Octopus cyanea) mempunyai masa hidup yang singkat yakni sekitar 12 bulan.

Dengan siklus hidup gurita yang singkat ini, penutupan sementara menjadi solusi pengelolaan perikanan yang cocok untuk diimplementasikan. Dengan harapan dan targetnya adalah ketika pembukaan penutupan sementara, gurita sudah tumbuh dengan besar dan mempunyai nilai lebih.

Proses penutupan area ini dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama kelompok LMMA, para nelayan yang didukung oleh stakeholder seperti, Kantor Cabang Dinas Perikanan dan Kelautan Wilayah Ende, Nagekeo dan Ngada, Ndori, 4 desa yang ada di kecamatan ndori, kelompok LMMA dan Nelayan Pencari Gurita.

Model pengelolaan perikanan yang dilakukan di kedua desa dampingan ini adalah model partisipatif artinya  realisasinya konservasi wilayah tangkapan gurita akan berjalan apabila masyarakat sendiri terlibat dalam proses pengelolaan serta ikut mengambil keputusan untuk setiap pilihan yang direncanakan.

“Terkait dengan implementasi pembukaan penutupan sementara rumah gurita, kelompok LMMA telah melakukan persiapan aturan hukum untuk mengikat keberlanjutan dari kegiatan buka tutup,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan, setelah kegiatan implementasi dilaksanakan acara dilanjutkan dengan upacara adat pembukaan lokasi rumah gurita oleh tetua adat yang ada di desa tersebut  Setelah itu, nelayan mencari gurita di rumah gurita tersebut.***JF. Tananua

Potensi Perikanan Gurita Yang Ada di Kecamatan Ndori  Menjanjikan untuk Dikembangkan Read More »

Translate »