BUKU

SINOPSIS BUKU KOLAM LITERASI

Salah satu Program Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Katolik Syuradikara “Program Literasi dengan membaca 15 menit di awal proses belajar” dapat memperkaya pengetahuan peserta didik untuk mulai berkarya.  Metode literasi yang bervariasi dari membaca, menulis dan bercerita berbuah menghasilkan sebuah karya kecil buku “Kolam Literasi.”

Pengalaman menarik dalam karya kecil ini melukiskan kehidupan para peserta didik dari berbagai latar belakang kehidupan yang mewarnai perjalanan hidup sejak masa kecil hingga melangkah ke jenjang pendidikan menengah. Beranjak dari pengalaman hidup yang dialami mereka merajut asa untuk mencapai mimpi di hari esok.

Buku ini terdiri atas dua bagian. Buah literasi yang berisi kumpulan puisi menjadi bagian pertama dari isi buku ini dan bagian kedua adalah ceritera pendek (Cerpen).  Keunikan pengalaman dan nafas perjuangan peserta didik dilukiskan dengan indah dalam syair-syair puisi dan ceritera yang menarik. Rangkaian kata demi kata mengungkapkan isi hati seorang anak dalam menyelami kehidupan yang dianugerahkan walaupun harus dijalani dengan rasa pahit. Mereka mengalami kehidupan yang berbeda, namun memiliki ketetagaran hati untuk menjalaninya. Dalam kesadaran akan perjuangan masa depan yang lebih cerah maka kenyataan hidup ini harus dihadapi dan dijalani dengan keikhlasan hati.

Realita yang dialami peserta didik menjadi ceritera menarik dan bermakna. Lima belas menit telah menginspirasi peserta didik untuk mulai menemukan jati dirinya. Berapapun langkah kedepan yang ingin dicapai harus dimulai dengan langkah pertama. Peserta didik telah memulai langkah pertama dengan karya yang sungguh menginspirasi. Mereka tidak menyerah dan pasrah pada kondisi yang ada namun terus berjuang dengan penuh semangat kegembiraan. Buku ini menghadirkan realitas kehidupan peserta didik untuk saling memperkaya pengetahuan dan pengalaman yang layak untuk disimak.

Selamat membaca!

SINOPSIS BUKU KOLAM LITERASI Read More »

BERDIALOG BERSAMA “GAIB” BUNG KARNO DI BAWAH POHON SUKUN

Ende, Tananua Flores | Buku ini menjelaskan tentang Pemikiran dan semangat juang Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Bung Karno, tidak akan pernah lekang oleh waktu dan berlaku universal. Kita patut mengakui Bung Karno sebagai sosok dan tokoh penting yang harus dikenang oleh karena filosofinya tentang kemerdekaan dan Pancasila. Sebagai sosok pejuang, Bung Karno sangat tangguh, gigih, dan rela berkorban, bahkan sampai relah dibuang dan diasingkan demi memperjuangkan dan menegakkan kemerdekaan Indonesia. Bung Karno dikenal juga sebagai sosok yang bersahaja dan pemimpin yang berilmu. Beliau adalah seorang pemimpin yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki visi kebangsaan. Beliau tidak pernah berhenti belajar, bahkan seluruh waktunya digunakan untuk membaca. Bagi dirinya tidak ada waktu yang tidak berguna. Keteladanan dan kepeloporannya ini kian menunjukkan bahwa Bung Karno bagaikan mata air yang tak pernah kering, ia seakan menjadi sumber darinya mengalir hikmat dan kebajikan bagi generasi kegenerasi muda penerus bangsa.

Sosok Bung Karno yang begitu kharismatik dan sangat religius menjadi cerminan bagi segenap anak bangsa dalam mencintai dan merawat Ibu Pertiwi. Seluruh pemikiran, pengabdian, pengorbanan, perjuangan, dan sejuta kisah hidup Bung Karno menjadi inspirasi bagi banyak orang. Tak heran ada begitu banyak karya yang ditulis untuk mengenang dan bahkan menggali makna emas dari hidup dan kobaran perjuangan Bung Karno.

Buku dengan judul Berdialog Bersama ‘Gaib” Bung Karno di Bawah Pohon Sukun, yang ada di tangan pembaca ini adalah sebuah buku kecil yang menyajikan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban demi jawaban imajiner bersama Bung Karno. Semua pertanyaan dan jawabannya adalah hasil refleksi penulis sendiri ketika di sela-sela kesibukan menyempatkan diri berkontemplasi atau merenung, baik di area Taman Renung Bung Karno di Ende, maupun di kamar pribadi. Kiranya dialog imajiner ini bisa menuntun semua pembaca agar mengenal lebih dalam sosok kepribadian dan nilai perjuangan Bung Karno.

Selain itu, di bagian akhir buku ini, penulis sengaja sisipkan dengan persembahan puisi untuk negeri. Di balik untaian puisi-puisi tersebut, ada pesan moral yang ingin disampaikan penulis sekaligus mengajak pembaca secara saksama melihat realitas kehidupan bangsa Indonesia yang bersatu dalam kebhinnekaan, agar tetap 7 Opu Printing menjunjung tinggi Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, Dan Undang – Undang Dasar 1945. Semoga buku ini menjadi jembatan pengikat dan perekat persatuan dan kesatuan dalam menggaungkan pesan Bapak Presiden Republik Indonesia pada upacara peringatan Hari Lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni 2022, di Kabupaten Ende, Flores, NTT. Dalam pidatonya, Bapak Presiden, Ir. Joko Widodo, mengajak agar seluruh anak bangsa membumikan Pancasila secara riil di setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Buku ini merupakan karya perdana penulis, maka dari lubuk hati yang paling dalam, ucapan syukur dan terima kasih pertama kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat dan tuntunan-Nya, penulis dapat menyelesaikan tulisan ini.

BERDIALOG BERSAMA “GAIB” BUNG KARNO DI BAWAH POHON SUKUN Read More »

BUKU : Kenangan Peningkatan Status dan Pentabisan Gereja Paroki Marianus Puurere

Klik di sini ya Buku Kenangan PEningkatan Status dan Pentabisan Gereja Paroki Santo Marianus Puurere

“L’amour c’est une mouvement sans retour,” kata Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus. Cinta itu suatu gerakan tanpa kembali. Itulah cinta Tuhan, cinta yang setia. “Jika kita tidak setia, Ia tetap setia, karena Ia tidak dapat menyangkal diri-Nya” (2 Tim 2:13). Cinta Tuhan itu total. “Tidak pernah Tuhan menyatakan diri selain dalam bahasa cinta. Tuhan hanya dapat mencinta
secara total, 100 %. Karena Tuhan adalah cinta, Dia tidak bisa membagi diri-Nya, demikian juga cinta-Nya,” 1 tulis Peter G. van Bremen, seorang imam Yesuit, dan juga ahli fisika atom. Memandang Gereja Puurere yang indah dan megah, dan menyaksikan perkembangan umatnya yang pesat dengan heterogenitas tinggi baik dalam suku, budaya, status sosial, dan usia, kita dapat menyimpulkan bahwa Tuhan telah mencurahkan cinta-Nya yang setia dan total kepada umat Paroki Santo Marinus Puurere.
Namun, banyak orang mengatakan bahwa Gereja Puurere dibangun sangat lama. Jika dihitung sejak peletakan batu pertama pada 19 Maret 2007, maka pembangunan Gereja Puurere berlangsung selama limabelas tahun. Dikatakan juga bahwa Paroki Persiapan Santo Marinus Puurere adalah paroki persiapan yang paling lama menjadi paroki definitif, yaitu delapan tahun lamanya terhitung sejak menjadi Paroki Persiapan pada tahun 2014. Memang manusia dicirikan oleh waktu, dan bagi manusia saat yang satu mengikuti saat yang lain, sehingga ada masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Tetapi tidak demikian dengan Tuhan. “Tuhan itu kekal, dan kekal berarti seluruh waktu diperpadat menjadi saat sekarang yang berlangsung selamanya,” 2 demikian van Bremen. Umat Puurere membangun paroki dan Gerejanya bersama Tuhan. Dalam konteks pengalaman hidup dan bekerja dalam cinta Tuhan yang setia dan total serta dalam waktu Tuhan yang selalu sekarang, masa 1000 tahun silam pun akan terasa seperti baru kemarin, apalagi hanya 15 atau 20 tahun lampau. Atau sekurang-kurangnya, umat Puurere telah belajar untuk sabar; sabar menunggu indahnya waktu Tuhan.
Buku ini menyajikan kisah terbentuknya Paroki Santo Marinus Puurere dan pembangunan Gerejanya, termasuk aula pertemuan, pastoran, kantor sekretariat paroki, dan sebuah kapela biara. Tak bisa dipungkiri bahwa tokoh utama dalam kisah ini tentu saja Tuhan sendiri yang karena cinta-Nya yang setia dan total, hendak hadir dan membangun umat-Nya dan rumah-Nya, bersama semua orang yang terbuka hatinya dan mau berpartisipasi dalam karya penyelamatan Tuhan ini. Mereka semua adalah para pastor paroki, pastor rekan, anggota DPP, anggota panitia pembangunan, para donatur, dan umat Puurere seluruhnya. Semua peran serta dan perjuangan mereka dirangkai dalam buku ini sebagai kado kenangan untuk pendefinitifan Paroki Santo Marinus Puurere pada 5 Juni 2022 dan pentahbisan Gereja Santo Marinus Puurere pada 23 Oktober 2022.

Ada beberapa alasan buku kenangan ini ditulis. Alasan pertama, ialah agar umat Paroki Santo Marinus Puurere bisa menyadari identitas dirinya sebagai warga sebuah paroki yang baru dalam wilayah Keuskupan Agung Ende. Karena manusia hanya dapat mengerti dirinya dalam rajutan sebuah kisah, dan sebuah komunitas terbentuk hanya melalui kisah bersama. Kisah yang baik selalu berdasar pada pengalaman serta penghayatan hidup dan kehidupan. Tanpa penghayatan kehidupan, kisah itu kosong, tetapi tanpa kisah, pengalaman hidup itu bisu.
Alasan kedua, kisah penghayatan hidup yang bernilai perlu diwariskan. Nilai-nilai kemanusiaan dan keberanian iman yang mewarnai dan memberi nafas kehidupan bersama umat Puurere, seperti sikap saling mengasihi yang tulus, semangat pengorbanan yang pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan, persatuan dan kerja sama dalam membangun

paroki dan Gerejanya perlu diwariskan. Zach Richter, seorang sutradara, direktur kreatif, dan desainer Amerika yang terkenal karena karyanya dalam realitas virtual dan media interaktif pernah menulis, warisan adalah bagian penting dari kehidupan yang dijalani dengan baik. Warisan adalah kenang- kenangan yang tak terhapuskan yang bisa hidup selama beberapa generasi. Penyair besar, Maya Angelou pernah mengatakan, jika Anda ingin hidup, tinggalkan warisan; buat tanda di dunia yang tidak bisa dihapus. Tidak diragukan lagi bahwa warisan dapat berguna sebagai sidik jari yang bertahan lama. Generasi mendatang, lanjut Richter, dapat mengingat kehidupan yang benar-benar luarbiasa dari masa lalu itu.
Alasan ketiga, kisah yang baik bersifat transformatif. Kisah-kisah Injil seperti “Anak yang hilang”, “Orang kaya dan Lazarus yang miskin”, “Orang Samaria yang baik hati”, adalah contoh-contoh kisah yang telah mentransformasi kehidupan banyak orang dan masyarakat. Kata Visaya, pengarang Mahabharata: “Kalau engkau sungguh-sungguh mendengarkan sebuah kisah, engkau tidak bisa hidup seperti yang dulu lagi.” Negarawan dan jenderal Yunani Pericles pernah berkata, “Apa yang Anda tinggalkan bukanlah apa yang terukir pada monumen batu, tetapi apa yang dijalin ke dalam kehidupan orang lain”. Dengan membaca kisah penghayatan hidup umat Puurere dalam buku ini, anak cucu, generasi penerus umat Puurere dapat belajar dari sejarah kehidupan para pendahulu mereka untuk meningkatkan mutu kehidupan mereka sebagai umat Allah. Karena mahkota orangtua adalah anak cucu mereka, dan kehormatan anak cucu adalah nenek moyang mereka.

BUKU : Kenangan Peningkatan Status dan Pentabisan Gereja Paroki Marianus Puurere Read More »

Bergumul Bersama Masyarakat: Membangun Penghidupan Berkelanjutan

Karya Yayasan Tananua Flores dalam Pendampingan dengan Masyarakat

Buku ini Menyajikan kerja-kerja pendampingan Yayasan Tananua bersama masyarakat di desa-desa dengan mendorong Program Penghidupan berkelanjutan. Kisah-kisah yang tertuang dalam buku ini adalah kisah tentang Pendampingan Tananua bersama masyarakat, baik yang berhasil dijalankan maupun yang belum berhasil. Ada suka dan duka yang tertulis dalam buku ini, yaitu bagaimana menjalani hidup bersama petani di desa-desa dengan memulai dari apa yang mereka bisa. Kisah dalam buku ini menjadi pegangan dan spirit buat pendamping-pendamping Tananua jika berada bersama masyarakat di desa-desa. Buat pendampingan Tananua dan Masyarakat di luar sana jika ingin mengenal tananua dan siapa yang berkenang didalam kerja pendampingan Tananua, buku ini menjadi sebuah historis menjadi media pembelajaran. terimah kasih

Bergumul Bersama Masyarakat: Membangun Penghidupan Berkelanjutan Read More »

Translate »