Yayasan Tananua Flores Perkuat Kemitraan Melalui Aliansi Bumi Kita

 

Lombok, 1 November 2024 – Yayasan Tananua Flores terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan dengan bergabung dalam Aliansi Bumi Kita (ALIBI). Kolaborasi ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat jaringan kerja sama lintas mitra di Indonesia, khususnya dalam bidang konservasi, pemberdayaan masyarakat, dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Konsolidasi Mitra di Lombok

Pertemuan ALIBI yang berlangsung di Lombok, Mataram, menghadirkan tujuh organisasi masyarakat sipil (CSO) dari berbagai wilayah di Indonesia, antara lain Yayasan Planet Indonesia, Japesda-Gorontalo, KKI, AKAR, Yayasan Tananua Flores, Tolitoli Labengki Giant Clam Conservation (TLGC), dan JARI.

Agenda utama pertemuan ini adalah pembentukan struktur organisasi Aliansi Bumi Kita, termasuk Badan Pengawas dan Badan Pengurus untuk periode 2025-2029. Selain itu, anggota ALIBI menunjuk tiga Koordinator Bidang untuk mendukung implementasi program, menetapkan goal dan kerangka logis (logframe) program untuk periode 2025-2026, serta menyusun langkah konkret menuju Deklarasi Aliansi Bumi Kita.

Visi Bersama untuk Kelestarian Lingkungan

Aliansi Bumi Kita bertujuan membangun sinergi antarorganisasi untuk menjawab tantangan lingkungan yang kian mendesak. Kolaborasi ini menitikberatkan pada konservasi alam, pemberdayaan masyarakat, dan pemanfaatan sumber daya secara bijak, terutama di wilayah terdampak seperti Nusa Tenggara Timur.

Kerja sama ini juga menjadi upaya kolektif untuk mempercepat implementasi program pelestarian lingkungan yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan jaringan yang lebih solid, Aliansi Bumi Kita berharap dapat menciptakan dampak nyata yang selaras dengan kebutuhan lingkungan dan sosial-ekonomi.

Harapan ke Depan

Melalui jaringan Aliansi Bumi Kita, Yayasan Tananua Flores dan mitra lainnya diharapkan dapat mendorong pembentukan komunitas yang lebih sadar lingkungan. Selain itu, aliansi ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan serta menjaga ekosistem pendukung kehidupan.

Konsolidasi lintas organisasi ini menjadi langkah penting dalam memperkuat kerja sama demi mewujudkan keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan visi menjaga bumi Indonesia agar tetap lestari, Aliansi Bumi Kita optimis dapat menciptakan perubahan nyata untuk generasi mendatang.

Oleh : Heri Se

 

 

Yayasan Tananua Flores Perkuat Kemitraan Melalui Aliansi Bumi Kita Read More »

Pertajam Pengelolaan Program Layanan Alam, Tananua & YPI Gelar Pembelajaran Bersama

Pontianak, Tananua Flores | Yayasan Tananua Flores (YTNF) belajar bersama Yayasan Planet Indonesia (YPI) tentang tata kelola program yang efektif dan efisien. Merujuk pada Kerangka Acuan Kegiatan (KAK), kegiatan ini dirancang untuk mendukung YPI dan YTNF dalam mengembangkan kapasitas pelaporan, pelacakan, dan implementasi program yang sejalan dengan target logframe yang telah disepakati.

Peningkatan kapasitas ini akan membantu kedua lembaga dalam mencapai tujuan program secara efisien dan efektif, serta memastikan bahwa anggaran yang digunakan dalam program dapat dikelola dengan transparan dan akuntabel. YPI dan YTNF juga akan berbagi pengetahuan dan praktik terbaik dalam manajemen organisasi, termasuk penguatan dalam bidang Monitoring, Evaluasi, dan Pembelajaran (MEL), pengelolaan keuangan, serta pengenalan terhadap konsep-konsep baru seperti Perhutanan Sosial dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Adaptif (PSDAA).

Bernadus Sambut, Direktur Yayasan Tananua Flores, pada kick off hari pertama (1/10) di Hall Neo Hotel, mengatakan, “Kemitraan ini dibangun atas dasar kesetaraan, di mana kedua lembaga saling mendukung dan belajar satu sama lain untuk mencapai hasil yang lebih baik dan berkelanjutan. Dengan adanya kegiatan ini, YPI dan YTNF berharap dapat memperkuat kerja sama dan memastikan bahwa program yang dijalankan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan lingkungan,” Ungkapnya dalam sapaan pembukaan yang mewakili rombongan.

Dok YTNF bersama YPI
Dok YTNF bersama YPI

Sementara itu  Rusli, Dewan Pengurus YPI menambahkan, “Kegiatan ini penting untuk berbagi melalui Model Transfer Exchange, sebuah pendekatan di mana peserta mengunjungi kelompok model untuk mempelajari metode dan manajemen yang telah terbukti efektif. Metode ini memungkinkan peserta melihat langsung implementasi dari praktik terbaik dan mendapatkan wawasan yang dapat diterapkan dalam konteks mereka sendiri. Pendampingan teknis langsung melalui bimbingan teknis juga diberikan kepada peserta dalam pelaporan, pengelolaan anggaran, dan implementasi konsep baru. Pendampingan ini membantu dalam penyusunan laporan yang akuntabel dan strategi implementasi yang efektif.”ujar Rusli.

Selain itu Hironimus Pala, Ketua Dewan Pengurus YTNF, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk:

Pertama, Menyusun kesepahaman dan kesepakatan bersama dalam Monitoring, Evaluasi, dan Pembelajaran (MEL) untuk logframe proyek bersama di bawah pendanaan Trafigura Foundation;

Kedua, Memastikan manajemen pelaporan dan pengelolaan anggaran yang akuntabel di YTNF, sesuai dengan persyaratan proyek dari Trafigura Foundation;

Ketiga, Membagikan pengalaman dalam manajemen organisasi yang efektif di YTNF, berdasarkan praktik terbaik yang diterapkan oleh YPI;

Ke empat, Memperkenalkan dan mendukung implementasi konsep-konsep baru dalam bidang kesehatan, literasi, dan perhutanan sosial di YTNF.

Halima Thus’Adya menambahkan bahwa kegiatan ini juga diharapkan dapat mewujudkan kesepahaman dan kesepakatan bersama dalam MEL yang diterapkan pada logframe proyek, sehingga memastikan keterpaduan dan kejelasan dalam pelaksanaan proyek.

Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan manajemen pelaporan dan pengelolaan anggaran yang akuntabel di YTNF, dengan penerapan sistem pelaporan yang transparan dan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Trafigura Foundation.

Implementasi praktik manajemen organisasi yang lebih efektif di YTNF juga menjadi salah satu hasil yang diharapkan, hasil dari berbagi pengalaman dan praktik terbaik dari YPI. Kegiatan ini juga mendukung peningkatan kapasitas organisasi dalam mengelola program secara efisien dan produktif.

Selama lima hari di Pontianak, peserta dari Yayasan Tananua Flores dan YPI berbagi pengalaman dalam mendesain program serta melakukan tata kelola program yang efektif, dengan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki lembaga untuk mengembangkan kerja sama dengan donor yang memiliki tujuan yang harus dicapai.

Hari pertama, dilakukan penyelarasan dan pendalaman logframe program antara Tananua Flores dan Planet Indonesia dengan rujukan logframe Trafigura Foundation, untuk menyamakan pemahaman dan cara kerja sesuai nilai-nilai inti organisasi masing-masing.

Adam, yang mewakili Planet Indonesia, menyatakan, “Kita tidak akan memaksakan mitra kita dalam bekerja dengan program ini, namun kita harus saling percaya. Dengan kesetaraan yang dibangun, mitra kita dapat bekerja sesuai kemampuan dan kapasitas yang dimiliki. Saat ini yang harus kita pastikan adalah outcome, data, serta dokumen yang valid, akuntabel, dan transparan.”

Pada hari kedua, ketiga, dan keempat, peserta mendapat sharing pembelajaran tentang Perhutanan Sosial (PS), konsep dan pengalaman praksis, pengelolaan keuangan, narasi program, pengetahuan praksis literasi, pengembangan program kesehatan, serta evaluasi dan rencana tindak lanjut (RTL) kerja sama yang akan datang.

Kegiatan yang dihadiri oleh pengurus yayasan dan staf manajemen program ini penting untuk meningkatkan kapasitas serta semangat baru dalam mengatur dan mengembangkan program yang kolaboratif dengan koordinasi, komunikasi, akuntabilitas, dan transparansi. Herman Nebon Lion, salah satu peserta, mengatakan, “Saya sangat senang dengan kegiatan ini karena sebagai MEAL saya belajar langsung dari program MEAL di YPI yang telah mengembangkan sistem pendokumentasian yang mudah diakses.”tutup Herman

Kontributor :Hery Se

Pertajam Pengelolaan Program Layanan Alam, Tananua & YPI Gelar Pembelajaran Bersama Read More »

Patroli Rutin di Lokasi Penutupan Tangkap Gurita: Langkah untuk Keberlanjutan

Ende, Flores –  Tananua Flores | Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan patroli rutin, diperlukan persiapan dan arahan yang matang. Persiapan dimulai dengan melakukan analisis terhadap daerah yang akan di patroli. Tim patroli harus mengidentifikasi titik rawan dan melakukan pemetaan yang tepat untuk mengoptimalkan rute yang akan diambil. 

Selain itu, anggota tim juga diwajibkan untuk melakukan briefing sebelum pelaksanaan patroli, guna memastikan bahwa semua anggota memahami tujuan dan prosedur yang harus diikuti. Arahan yang jelas mengenai tugas dan tanggung jawab setiap anggota sangat penting untuk menciptakan koordinasi yang baik selama kegiatan berlangsung. 

Langka selanjutnya, pemberian informasi terkait ancaman yang mungkin dihadapi selama patroli juga harus disampaikan secara detail. Adanya dokumentasi dan laporan setelah selesai melakukan patroli akan menjadi referensi bagi perencanaan kegiatan di masa depan. 

Dengan memanfaatkan teknologi, seperti GPS dan aplikasi pelaporan, pekerjaan menjadi lebih terstruktur dan terorganisir. Melalui langkah-langkah persiapan dan arahan yang sistematis, diharapkan kegiatan patroli rutin tidak hanya dapat meningkatkan keamanan, tetapi juga membangun kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum.

Partisipasi dan peran masyarakat dalam patroli keamanan sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Dalam konteks ini, masyarakat tidak hanya sebagai objek pengamanan, tetapi juga sebagai subjek yang aktif berkontribusi dalam menjaga ketertiban. Salah satu cara partisipasi masyarakat dapat diwujudkan adalah melalui pembentukan kelompok-kelompok patroli swakarsa yang melibatkan warga setempat. Kelompok ini berfungsi untuk melakukan pengawasan secara rutin dan melaporkan berbagai potensi gangguan keamanan kepada pihak berwenang. 

Dengan adanya partisipasi ini, masyarakat akan merasa lebih memiliki tanggung jawab terhadap keamanan lingkungan mereka. selanjutnya, peran masyarakat juga dapat tercermin dalam program-program sosialisasi yang mengedukasi warga tentang pentingnya menjaga keamanan bersama. Dalam kerangka ini, keterlibatan masyarakat tidak hanya terbatas pada saat terjadinya masalah, tetapi juga berorientasi pada langkah pencegahan. 

Oleh karena itu, sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat sangat diperlukan agar patroli yang dilakukan dapat berjalan efektif. Melalui kolaborasi ini, diharapkan tercipta peningkatan rasa aman yang berkelanjutan serta kepedulian sosial yang tinggi di antara warga, yang pada gilirannya akan memperkuat solidaritas dan ukhwah antarwarga di suatu komunitas.

Pada proses patroli yang dilakukan oleh tim keamanan, fokus utama adalah untuk memastikan keamanan dan ketertiban di area yang menjadi tanggung jawab. Proses patroli dimulai dengan penentuan rute yang strategis, di mana petugas bertugas untuk memantau aktivitas mencurigakan dan mengidentifikasi potensi ancaman. 

Selama patroli, tim seringkali menggunakan teknologi terkini, seperti drone dan sistem pemantauan berbasis kamera, untuk mendukung observasi di lapangan. Selain itu, laporan harian yang mendetail disusun untuk mencatat semua temuan yang ditemukan selama patroli, termasuk berbagai insiden yang berpotensi mempengaruhi keselamatan publik. Tim juga berinteraksi dengan masyarakat setempat guna mendapatkan informasi tambahan mengenai lingkungan di sekitar dan untuk meningkatkan kesadaran terhadap faktor-faktor keamanan. 

Penemuan terkait pelanggaran hukum, seperti vandalism atau penyalahgunaan narkoba, akan segera dilaporkan kepada pihak berwenang untuk ditindaklanjuti. Dengan pendekatan yang sistematis dan profesional, proses patroli tidak hanya berfungsi sebagai upaya preventif, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun hubungan positif dengan komunitas dan mendorong partisipasi aktif dalam menjaga keamanan lingkungan.

Pelanggaran yang terjadi di lokasi penutupan harus ditangani dengan cepat dan efisien untuk memastikan keselamatan serta kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Tindakan pertama yang perlu diambil adalah melakukan identifikasi terhadap jenis pelanggaran yang terjadi, baik itu pelanggaran administratif maupun pelanggaran keselamatan kerja. Setelah identifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap dampak dari pelanggaran tersebut.

 Dalam konteks ini, penting bagi pihak berwenang untuk mengadakan investigasi menyeluruh untuk mengumpulkan bukti-bukti yang relevan. Penanganan pelanggaran dapat melibatkan beberapa aspek, seperti pemberian sanksi, pengawasan tambahan, atau bahkan penutupan permanen dari lokasi, tergantung pada tingkat keparahan pelanggaran. Selain itu, komunikasi yang jelas dan terbuka dengan semua pihak terkait, termasuk karyawan dan masyarakat sekitar, sangat penting untuk menjaga transparansi dalam proses ini. Menerapkan tindakan pencegahan di masa depan juga harus menjadi bagian dari rencana tindakan, termasuk pelatihan dan sosialisasi mengenai peraturan yang ada. Tujuan keseluruhan dari tindakan dan penanganan ini adalah untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sesuai dengan regulasi yang berlaku, sehingga mencegah terjadinya pelanggaran serupa di masa yang akan datang.

Penutupan lokasi tangkap gurita memiliki manfaat jangka panjang yang signifikan bagi keberlanjutan ekosistem laut dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Dengan memberikan waktu bagi populasi gurita untuk pulih, penutupan ini dapat meningkatkan biomassa dan keragaman spesies di area tersebut. Untuk itu, pengelolaan yang lebih baik terhadap sumber daya ini dapat mengurangi tekanan terhadap populasi gurita, yang seringkali dieksploitasi secara berlebihan. 

Pengembalian keanekaragaman hayati di habitat yang dilindungi dapat memperkuat jaringan makanan laut dan meningkatkan kesehatan ekosistem secara keseluruhan. Tidak hanya itu, penutupan lokasi tangkap gurita juga membuka kesempatan untuk penelitian dan pendidikan lingkungan yang lebih mendalam. Masyarakat lokal dapat menjadi lebih sadar akan pentingnya konservasi laut dan berperan aktif dalam pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. 

Dalam jangka panjang, ini dapat mendorong pengembangan ekonomi berbasis ekowisata, yang menawarkan alternatif pendapatan bagi nelayan, sekaligus memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati kekayaan laut yang sama. Oleh karena itu, penutupan lokasi tangkap gurita tidak hanya menguntungkan secara ekologis, tetapi juga memberikan dampak positif secara sosial dan ekonomi bagi komunitas pesisir.

 

Oleh : Jhuan Mari

Patroli Rutin di Lokasi Penutupan Tangkap Gurita: Langkah untuk Keberlanjutan Read More »

Kunjungan Belajar ke Komunitas, Pengurus Tananua Flores Apresiasi terhadap 7 Mitra CSO Misereor

Dok YTNF

Ende, Tananua Flores | Dalam menjalin gerakan advokasi untuk penguatan hak rakyat atas pembangunan, Ketua Pengurus Yayasan Tananua Flores Hironimus Pala memberikan Apresiasi kepada 7 mitra CSO Misereor atas kunjungan belajar(Join Learning Workshop) ke Yayasan Tananua Flores. Apresiasi tersebut diberikan atas pemilihan tempat sebagai kegiatan belajar bersama dari ke 7 mitra Misereor di Indonesia selama 4 hari.

“Saya Apresesia terhadap Teman-teman mitra CSO dan SATARA yang mempercayakan kepada Tananua Flores sebagai tempat kegiatan belajar  kali ini, Selamat datang di wilayah kami dan saya berharap peserta CSO dari semua mitra dapat berproses secara baik dan dapat berbagi kerja-kerja sukses bersama komunitas masyarakat Desa ada di desa dampingan kita”,Ucap ketua pengurus Tananua.

Hironimus ketua pengurus mengatakan Yayasan Tananua Flores merasa sangat terhormat mendapat kunjungan dari para mitra apalagi sampai berkunjung ke masyarakat desa yang menjadi bagian dari kerja-kerja  pendampingan oleh Tananua.

“Kami Tananua Flores merasa sangat terhormat Ketika dikunjungi oleh para mitra, apalagi kita juga akan mengunjungi ke Desa Rutujeja sebagai salah satu Desa dampingan Tananua dalam Kerjasama dengan MISEREOR dengan Program PSDABM (Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat)-Sustainable Livelihood,”katanya.

Kunjungan belajar tersebut diselenggarakan selama 4 hari dari tanggal 9-12 september 2024 di Ende dan Desa Rutujeja. Mitra yang terlibat Bina Desa-Jakarta, Gemawan-Kalimatan, JPIC-Kalimantan, JPIC-Ruteng-NTT, Tananua Flores-NTT, SATTARA-Jambi, CAPPA-Jambi, WAHLI-Jambi, dan juga Tim Misereor-German.

Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi pengalaman sukses dan gagal melindungi multikrisis di kampung serta Membangun strategi advokasi bersama. Kegiatan Belajar bersama (Join Learning) yang diselenggarakan di Ende dengan Tananua Flores sebagai Panitia Tananua Flores.

Sementara itu Koordinator IJL Tian Manager Program SATARA-Jambi mengatakan bahwa kegiatan kunjungan belajar bersama masyarakat ini sudah dipersiapkan kurang lebih 3 bulan berdasarkan kesepakatan semua Mitra.

Jadi,kegiatan ini akan mencapai beberapa hasil rekomendasi untuk keberlanjutan kegiatan kunjungan belajar bersama( Join Learning) antara lain Peta Landscape Kebijakan dan Regulasi yang Berdampak, Peta Krisis Kampung akibat kerusakan ekosistem, perubahan iklim dan kerawanan pangan, Cerita Perubahan dalam mengelola krisis kampung (People Led Development) dan Rumusan Strategi Advokasi Bersama untuk melindungi hak-hak rakyat atas pembangungn.

Kemudian sambung Herman Rupp mengungkapkan Advokasi harus dilakukan dengan Komunikasi yang baik. Komunikasi mengembangkan organisasi harus yang positif dengan menyorotkan pada solusi-solusi yang ditawarkan

“Kita berkomunikasi harus dapat mengembangkan organisasi secara positif, dalam advokasi harus memberikan solusinya. Komunikasi tidak hanya melihat Niat Anda tetapi niat dari mitra anda dan advokasi Tidak menyodorkan Masalah tetapi menyodorkan solusiny,”Ucap Rupp

Selain itu Cristine perwakilan dari mesereor Jerman mengatakan bahawa isu kemiskinan, system pangan, mewujudkan kehidupan yang beradilanan terhadap iklim dan melindungi keanekaragaman hayati masih relevan, namun dukungan Misereor mulai konsentrasi memperthankan dinamika yang terjadi di Negaranya Sendiri sebagai dampak dari perang Rusia-ukraina dan juga dampak Covid-19.

Dia menuturkan saat ini “Anda semua harus mulai cari cara seperti bagaimana melobi pemerintah beserta lembaga perlemen dan lainnya kemudia jangan berhenti disini dan terus menerus melakukan lobi,”tutur Cristine.

Lanjut Cristine Meningkatkan kesadaran secara terus menerus terkait apa yang dibutuhkan oleh masyarakat kita yakni Kampanye sosial, konferensi pers dan penyadaran melalui media dan kegiatan yang melibatkan banyak orang.

“Saya berharap Lembaga anda lebih mandiri melakukan menghemat uang dan mencari kontribusi local dan keuangan yang lebih baik dan Tantangan bahwasannya berkomunikasi dengan baik dan berkoordinasi membuat kita lebih tanggu ke depannya. Kita harus selamat bersama-sama dengan kesadaran bersama-sama, atau tidak ada yang selamat,”tutupnya.

Lebih jauh Tim Misereor Jerman  itu menegaskan Kemiskinan, kemarosotan moral, dan penderitaan merupakan salah satu bagian bumi yang diam-diam akan menjadi tempat berkembangnya masalah- masalah dan pada akhirnya akan mempengaruhi seluruh planet.”tegasnya.

****Heri Se****

 

Kunjungan Belajar ke Komunitas, Pengurus Tananua Flores Apresiasi terhadap 7 Mitra CSO Misereor Read More »

Misereor/KZT-German Gelar Pelatihan Mobilizing Support untuk 9 mitra CSO Indonesia bagian Timur

Dok. Heri Se kegiatan MS 15 Juli 2024. SatunamA-Jogja

Yogyakarta, Tananua Flores| Dalam rangkap Mobilisasi dukungan dari 9 mitra CSO dari Indonesia bagian Timur  Misereor/KZT-German menyelenggarakan kegiatan pelatihan sebagai bentuk persiapan tantangan-tantangan situasi mendatang. Kegiatan tersebut difasilitasi oleh Yayasan SATUNAMA Yogyakarta selama 8 hari efektif, yang dimulai sejak 22 Juli 2024 sampai dengan tanggal 30 Juli 2024.

Yayasan Tananua Flores salah satu CSO mitra MISEREOR di kepulauan Flores- NTT-Indonesia yang berlokasi di Ende mengirim 2 (dua) orang staf untuk terlibat dalam pelatihan Mobilizing Support III Change the Game Academic tersebut.

Sebagai CSO local yang hadir sejak 34 tahun silam itu tetap berkomitmen dengan Isu Pemberdayaan komunitas petani/nelayan dan isu mitigasi dan adaptasi lingkungan hidup  dengan mendorong isu Konservasi Lingkungan berbasis Masyarakat.

Menurut Yayasan Tananua Flores dari hasil kerja lapangan serta mengadvokasi persoalan masyarakat Isu ini diyakini masih sangat relevan dengan sumberdaya lembaga dan kepentingan global. Misereor merupakan salah satu lembaga internasional di jerman yang memberikan dukungan utama kerja-kerja Tananua Flores.

Kegiatan Pelatihan ini menjadi titik awal sebuah perjalanan panjang oleh semua CSO untuk terus berlanjut.

Manager Program Yayasan Satunama Ariawan mengatakan Mobilizing Support adalah upaya menggerakkan berbagai pihak untuk mendukung tujuan bersama, penting bagi CSO/CBO untuk mencapai perubahan positif. Pada poin ini melibatkan pengumpulan, pengorganisasian, dan penggerakan dukungan dalam berbagai konteks, seperti sosial dan advokasi.

Dirinya, menegaskan dengan melibatkan publik, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya, mobilisasi dukungan untuk memperkuat argumen dan memperluas pengaruh politik bisa mencapai perubahan yang diinginkan.

Lanjut Ariawan, Mobilisasi Dukungan juga memungkinkan pengumpulan individu atau kelompok dengan minat atau tujuan yang sama, meningkatkan visibilitas, akses ke sumber daya, dan kekuatan tawar.

Peserta CSO yang terlibat dalam kegiatan pelatihan itu terdiri dari Yayasan Harapa Sumba-NTT, Yayasan Sanpukat Maumere-NTT, Yayasan Cannosa Malaka-NTT, Yayasan Kita Juga Manggarai Barat-NTT, Yayasan Sehati Manggarai-NTT, Yayasan Tananua Flores-NTT, Universitas Katolik Waitabula-NTT, SKPKC-Fransiskn Papua dan Yayasan Dedikasi Tjipta Indonesia (PERMATA)-Gowa Sulawesi Selatan. Dari Sembilan (9) Mitra dari Indonesia Timur saling berbagi dan memberi spirit-kolaboratif dengan berbagai isu yang dikerjakan bersama komunitas tapak.

Koordinator bidang Pelatihan Satunama Debora Dwi mengatakan Sebagai mitra nasional Program Change the Game Academy (CtGA) di Indonesia, SATUNAMA Yogyakarta berupaya membantu meningkatkan kemampuan dan kapasitas organisasi-organisasi masyarakat sipil, organisasi komunitas berbasis masyarakat, dan kelompok swadaya dalam hal Mobilizing Support (MS). Kegiatan pelatihan ini salah satu program yang diagendakan bersama dan fokus pada meningkatkan pengetahuan, keterampilan,  sikap melalui metode pelatihan partisipatif-adaptif yang didukung oleh teknologi.

Khusus pelatihan Mobilizing support, mencakup beberapa langkah-langkah trajectory yakni: Pertama, pertemuan pengantar (Leaders Meeting) merupakan kesempatan bagi pimpinan organisasi untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada anggota tim yang akan terlibat dalam pelatihan, serta memastikan bahwa organisasi memiliki kesiapan untuk mengikuti pelatihan dengan maksimal. Pertemuan ini, pimpinan organisasi dapat membahas strategi dan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah pelatihan selesai, serta memastikan bahwa seluruh anggota tim memahami tujuan dan manfaat dari pelatihan yang akan diikuti.

Kedua pelatihan tatap muka (Face to face training). Kegiatan ini dilakukan selama 8 hari kick off dari tanggal, 22-30 Juli 2024 yang berlokasi di balai pelatihan SATUNAMA-Jogjakarta, dengan tujuan memberikan pengetahuan dan skill yang dibutuhkan dalam ranah Mobilizing support. Ini merupakan pelatihan untuk membekali peserta dengan berbagai pengetahuan fundamental dan strategis serta keterampilan Mobilizing support.

Ketiga, Tindak Lanjut Coaching. Pasca pelatihan tatap muka selesai, peserta akan menjalankan aktivitas/project Mobilizing support bagi lembaganya dan akan mendapatkan coaching selama 11 bulan. Tahap ini merupakan program coaching yang bertujuan untuk membantu peserta pelatihan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan membangun sikap dan mindset (pola pikir) yang tepat pada diri peserta pelatihan.

Keempat, Graduation (Face to face) Trajectory Pelatihan Mobilizing support akan ditutup dengan pelaksanaan MS Graduation selama 2 hari yang merupakan bagian dari pembelajaran, peningkatan keterampilan dan pembangunan mindset sebagai seorang (Game Changer).

Lanjut Debora “Keseluruhan trajectory berlangsung selama 11 bulan, dimulai sejak Pertemuan Pengantar (Leaders Meeting) dilakukan. Trajectory ini dimaksudkan untuk memberikan secara penuh, tidak hanya materi pelatihan namun juga memberikan keterampilan serta membangun mindset terkait yang dapat mendukung keberlanjutan kerja-kerja organisasi CBO, CSO dan kelompok Swadaya.

Dok. Heri Se kegiatan MS 15 Juli 2024. SatunamA-Jogja

Kunjungan Lapangan Mitra SATUNAMA.

Ada hal menarik untuk menjadi pembelajaran penting dalam mengembangkan MS ini yakni belajar dari Yayasan Kebaya . Poin pentingnya adalah berkolaborasi dengan semua stakeholder yang ada disekitar komunitas, pemerintah dari level tapak sampai Nasional, Akademisi (professor dan kampus) dan juga Dokter, sehingga terus eksis sampai sekarang.

Selain itu Tantangan  yang dihadapi SANKEBAYA ada keberlanjutan lembaga dan regenerasi kepemimpinan masa depan yang militant dan memiliki pession serta keberlanjutan, sehingga system yang dikembangan sekarang lebih terbuka dan tersistematis untuk keberlanjutan lembaga.

Pada kegiatan pelatihan MS peserta diperkuat dengan Teknik-teknik membuat berita dan video sebagai model dan Bahasa advokasi untuk kampanye dan promosi kerja-kerja bersama untuk menjacapi tujuan bersama.

Pupu Perwaningsi Koordinator/Konsultan program untuk mitra Indonesia mengungkapkan bahwa Latihan MS ini terjadi didasari hasil refleksi tahunan MISEREOR yang melihat Lembaga-lembaga yang terus bergantung pada Donor dan belum memiliki kemandirian yang berkelanjutan dalam penelolaan program atau isu yang dikerjakan.

Konsultan Misereor itu mengharpakan semua dari Latihan ini bisa memberi dampak pada masing masing organisasi mitra untuk berpikir dan memulai menggerakan lokomotif sumberdaya (potensi) organisasi secara efektif.

“Saya mengharapkan kita semua dari Latihan ini bisa memberi dampak pada masing masing organisasi mitra untuk berpikir dan memulai menggerakan lokomotif sumberdaya (potensi) organisasi secara efektif,Mabilizing support akan kelihatan jika kita bekerja sungguh-sungguh secara secara kolaboratif”, Ungkapnya.

Oleh : Heri Se

Misereor/KZT-German Gelar Pelatihan Mobilizing Support untuk 9 mitra CSO Indonesia bagian Timur Read More »

Translate »