Misereor Gelar Pelatihan Local Fundraising Batch IV Change the Game Academy

Beranda Catatan Kita Editorial Informasi Program
Dok.Halimah, Kegiatan Pelatihan LFR

Bali, Indonesia. Tanaua Flores | Sebanyak 13 NGO mitra Misereor Indonesia bagian tengah dan timur mengikuti pelatihan Local Fundraising – Change the Game Academy yang digelar oleh Misereor yang bekerja sama dengan SATUNAMA .

Dalam Pelatihan tersebut yang menjadi trainer/Fasilitator Langsung oleh  SATUNAMA yang dilaksanakan selama 5 hari di denpasar pada (22-26/4).

Peserta yang terlibat dalam kegiatan pelatihan antara lain utusan Magdalena Canossa Nurobo – Malaka, Yayasan Komodo Lestari Indonesia – Manggarai Barat, Yayasan Karya Murni – Ruteng,Yayasan Persekolahan Umat Khatolik – Sikka, Perguruan Tinggi UNIKA Waetabula,Yayasan Harapan Sumba,Yayasan Tananua Flores – Ende,Yayasan Dedikasi Tjipta Indonesia – Makasar ,Yayasan Kita Juga – Manggarai Barat,Perkumpulan Suara Papua  – Papua,Yayasan Frans Lieshout Papua ( YAWU PAPUA ),JPIC SVD Ruteng dan SKPKC Fransiskan Papua

Program pelatihan ini dirancang secara menyeluruh dengan fokus pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta. Metode pelatihan secara partisipatif-adaptif menjadi landasan utama, didukung oleh pemanfaatan teknologi sebagai sarana pendukung. Pendekatan ini memungkinkan para peserta untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran, dan menjadikan pelatihan lebih relevan sesuai dengan dinamika kebutuhan masyarakat.

Pelatihan LFR IV ini diselenggarakan melalui kerjasama SATUNAMA bersama Misereor dan Kindermissionswerk. Peserta pelatihan merupakan organisasi-organisasi mitra Misereor dan Kindermissionswerk di Indonesia yang akan mendapatkan penguatan kapasitas terkait Local Fundraising.

Pelatihan ini dijadwalkan sebagai langkah untuk terus memberikan pemahaman mendalam, keterampilan dan strategi dalam pengembangan sumber pendanaan lokal bagi mitra-mitra Misereor dan Kindermissionswerk di Indonesia. Dengan mengundang partisipasi lebih luas dari CSO, CBO, dan kelompok swadaya di seluruh Indonesia, pelatihan ini diharapkan dapat menciptakan dampak yang lebih besar dan berkelanjutan dalam memperkuat sektor nirlaba di tingkat lokal.

Pelatihan ini tidak hanya menjadi forum untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga sebagai wadah kolaboratif untuk merancang inovasi baru dalam mendukung pertumbuhan keberlanjutan organisasi masyarakat.

Selain itu, dengan pelatihan Local Fundraising, kedepannya dalam membangun dukungan yang lebih luas terhadap inisiatif dan program CSO/CBO akan semakin mampu menjalankan perannya dalam menciptakan perubahan yang positif di masyarakat.

SATUNAMA yang dipercayakan untuk menyelenggarakan kegiatan pelatihan ataupun kegiatan lain dalam mendorong peningkatan kapasitas antara sesama mitra berkomitmen untuk terus berlanjut dalam memperkuat kapasitas organisasi masyarakat di Indonesia.

Sementara sebagai Mitra Nasional untuk program CtGA di Indonesia, SATUNAMA bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pelatihan CtGA. Fokus utama pelatihan ini adalah memberikan penguatan dan pengembangan kapasitas bagi CSO dan CBO di Indonesia. Dua isu utama yang diangkat dalam pelatihan ini adalah Mobilizing Support (MS) dan Local Fundraising (LFR).

Situasi Terkini

Lembaga-Lembaga Swadaya  Masyarakat (NGO) menjalankan misi, visi dan programnya bersama masyarakat sumber pendanaannya selama ini sangat bergantung pada donor-donor luar negeri, termasuk mitra-mitra Misereor di Indonesia.

Kebergantungan pada donor yang sangat tinggi ini membuat Lembaga Lokal di indonesia tidak berkelanjutan dimana saat donor mengurangi atau setop bantuan dan tidak ada dana mandiri maka LSM-nya langsung bubar.  Di tambah lagi dengan kebijakan Negara lebih mengutamakan memenuhi kebutuhan dalam negeri, dan juga terkait dengan kebijakan bantuan bagi Negara-negara lain dilihat dari yang paling membutuhkan. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap ketersediaan dana di Misereor untuk mitra-mitra lokal di indonesia yang didukung oleh misereor.

Namun, pada Prespektif Misereor dan KMW ditemukan banyak mitra  penerima dana pemerintah Jerman  / BMZ melalui KZE yang masih kesulitan memenuhi persyaratan adanya kontribusi local sebesar 25 – 30 % akan sangat sulit untuk membantu Mitra dalam menutupi kekuarangan dana. Harus memulai dari kontribusi local dalam proyek yang diluncurkan.

Melihat masalah dan potensi diatas maka Misereor dan KMW memilki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan kapasitas mitranya dengan mempertimbangkan keberlanjutan organisasi. Maka langkah awal yang dilakukan adalah melakukan pelatihan bagi Mitra  tentang pelatihan  penggalangan dana local (Local Fund Raising/LFR) kerja sama dengan Yayayasan Satunama di Jogya.

Misereor juga memandang ini adalah sesuatu yang mendesak karena adanya tantangan global, pembatasan melalui peraturan dan kebijakan pemerintah, menyusutnya ruang bagi masyarakat sipil dan adanya kebutuhan diversifikasi pendanaan .

Tujuannya adalah agar mereka dapat melayani masyarakat dengan lebih efektif dan menciptakan perubahan yang berkelanjutan di berbagai sektor di Indonesia. SATUNAMA mengukuhkan kolaborasi strategisnya dengan menjadi Organisasi Mitra Nasional (NPO) untuk Wilde Ganzen Foundation melalui Program Change the Game Academy (CtGA). Keanggotaan ini, yang dimulai pada tahun 2022, menjadikan SATUNAMA sebagai mitra nasional untuk Indonesia dan anggota Change the Game Academy Global Alliance.

Langkah ini bukan hanya untuk memberikan dampak positif di tingkat nasional, tetapi juga untuk berkontribusi pada pengembangan CSO/CBO secara global bersama mitra internasional, membangun jaringan kolaboratif yang dapat memperkuat peran organisasi nirlaba dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, serta membuka pintu terhadap inovasi dan kolaborasi pengembangan sumber daya manusia dan kapasitas CSO/CBO di Indonesia dan skala global. Sementara sebagai Mitra Nasional untuk program CtGA di Indonesia, SATUNAMA bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pelatihan CtGA. Fokus utama pelatihan ini adalah memberikan penguatan dan pengembangan kapasitas bagi CSO dan CBO di Indonesia. Dua isu utama yang diangkat dalam pelatihan ini adalah Mobilizing Support (MS) dan Local Fundraising (LFR).

Tahun 2023 menjadi momentum bersejarah dengan terselenggaranya Pelatihan Change the Game Academy pertama di Indonesia, yaitu pelatihan Local Fundraising Batch I, yang diikuti oleh lembaga CSO, CBO, dan kelompok swadaya di berbagai wilayah Indonesia. Pelatihan ini menjadi titik awal sebuah perjalanan panjang yang terus berlanjut. Selama tahun 2023, pelatihan Change the Game Academy telah terlaksana 4 (empat) kali dengan 3 (tiga) kali pelatihan Local Fundraising dan 1 (satu) kali pelatihan Mobilizing Support. Jumlah peserta total pelatihan CtGA (LFR dan MS) telah mencapai 68 orang dari 33 organisasi yang berasal dari seluruh Indonesia.  Khusus untuk pelatihan Local Fundraising, dengan peningkatan kapasitas dalam ranah Local Fundraising, diharapkan bahwa organisasi-organisasi tersebut dapat mengembangkan sumber pendanaan mereka secara berkelanjutan, memperkuat keuangan mereka, dan meraih dampak yang lebih luas di masyarakat.

Dok.Halimah, (Diskusi paskah Pelatihan LFR di kantor Tananua)

Refleksi Tananua Flores

Secara organisasi Yayasan Tananua Flores dan semua  mitra Misereor berkembang  dalam memperkuat kapasitas masyarakat untuk penghidupan yang berkelanjutan.

Namun ada beberapa kelemahan utama yang dihadapi antara lain:

Pertama, Tananua Flores merupakan salah satu dari lembaga mitra peserta pelatihan yang sangat rentan karena 80% operasional organisasi dan program sangat tergantung pada donor asing. Dan apabila donor berhenti mendadak maka lembaga bisa langsung mati atau bubar.

Kedua, Tananua Flores bersama semua lembaga peserta pelatihan selama ini mengakses dana besar kerja sama Misereor dan pemerintah Jerman dengan dana talangan 30% sebagian besar dipenuhi Misereor. Dengan demikian mitra belum mampu memenuhi kontribusi 30% chas.

Ketiga, Tananua Flores dan beberapa lembaga mitra peserta pelatihan selama ini belum belum banyak memanfaatkan sumber dana nasional dan sumber dana local, penelitian dari suatu lembaga menyatakan Indonesia Negara penderma di dunia.

Harapan tananua flores dari hasil refleksi terkait situasi kekinian dari organisasi pemberdayaan masyarakat yakni :

Pertama, Agar yayasan tetap hdiup dan berkembang bersama masyarakat maka sangat penting adanya dana mandiri organisasi.

Kedua, Untuk mendapatkan dana mandiri maka yayasan perlu menggalang Dana-dan dari pemerintah dan juga penggalangan dana lokal dari masyarakat sekitar.

Ketiga, Setiap organisasi perlu memasukan  program penggalangan Dana lokal dalam organisasi masing-masing.

Ke empat, Setiap organisasi perluh membentuk tim penggalangan dana lokal.

Oleh : Hironimus & Halimah


Eksplorasi konten lain dari Tananua Flores

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *